webnovel

Farmakologi Cinta

Dikisahkan dua remaja SMA yang bersahabat. Danu yang tampan, pendiam, dan pintar, bersahabat dengan Pradita si cewek tomboy, tapi punya daya tarik tersendiri. Gara-gara kalah balapan, Pradita dihukum harus menjadi pacarnya Bara selama seminggu. Wah, beneran gak tuh pacarannya? Menurut para cewek-cewek, Bara itu adalah cowok tercakep dan terkeren seantero sekolah farmasi. Udah cakep, keren, tajir, model, pinter lagi. Aaah, sempurna banget sih? Gak juga. Bara juga punya kekurangan. Ia memiliki masa lalu yang tidak akan ia ceritakan pada siapa pun selain ... Pradita. Well, Danu tidak bisa tinggal diam melihat sahabatnya terjerat cinta pada cowok menyebalkan seperti Bara. Danu terus menerus mencari-cari kesalahan Bara hingga membuat Pradita jadi kesal. Padahal Danu sendiri sudah berpacaran dengan Arini, si gadis cantik manis seperti gulali. Pradita dan Danu jadi bermusuhan. Belum lagi, Pradita menjadi rebutan para laki-laki di sekolah. Jadi, sebenarnya Danu itu sayangnya sama Arini atau Pradita ya? Lalu, apa Bara sebenarnya sayang sama Pradita atau semua ini hanya sekedar permainan? Setelah lulus SMA, mereka semua berpisah dan menjalani hidup masing-masing. Suatu hari mereka saling bertemu kembali. Siapa sangka jika Pradita si gadis preman bisa berubah menjadi wanita yang anggun dan cantik jelita? Tidakkah Danu merasa menyesal karena sempat bermusuhan dengan Pradita? Akankah Danu mencoba untuk menyatakan perasaannya yang sebenarnya pada Pradita? Siapakah pria yang akan berhasil mendapatkan hati Pradita? Temukan kisah mereka hanya di Webnovel. PERHATIAN! Buku ini mengandung konten dewasa. Harap yang masih di bawah umur untuk tidak membaca buku ini. Bijaksanalah sebelum memilih bacaan Anda. Terima kasih. Silakan follow IG saya: santi_sunz9

Santi_Sunz · Masa Muda
Peringkat tidak cukup
405 Chs

208. Ingin Sendiri

Bara mengangguk. "Ya udah kalo gitu."

Akhirnya, setelah selesai beres-beres, Bara pun izin pulang ke hotel pada budhe-budhenya.

"Makasih ya, Budhe udah mau nerima Bara di rumah ini. Dan lagi, Budhe udah usahain ketemuin Bara sama mama," kata Bara setelah salim pada budhe-budhenya.

"Lah, bukan apa-apa itu," kata Budhe Gendis. "Memang sudah seharusnya seorang anak itu diterima di rumahnya sendiri. Eh, jangan ragu lagi buat datang ke sini ya. Bagaimanapun juga kamu kan bagian dari keluarga ini. Pokoe lain kali, kamu harus main ke sini lagi."

"Iya, Budhe. Bara pasti main lagi ke sini."

Budhe Ajeng menarik Bara ke dalam pelukannya, lalu menepuk-nepuk punggungnya beberapa kali dengan cukup keras.

"Bae-bae yo. Nanti kalau sudah di Bandung kabari ke Budhe ya. Tadi udah catet kan nomer teleponnya Budhe ya. Kalau ada apa-apa jangan sungkan telepon."

Bara kembali tersenyum lebar. "Iya, Budhe. Makasih ya."

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com