Kututup pintu kamar dengan rapat lalu memutar kunci agar tidak bisa dibuka. Aku terkejut saat Habib benar-benar meminta haknya padaku malam ini. Kupikir dia hanya bercanda atau sekedar mencairkan suasana kaku saat dimobil, tapi ternyata dia sungguhan.
Tentu saja aku tidak mau. Saat Habib pergi ke kamar mandi untuk wudhu, aku lari ke kamar tamu di lantai bawah rumah kami lalu mengurung diri disini. Tidak, aku belum siap kalau harus melepas keperawananku sekarang. Itu hanya membuatku semakin sulit untuk menggugat cerai Habib nanti.
"Kenapa tiba-tiba Habib meminta haknya padaku? Bukannya dia sendiri yang bilang, kalau dia tidak akan memintanya sebelum dia berhasil membuatku jatuh cinta padanya?" Tanda tanya besar muncul dikepalaku sekarang.
Aku membulatkan mata ketika menyadari sesuatu. "Atau jangan-jangan, Habib sudah tahu kalau aku sudah mencintainya?!"
"El, kamu di dalam?"
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com