Apa yang Bara katakan memang benar. Seharusnya, Pradita menguatkan hatinya untuk menghampiri wanita itu secara langsung.
"Iya sih. Habisnya aku gak berani, Bar. Gimana kalau aku salah?"
"Ya, mau bener atau salah, tapi seenggaknya kamu kan udah liat langsung. Kalau kayak gini, kamu nuduh mama kamu sembarangan tapi gak ada bukti. Kasian kan mama kamu."
Pradita jadi merasa bersalah. Ia telah menuduh ibunya sembarangan. Jika ia sampai berani bertanya mengenai pria lain yang tengah bersama dengan ibunya, bisa-bisa ibunya menjadi sedih dan sakit hati.
Pradita membaringkan tubuhnya di kasur sambil meringkuk dan memeluk gulingnya. "Jadi, gimana dong?"
"Ya udah, kamu lupain aja kejadian tadi siang sambil berdoa kalau apa yang kamu liat itu salah," ucap Bara sederhana.
"Ya udah deh kalo gitu. Aku pasrah aja deh."
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com