webnovel

Farmakologi Cinta

Dikisahkan dua remaja SMA yang bersahabat. Danu yang tampan, pendiam, dan pintar, bersahabat dengan Pradita si cewek tomboy, tapi punya daya tarik tersendiri. Gara-gara kalah balapan, Pradita dihukum harus menjadi pacarnya Bara selama seminggu. Wah, beneran gak tuh pacarannya? Menurut para cewek-cewek, Bara itu adalah cowok tercakep dan terkeren seantero sekolah farmasi. Udah cakep, keren, tajir, model, pinter lagi. Aaah, sempurna banget sih? Gak juga. Bara juga punya kekurangan. Ia memiliki masa lalu yang tidak akan ia ceritakan pada siapa pun selain ... Pradita. Well, Danu tidak bisa tinggal diam melihat sahabatnya terjerat cinta pada cowok menyebalkan seperti Bara. Danu terus menerus mencari-cari kesalahan Bara hingga membuat Pradita jadi kesal. Padahal Danu sendiri sudah berpacaran dengan Arini, si gadis cantik manis seperti gulali. Pradita dan Danu jadi bermusuhan. Belum lagi, Pradita menjadi rebutan para laki-laki di sekolah. Jadi, sebenarnya Danu itu sayangnya sama Arini atau Pradita ya? Lalu, apa Bara sebenarnya sayang sama Pradita atau semua ini hanya sekedar permainan? Setelah lulus SMA, mereka semua berpisah dan menjalani hidup masing-masing. Suatu hari mereka saling bertemu kembali. Siapa sangka jika Pradita si gadis preman bisa berubah menjadi wanita yang anggun dan cantik jelita? Tidakkah Danu merasa menyesal karena sempat bermusuhan dengan Pradita? Akankah Danu mencoba untuk menyatakan perasaannya yang sebenarnya pada Pradita? Siapakah pria yang akan berhasil mendapatkan hati Pradita? Temukan kisah mereka hanya di Webnovel. PERHATIAN! Buku ini mengandung konten dewasa. Harap yang masih di bawah umur untuk tidak membaca buku ini. Bijaksanalah sebelum memilih bacaan Anda. Terima kasih. Silakan follow IG saya: santi_sunz9

Santi_Sunz · Masa Muda
Peringkat tidak cukup
405 Chs

199. Mengunjungi Kantor Om Rinaldi

Pradita menuangkan sirup itu ke dalam mangkuk dan mengaduk-aduknya. Aroma pisang susu menguar, bersatu dengan aroma cincau dan nata de coco. Sungguh sangat menyegarkan. Kebetulan sekali udara di luar sangat panas, berbeda dengan udara di Lembang yang dingin.

Bara jadi bersemangat untuk melahap sirup cincau buatan Pradita. Mereka menuang cincau itu ke dalam gelas dan menikmatinya sambil duduk di ruang tamu. Pradita menyetel TV hanya untuk sekadar menghapus keheningan di antara mereka.

Pradita sibuk menyendok cincaunya sambil bergumam tanda nikmat. "Enak ya, Bar."

"Iya, seger banget. Kenapa ya kalau makan apa saja kamu, selalu jadinya tambah enak."

"Ah, masa?"

"Iya, bener. Abis kamu makannya kayak yang enak gitu. Aku kan jadi makin semangat deh," ujar Bara sambil tersenyum sementara mulutnya penuh dengan cincau.

Selesai melahap cincau dan mencuci gelas, waktu pun sudah menunjukkan pukul tiga lewat sepuluh menit.

"Yank, aku pulang dulu ya," kata Bara sambil nyengir.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com