webnovel

Chapter 28 My Model

"Bagaimana tur mu Candy? Apa kau setuju ingin menjadi model?" kata Roiyan yang berbicara denganya di dalam mobil yang ia kemudikan sendiri.

Tadi Clara memberikan Neko pada Roiyan karena Roiyan yang meminta Neko di ambil. Dia ingin berjalan jalan dengan Neko.

Sebelum nya Clara keluar bersama Neko dari rumah Ariana.

"Baiklah sister, lihat itu, orang yang meminta mu keluar telah menjemput mu," kata Clara menunjuk mobil yang kebetulan datang.

Neko terdiam sebentar berpikir itu siapa. Lalu ketika seseorang keluar dari bangku supir, ia terdiam dengan mata sipitnya karena itu Roiyan.

Bukan suatu hal yang harus di kagumi karena itu hanyalah Roiyan dan sekarang ekspresi Neko tampak membosankan.

"Candy, mari pulang bersama ku," kata Roiyan.

Neko menghela napas panjang. "Tidak perlu repot repot, aku bisa meminta Tuan Kim menjemput."

"Jangan begitu Candy, aku datang kemari hanya untuk menjemput mu," kata Roiyan, lalu Neko menoleh ke Clara yang hanya tersenyum nyaman.

"Jangan khawatir sister, kau akan baik baik saja bersama kakak ku ini," tatap nya. Dengan begitulah Neko ikut dengan Roiyan dan berpisah dengan Clara.

--

". . . Mereka tidak bertanya begitu," balas Neko. Tadi Roiyan bertanya soal yang tadi apakah Neko setuju menjadi model dan Neko menjawab nya itu.

"Tentu nya mereka bertanya, kamu hanya lupa saja kalau mereka bertanya, tubuh mu sangat di cari banyak orang yang ingin mempelajari nya... Tak heran jika Clara juga kagum akan paras mu yang cantik," kata Roiyan.

"(Jika memang begitu, apakah alasan Matthew ingin mengukir ku, karena tubuh ku memang terlihat sama di mata semua orang termasuk milik nya, ha.... Kenapa aku jadi terus memikirkan nya... Apa ini karena aku ingin darah nya?)" Neko terdiam sambil memegang kening nya dengan menghela napas panjang.

"Kamu baik baik saja Candy?" Roiyan menatap.

"Aku baik baik saja..."

"Jadi bagaimana, kau ingin menjadi model? Aku bisa bilang pada mereka jika kau setuju."

"Kenapa kau juga ikut ingin aku menjadi model? Apa maksud mu?" Neko menatap dengan lirikan nya.

"Yeah.... Tubuh mu sangat cocok menjadi model sempurna, tubuh model yang dulu itu membosankan, kini waktunya hal baru bukan.... Hehe.... Sebenarnya, aku ingin kau di sini dan menjadi model di sini, dengan begitu, pekerjaan mu akan membuat mu di sini terus dan aku bisa bertemu dengan mu...." tatap Roiyan.

"Aku tidak tertarik untuk menjadi model disini, aku hanya akan kembali ke tempat ku dan membantu Tuan Kim," Neko membalas dengan sikap formalnya.

". . . Kenapa tidak? Kau tinggal di sini saja bersamaku Candy, ini pertama kalinya setelah 20 tahun tak berjumpa bukan?"

"Aku... Tidak bisa."

"Candy, aku selalu ingin bilang bahwa ketika aku mulai di beritahu soal kamu.... Yang memberitahu nya adalah ayah sendiri. Dia mengatakan bahwa kau gadis yang paling membanggakan, di sekolah yang kau pelajari, ayah sengaja menitipkan mu di asrama agar kau lebih bisa bergaul dengan banyak orang, tapi pihak sekolah bilang... Kau selalu sendirian dan ketika banyak yang kagum padamu, kau memaki mereka dengan sikap mu, aku tak menyangka kau yang malah menindas mereka," kata Roiyan.

Seketika Neko terkejut. "(Bagaimana bisa tahu, aku dulu memang begitu, tapi siapa yang mulai bukan aku... Apakah karena hal itu Tuan Ezekiel mengusirku.... Apakah hanya karena laporan dari pihak sekolah membuat nya mengusirku dari rumah nya... Tapi... Aku tak pernah melakukan hal itu... Apakah itu laporan palsu, sudahlah... Itu sudah berlalu.) Aku tidak peduli dengan hal itu, biarkan itu terjadi dan aku akan berdiri di samping masa depan," kata Neko.

"Masa depan yang seperti apa? Masa depan bersama keluarga Ezekiel? Kita bisa tinggal bersama dan menjadi keluarga, tapi mungkin pilihan lain mengatakan bahwa aku akan menjadi pasangan mu."

"Jaga mulut mu...." Neko langsung menyala.

"Baiklah jika memang begitu, sepertinya kamu memang agak agresif.... Bagaimana dengan ibu, kau mengingat nya? Apakah dia pernah mengatakan sesuatu pada mu terkahir kali?"

"Dia tak mengatakan apapun padaku untuk terakhir kalinya ketika aku pergi. Juga, dia sudah tidak ada."

"Dia memang sudah tidak ada dan kamu jadi tidak bisa bertemu dengan nya, tapi aku akan membawamu ke makam ibu, semasa dia hidup, dia selalu menghawatikranmu, kau seharusnya tidak pergi dari rumah atau dia tidak akan menderita karena dirimu," Roiyan menatap.

"(Lihat dan dengarkan ini, sifat manusia memang seperti ini... Ini juga bukan salah ku pergi dari kalian, kalian yang mengusirku kenapa malah menginginkan ku kembali lagi...)" Neko terdiam kesal.

Mereka sampai disebuah makam. Roiyan menunjukan makam milik ibu, di sana ada rak yang menyimpan debu abu milik ibu.

Neko berdiri dan menatap makam milik ibu. "(Jika dipikir pikir, ibulah yang paling bisa mengerti aku, dia bahkan memberiku solusi soal mata mengerikan ini.)"

"Oh, benar, apa kau memakai kontak lensa?" Roiyan menatap mata Neko yang berwarna hitam bukan merah.

"Ya, aku memakainya, mataku terlalu mengerikan untuk dilihat disini."

"Eh... Tapi aku ingin melihatnya, bukalah sekarang."

"Dari mana kau tahu mata ku bukan warna ini?"

"Mata milik mu merah kan, aku tahu itu, ayah bilang mata milik mu cantik tapi sebagian mengatakan itu akan menimbulkan kontroversi dan konflik tersendiri, padahal aku ingin melihat nya."

"Jika kau sudah tahu itu akan menimbulkan ketidakbaikan, kenapa kau ingin melihat nya, itu hanya akan membuat mu tambah berpikir bahwa aku ini mengerikan dan tidak layak untuk di lihat dengan mata yang seperti itu."

"Siapa yang bilang, kau selalu cantik, pertama kali bertemu aku bahkan tak percaya, siapa perempuan yang berdiri sangat cantik di dalam rumah dan di bawa oleh Tuan Kim, ketika aku tahu dan ingat bahwa Sister akan pulang ke rumah. Aku langsung senang dan memilih untuk mendekat. Jadi, bisa tunjukan mata milik mu sekarang," Roiyan mendekat.

"Tidak bisa, lebih baik kita pulang atau Tuan Besar akan mencari," Neko berbalik dan meninggalkannya.

"Oh Candy, aku juga hanya ingin bilang sesuatu," Roiyan malah menahan tangan Neko membuat Neko menoleh padanya dengan tatapan kesal.

"Bagaimana jika kita merubah hubungan kakak adik ini, aku tak mau menganggap mu kakak tapi aku akan menganggap mu pacar ku...." Roiyan menatap.

". . .  Ha? Apa maksud mu?"

"Aku tertarik padamu, aku jatuh cinta padamu, aku sudah menduga bahwa paras mu benar benar sangat menawan... Aku ingin menyentuh mu dimanapun, bisakah begitu?" Roiyan memegang pipi Neko.

Tapi Neko menyingkirkan tangan itu dan menolak nya. "Maafkan aku, tapi apakah kau bisa menerima sifat ku ini nanti?"

"Oh tentu, sifat mu sangat unik, begitu polos tapi tahu semuanya, benar kan..."

"(Sialan.... Jika bukan karena aku pura pura polos begini, aku tak akan sampai di tebak begitu...) Tetap saja tidak..."

"Oh Candy, ayolah... Ya... Aku mohon, paling tidak jadi pasangan ku ketika di depan banyak nya direktur nanti...."

"(Terserah, aku tetap tidak mau,)" Neko tetap berjalan duluan.

"(Sepertinya ini akan susah ya.... Mendapatkan hati perempuan itu benar benar harus bekerja keras, ini bukan berarti dia punya orang lain kan?)" pikir Roiyan.

Lalu saat Roiyan membuka pintu mobil untuk Neko, seseorang memanggil. "Roiyan..."

Mereka berdua menoleh, seorang wanita datang menghampiri.

"Yazu, kenapa kau ada disini?"

"Aku hanya berjalan jalan. (...Gadis?)" wanita itu tampak terdiam menatap Neko yang ikut terdiam dan hanya melemparkan tatapan tajam.

"Candy, kenalkan, dia Yazu... Dia adalah teman ku SMA, tapi kami sering bertemu setiap hari karena orang tuanya yang merawat makam ibu," kata Roiyan.

Lalu Yazu mengulur tangan, wajah nya seperti pura pura ramah. "Aku Yazu, senang bertemu dengan mu."

". . . Amai," Neko hanya membalas begitu dan tidak menerima uluran tangan itu sehingga Yazu menganggap nya sombong.

"(Ih, kenapa sombong sekali... Jika bukan karena berada di samping Roiyan, dia mungkin tidak akan bersikap begini... Tapi aku penasaran siapa dia...) Apa dia adikmu?" wanita yang bernama Yazu itu menatap ke Roiyan.

"Ah bukan, dia ini... Pacar manisku..." Roiyan merangkul Neko, seketika Neko terkejut.

"Pa, pacar?! (Pacarnya gadis kecil, aku lebih menarik dari dirinya,) Roiyan tapi aku..."

Smack...!!

Neko menyela dengan menampar Roiyan. Mereka menjadi terkejut.

"Aku... Tidak memintamu untuk mengatakan ini..." kata Neko dengan kesal.

"Candy, apa kau... Baru saja menampar ku?" Roiyan menatap tak percaya memegang pipinya yang merah karena tamparan keras tadi.

"Hei, berani sekali kamu menampar putra pertama dari Tuan Ezekiel, apa kau mau di hukum mati?" wanita tadi menatap kesal.

"Hentikan Yazu... Candy, maafkan aku," Roiyan menatap memelas.

Tapi Neko tetap kesal. "Inti dari ini semua adalah aku hanya ingin bilang bahwa aku tak mau memiliki hubungan dengan kalian lagi!! Keluarga Ezekiel bukan berhubungan dengan ku!! Jangan anggap aku remeh dan jadi gelandangan meminta pertolongan dengan murahan!! Aku bisa seperti ini juga karena usaha ku sendiri, kau pikir semua rasa sakit yang telah di berikan seseorang itu tidak lah menyakitkan, ini selalu menyakitkan!!" Neko berteriak.

Lalu Roiyan membuka mata lebar. "Candy, aku benar benar tidak tahu.... Apakah ayah yang melakukan nya? Ayah mengusirmu? Maafkan dia jika dia melakukannya, kami tidak menyalahkan mu karena pergi--

"Cukup!! Ini sudah tidak bisa aku terima!" Neko menyela lagi, seketika dia berlari pergi.

"Hah... Candy..." Roiyan terkejut dan mengejarnya.

"(Dia seenaknya mengatakan sesuatu seperti itu, semua lelaki seenaknya saja...)" Neko berlari tanpa melihat jalan.

"CANDY... KAU AKAN TERTABRAK!!..." terdengar Roiyan berteriak dari belakang. Neko menoleh kesamping ada truk berkecepatan tinggi mengerem mendadak dan menabraknya.

"Candy...!!" Roiyan terkejut.

Sementara itu Matthew tak sengaja menjatuhkan gelas pemesanan di kafe nya, dia terkejut sendiri.

"Matthew, apa yang terjadi?" Manajer mendekat.

"Maafkan aku, aku tidak sengaja menjatuhkan nya. (Kenapa perasaanku sama sekali tidak enak...)"

"(Inti dari ini semua adalah.... Biarkan aku sendiri... Melakukan balas dendam.)"