Selesai acara pemakaman, aku dan Habib tidak langsung pulang ke rumah. Kami duduk dulu di sebuah kursi panjang di bawah sebuah pohon besar dekat area pemakaman. Kebetulan, di pemakaman ini juga sedang kedatangan satu jenazah lain yang kurasa seorang tentara.
Ada peti yang di gotong beserta para tentara lain yang berbari di sekelilingnya. Aku tidak tahu upacara pemakaman tentara itu seperti apa, yang jelas mereka tetap di hormati sampai ajal sudah menjemput.
Bahkan peti matinya juga di hiasi bunga-bunga, belum lagi ada tenda untuk para pelayat dan keluarga yang sepertinya di perlakukan sangat istimewa. Dari kejauhan, bisa kulihat seorang wanita bersama anak lelakinya berdiri tegak sambil menahan air mata ketika tentara yang meninggal itu di masukkan ke liang lahat. Kurasa itu adalah anak dan istrinya.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com