webnovel

Chapter 140 Trusted Guard

Hari selanjutnya Neko menatap kosong pada bekas pertarungan kemarin, di gudang pabrik itu masih ada banyak sekali darah dari kemarin tapi tak ada satupun mayat tersisa di sana. "(Aku masih belum yakin, dia melakukan semua ini,)" ia masih teringat pada Yohan, lalu kembali berjalan dan masih akan mengecek. Tapi siapa sangka ia melihat sebuah mobil di sana dan di samping mobil itu ada Matthew. Mereka berdua sama sama menoleh.

"Neko..." Matthew menjadi berwajah tak percaya lalu ia mendekat.

"K... Kau baik baik saja?"

"Hm... Apa maksudmu, apa kau ingin melakukan itu lagi, mintalah pada siapa jika kau memang ingin melakukan ini padaku. Merendah kan harga diriku," tatap Neko sambil menyila tangan nya.

"Apa maksudmu, apa kau mengira aku yang memerintah mereka, aku dalam perjalanan kesini dan kau sudah mengalahkan mereka semua, aku memang sudah tahu kau bisa melakukan perlawanan tapi cobalah pikirkan untuk apa aku mengirim mereka jika nanti hanya sia sia saja. Aku tahu kau adalah gadis yang tidak akan bisa menerima serangan yang tidak karuan, aku juga tahu batas nya seorang perempuan sepertimu... "

"Aku tidak peduli, kau pikir kau siapa, hanya karena kau membiarkanku tersiksa seperti ini kau meminta per ampunan padaku. Apa kau ingat kau berjanji apa padaku selama kita pertama kali bertemu!!!!" teriak Neko.

Lalu Matthew menjadi terdiam. Dia menjadi tak bisa berkata apapun, bahkan tak bisa membuka bibirnya.

"Cih...Tak bisa di harapkan, kau memang berbohong padaku soal permintaan mu untuk kembali lagi seperti dulu, dasar sampah," Neko menambah lalu berbalik berjalan pergi.

"Neko... Tunggu," Matthew menyusul dan menahan lengan nya.

"Lepaskan aku...." Neko menampar tangan Matthew.

"Aku mengerti hal ini, tapi bisakah kau juga mengerti, aku sedang ingin menolongmu. Dari awal aku sudah ingat semuanya, percayalah padaku... Kau gadis yang cantik... Aku mohon padamu beri aku kesempatan sekali lagi, aku tidak akan memasang tatapan yang sangat membosan kan padamu, aku akan memberikan darah ku sebanyak yang kau mau.. Jika kau lelah, duduk lah bersama ku menikmati suara malam yang sangat indah tanpa adanya pertengkaran, aku ingin seperti dulu lagi... Tidak... Tapi aku menginginkan lebih untuk bersamamu, di sampingmu... Aku bersumpah akan menolong mu untuk saat ini, jika dulu aku bersikap bodoh melupakan mu, aku mohon padamu kau adalah orang yang aku cintai," kata Matthew dengan menundukan wajah dan memohon pada Neko. Ia bahkan menjadi berlutut memegang tangan Neko.

Neko yang mendengar itu menjadi setengah terkejut Matthew mengatakan hal itu.

"(Dia mengatakan segala nya... Soal perasaan nya padaku, tapi mau bagaimana lagi... Aku juga tidak tahu harus apa... Dia tetaplah lelaki yang sangat keji memperlakukan ini padaku, kau pikir masa sulit itu mudah untuk dilupakan...)" dia terdiam tak bisa menjawab. Dengan lengan nya yang masih terpegang oleh Matthew Yang masih berlutut di bawah.

"Jika kau tidak setuju dengan perkataan ku, paling tidak sebelum kau benar benar pergi meninggalkan ku... Percayalah padaku bahwa aku bisa menolong kehidupan mu... Keterpurukan mu dan segala cinta yang akan aku berikan padamu... Akan aku tolong, aku tidak akan menggunakan kata berusaha tapi aku bisa menolong mu," Matthew menengadah. Lelaki itu benar benar sangat menginginkan rantai perikatan nya dengan Neko.

"(Dia benar benar bodoh, dia pikir dari awal aku peduli... Yang aku inginkan darinya dulu adalah darah nya, tak akan aku izinkan jika semua nya tidak akan membuat ku tertarik pada mata dan darah nya itu... Hanya karena aku menyukai warna mata hijau nya dan darah nya yang nikmat.... Itu sudah tidak lagi.) Menolongku?... Kau ingin menolongku?.... Silahkan saja aku hanya akan berakhir di tangan yang tidak tepat," kata Neko, lalu ia melepas tangan Matthew dan berjalan pergi begitu saja.

Matthew menjadi terdiam kecewa. "(Kenapa? Kenapa kau menolak bantuan ku? Apakah karena kau sudah melihat bahwa aku juga sendiri harus mendapatkan bantuan, tapi bagaimana jika kita sama sama melakukan bantuan masing masing, karena kau sudah membantu ku meskipun tidak semuanya, paling tidak, biarkan aku untuk membalas budi ku, tapi ini semua juga salah ku, menuruti perkataan Beum yang sangat memaksa ku sekali... Neko, bagaimana jika kita sama sama terikat lagi, meskipun kau sudah tidak menyimpan pemberian kita, benda yang menjadi saksi bahwa mereka telah mengikatkan kita, tetapi tidak lagi.... Aku sangat kecewa pada diri ku sendiri saat ini,)" dia masih berlutut melihat kedua tangan nya sendiri.

-

"(Persetanan dengan itu semua, aku benar benar tidak menginginkan nya,)" Neko berjalan terburu buru di distrik tempat nya.

Dia berjalan sendirian dengan menundukan wajah dari tadi seperti menyembunyikan sesuatu. Lalu hujan datang sangat deras membuat nya berhenti berjalan dan berada di tengah tengah hujan. Air hujan mengalir dari wajah nya. "Sekarang aku lebih suka hujan... Tangis ku tersamar kan dengan suara nya... Ini semua menyakitkan untuk ku, hatiku meledak dan seperti hancur begitu saja. . ." Neko terdiam meremas dada nya sendiri. Dia menjadi merasakan hati milik nya benar benar sangat sakit. Mau bagaimana lagi, lelaki yang dia harapkan untuk bersikap baik padanya malah memihak pada orang lain untuk membantu orang itu membunuh nya, sama sama bukan takdir yang di pilih. Matthew pantas mati.

Sementara itu Yohan tampak berlari dari mengindari hujan, meskipun hanya sebatas berlari dan menutupi kepala nya dari hujan, lalu sampai di depan pintu apartemen Neko.

"Huf... Aku hampir saja kehujanan, dan aku juga terlambat pagi ini... Aku harap Nuna tidak marah padaku," dia membersihkan bajunya meskipun basah.

Ketika mengusap pelan, ia berharap itu kering tapi tiba tiba, ia menjadi teringat apa yang di bisikan Neko kemarin.

"(Dia memintaku untuk menunjukan bagaimana caraku melindungi nya... Rasanya aku sudah hampir mendapatkan hati gadis itu, tapi aku sadar diri juga... Aku tak ada artinya bagi dia, lagi pula aku juga seorang suruhan,)" ia menjadi agak melupakan itu lalu mengetuk pintu dan membuka nya.

"Permisi maaf mengganggu.. Nuna, kau ada di dalam?" ia berjalan ke ruangan ranjang tapi tak ada apapun di sana apalagi ada Neko.

Ia lalu terdiam bingung. "Kemana Nuna?" ia melihat sekitar dan membuka setiap ruangan termasuk kamar mandi dan ruangan lain tapi tetap saja Neko tak ada di sana.

"(Kemana sebenarnya Nuna.. Apa aku hubungi saja yah,)" dia mengeluarkan ponsel nya dan menghubungi Neko tapi tak di sangka sangka ia malah mendengar ponsel berdering di rak buku di samping nya. Ia menoleh dan mengambil ponsel itu yang rupanya milik Neko. "Nuna tidak membawa ponsel nya?" ia menjadi terdiam tapi pandangan nya menjadi lurus ke rak dan melihat sebuah kotak putih kecil.

"(Apa ini? Tidak apa kan jika aku mengambil nya?)" ia melihat sekitar dan dengan penasaran, ia mengambil nya dan perlahan membuka nya. Ia terdiam ketika melihat ada kalung cantik berbentuk setengah hati dan berwarna hijau.

"(. . . .)" Yohan terdiam dan mengambil kalung itu, ia melihat pantulan cahaya yang sangat baik di kalung setengah hati itu. Siapa sangka, itu adalah kaling setengah hati hijau kristal yang di berikan Matthew pada Neko, padahal Neko bilang, dia sudah membuang kalung itu, tetapi malah terlihat dia menyimpan nya dengan sangat baik.

"(Ini kalung buatan asli yang sangat bagus, apa ini milik Nuna? Tapi kenapa aku tidak pernah melihat nya memakai kalung ini? Tunggu, jika di pikir pikir aku melihat nya ketika saat pertama kali bertemu dengan nya, setelah itu aku tidak sadar kapan dia tidak memakai nya lagi, sepertinya kalung ini begitu berharga membuat nya tak mau memakai nya, tapi, pertanyaan ku, ini pemberian orang atau apa?)" ia terdiam bingung lalu di kotak itu ada selipan surat kecil. Ia mengambil nya dan membukanya, tulisan itu bertuliskan Matthew Jyoun.

Seketika wajah Yohan terkejut. Ia segera memasukan kertas dan kalung itu ke kotak dan meletakan nya kembali dengan buru buru, ia berlari keluar dan secepat nya menerobos hujan.

"Nunaaa," ia berteriak di antara hujan dan tempat sepi itu, ia lalu berhenti terengah engah melihat seseorang dari jauh terlihat seperti Neko.

"Nunaaa!!!" Yohan langsung mengetahui itu Neko.

Sebelum nya Neko masih terdiam berpikir di bawah hujan. "(Aku sudah hancur... Tak bisa lagi.. Aku tidak akan bisa bangun... Tak ada seseorang yang bisa membangun kan aku,)" ia akan jatuh ke belakang.

Tapi teriak seseorang. "Nunaaa!!" dia menangkap punggung Neko agar tidak jatuh yaitu Yohan. Dia terlihat bernapas cepat karena sigap menolong Neko.

Neko terdiam dan terus meneteskan air mata meskipun air hujan bisa menyamarkan nya dengan tatapan kosong nya.

"Nuna... Kau boleh tidak percaya pada siapapun yang telah kau benci, tapi kau tidak boleh melakukan ini pada tubuh mu. Kau tidak akan hancur hanya karena satu orang saja yang bisa bisa nya menyia nyiakan pengejaran mu. Ingatlah, kau masih bisa layak untuk mendapatkan yang lebih bagus," Yohan menatap.

"(Itu perkataan yang bagus tapi aku benar benar tidak menginginkan hal itu... Aku lebih baik mati,)" Neko tidak terbuka mendengarkan perkataan Yohan karena dia tak mau terbangun dan akan menutup mata.

"Cih... Maaf kan akuuu!!!" Yohan berteriak dan seketika mencium bibir Neko.

Hal itu membuat Neko terkejut membuka mata tapi siapa sangka, ada seseorang yang berhenti berjalan dengan sepatu besar nya, dituduhi payung hitam yang lebar, menatap dengan tubuh tinggi. Rambut berwarna pirang dan begitu terlihat dominan besar, menatap adegan itu. Kira kira siapa pria ini, kenapa dia ada di sana, tampilan yang belum terlihat sepenuh nya membuat sama sama berpikir, dia orang asing yang akan masuk ke dalam kisah ini. Tidak salah lagi.