Indah selalu terbayang perkataan Rahma, kata demi kata yang meluncur dari mulut Rahma bagaimana mimpi buruk yang terus mengikutinya. Namun sekuat apapun dirinya ingin berpisah dari Rudi, sesalah apapun Rudi, semenyakitkan apapun perbuatan Rudy padanya, saat melihat wajah Rudy ,dirinya akan langsung melupakan semuanya.
Indah tidak tahu ada apa dengan hatinya. disisi lain setiap ada lelaki yang mendekatinya untuk serius selalu dirinya tolak. seperti apapun lelaki itu, bagi Indah hanya Rudy seorang dimatanya.
Hari ini Indah sangat gembira menantikan sahabat baiknya yang bermukut pedas. Ya...hari ini Rahma pulang.
"aku tidak sabar untuk bertemu denganmu Ra" gumam Indah lirih. "mau ada tamu kah ndah?" Tanya sang mamak saat melihat sang anak sibuk. "iya mak, anak mamak yang jauh mau datang" kata Indah sambil tersenyum. Indah tahu bagaimana orang tuanya menyayangi sahabatnya itu. "siapa??,mamak jadi penasaran" kata sang mamak sambil mendekati putri satu - satunya itu. karena kedua saudara Indah adalah lelaki semua.
"siapa lagi mak..." kata Indah masih dengan senyum simpul. "maksud kamu Indah? bagaimana kabar Indah sekarang? Ya Allah Indah masih mau main kesini" kata sang mamak terharu.
(sebenarnya mereka berdua punya nama yang sama, dengan pangilang yang sama, nama Indah adalah Indah Nurul,,sementara Rahma bernama Indah Rahma,.Rara hanya pangilan antar mereka untuk membedakan mereka berdua saat dipangil, namun kalau dirumah,,pangilannya sama - sama Indah)
"mamak,, kok rasanya jadi lebih antusias?" Tanya Indah dengan tersenyum. "iya lah,,Indah lebih enak diajak ngobrol dibanding kamu" kata sang mamak lagi.sambil sibuk menyiapkan beberapa makanan yang dulu menjadi kesukaan Rahma.
"iya mak,,Indah juga lebih pandai dari anak mamak ini, dulu tiap semester nilai nya selalu A,A+,,bahkan saat dapat nilai B, dia akan sedih, padahal bagi anak mamak ini nilai B udah bagus banget" kata Indah.
Dari semua sahabat Indah, memang Rahma lah yang Paling beda, saat yang lain Hangout,,Rahma lah yang satu - satunya menolak. Bahkan hanya sekedar makan diluar saja Rahma selalu menolak. Jika Indah dan sahabatnya yang lain selalu bingung dengan baju apa yang akan mereka kenakan, sepatu tas dll, Rahma berbeda. Dirinya hanya memakai pakaian kasual yang Itu - itu saja. bahkan mereka sampai hafal baju apa yang akan dipakainya. Rahma juga selalu memakai tas punggung ,bahkan Rahama tidak pakai make up sama sekali.
Sejujurnya Rahma bukan lah sahabat terdekatnya, namun entah sejak kapan Rahmalah yang selalu ada untuk dirinya. Dahulu setiap orang dikampus selalu memanggil dirinya Indah si cantik, sedang Rahma, Indah gemuk. karena Rahma memang Punya badan yang tinggi besar.
"Indah itu, dia anaknya dewasa banget dulu" kata sang mamak memecah lamunan Indah. "iya mak,,dia memang seperti itu" kata indah.
Setelah menunggu beberapa jam,,akhirnya datang juga seorang yang sangat dirindukan. tentu saja yang pertama menyambut adalah sang mamak yang langsung memeluk Rahma sambil menangis. "Alhamdulillah...nduk...kamu sampai sini lagi" taka sang mamak sambil menangis. Indah juga terharu menyaksikannya. setelah sang mamak melepas pelukannya kini Rahma bersalam kepada bapaknya, hal yang sama juga dilakukan sang bapak, meski tidak memeluk namun tepukan lembut dikepala juga mata yang tak sangup menahan air mata juga terjadi sama bapaknya. " ya Allah...terima kasih , Kau pertemukan lagi dengan anak gadisku yang satu ini" kata sang bapak. Rahma juga penuh haru bertemu dengan kedua orang tua Indah. "Kangen banget Indah sama bapak sama mamak,,sama kangennya kayak orang tua Indah sendiri" kata Indah masih memeluk mamak. " maksudmu,,kamu tidak kangen aku, orang yang selalu kamu marahi" kata Indah sambil memeluk sang sahabat.
setelah kangen - kangenan selesai, kini Indah sama Rahma dikamar Indah.
"jadi gimana?" Tanya Rahma pada Indah. "seperti yang kamu tahu, aku belum tega memutuskannya" kata Indah lirih. "tidak masalah,,minta bertemu dengan dia, kamu bilang padanya untuk tidak menghubungimu lagi, sebelum statusnya sebagai duda" kata Rahma tegas.
perkataan Rahma sejujurnya memang mengejutkan Indah, dirinya tidak menyangka Rahma akan mengatakan itu, dirinya Kira Rahma akan memarahinya lagi. "kenapa?" Tanya Indah tanpa sadar. "heum...maksudnya kenapa?" Tanya Rahma balik bertanya. "kenapa kamu tidak marah lagi padaku" kata Indah lagi.
"setelah aku pikir lagi, tidak mungkin memintamu meninggalkan dia, karenanya tidak perlu tinggalkan, cuma minta kepastian aja. sekarang kamu telpon dia, minta ketemu, nanti aku temani ketemu dia, tapi...dari jauh" kata Rahma. Dan diangguki setuju oleh Indah.
setelah membuat janji dengan Rudy, Indah juga Rahma segera bergegas. dan syukurlah mereka datang lebih dulu dari pada Rudy. "jadi nanti aku harus ngomong apa?" Tanya Indah pada Rahma. " bilang padanya untuk jangan menemuimu, jangan menghubungimu, sebelum akta cerai ada ditangan" kata Rahma memberi tahu.
setelah melihat Rudy dari jauh Rahma segera duduk dimeja yang lain.
" sayang,,mas seneng banget tahu...pas mas, lagi kangen kamu nelpon minta ketemu" kata Rudy sembari tersenyum manis. "mas..mau makan apa?" Tanya Indah. "bakso saja, yang...mas kenyang lihat senyum kamu" kata Rudy lagi. "kalau kita nikah nanti, adek bakal kelaparan lah mas" kata Indah pada Rudy. "loh....kenapa sayang, mana mungkin mas biarin kamu kelaparan" kata Rudy sambil mengengam tangan Indah. " habisnya mas akan kenyang kalau melihat senyumku, nah aku gimana" kata Indah yang membuat Rudy tertawa keras.
setelah selesai makan, Indah menatap Rudy lekat. ' harus bisa Indah, benar kata Rahma, aku tidak bisa terus seperti ini' batin Indah menguatkan dirinya. "sayang....kenapa sayang menatap mas seperti itu?" Tanya Rudy sambil menyentuh wajahnya. "mas....bolehkan adek minta sesuatu?" Tanya Indah lirih. tanpa mengalihkan tatapannya dari wajah sang lelaki yang dicintainya itu. " katakan lah sayang, apapun akan mas lakukan" kata Rudy tanpa pikir panjang. " apapun?" Tanya Indah sangsi
" iya sayang,,apa pun" kata Rudy meyakinkan.
" baiklah...mas, jika memang kau mencintaiku, mama jangan temui aku lagi, jangan telpon aku, jangan sms aku jangan wa aku" kata Indah sambil menahan air matanya. "tapi kenapa sayang,,mas ndak bisa, mas tidak bisa melakukanya" kata Rudy lirih sambil mengengam tangan Indah. "mas...mas tahu,,adek sekarang tidak lebih hanya seorang simpanan, kalau mas memang mencintai sdek, jangan jadikan adek simpanan lagi mas, mas lepasin adek mas, biarkan adek cari kebahagiaan adek sendiri tanpa mas" kata Indah dengan derai tangis yang sudah tidak karuan.
"sayang,,dengerin mas...kamu bukan simpanan sayang, kamu yang pertama dihati mas" kata Rudy meyakinkan. "tapi aku tidak mau no satu dihati, aku mau no 1 dihati juga dihidupmu" kata Indah lagi.
Jangan Tanya dari mana Indah bisa dapat kata - kata itu. kalau Rudy menoleh kebelakang, dirinya akan menemukan Rahma dengan kertas besar dan tulisan disana. tulisan kata yang diucapka. Indah pada nya. "sayang....kamu kan tahu....kondisi mas" kata Rudy lemah. " karena aku tahu mas,aku tahu kondisi mas, karenanya jangan pernah temui aku lagi, bahagialah dengan istri mas, jikalau memang kita jodoh mas akan datang kembali dengan akta cerai ditangan, juga saat itu aku tidak dengan orang lain" kata Indah sambil berlalu pergi. dirinya akan segera luluh kalau lebih lama disana.