webnovel

bebaskan diri

Aku berusaha untuk melepaskan diri lagi dari sini dan bersiap pergi untuk menanyakan apa yang telah terjadi kepada Mamah terlebihh dahulu, kenapa dia sama sekali tak panik ketika baru saja mengalami diganggu hantu hingga hampir tiada, sampai aaku tinggal pergi pun beliau masih saja tenang.

Seharusnya untuk orang yang sudah mengalami hal menakutkan itu untuk pertama kali, pasti punya respons yang lebih takut dengan kesendirian. Aku juga pernah mengalami gangguan sejak pertama dan aku takut, barulah beberapa lama kemudian aku bisa terbiasa dengan semua yang makhluk tak kasatmata lakukan tersebut.

Saat sudah tahu begini aku malah terjebak di rumah sseorang pelenyap yang aku panggil dengan nama tukang jagal, karena dia mirip sekali dengan orang yang ahli dalam mengolah daging.

aku harus melepaskan diri dri sini atau aku akan meneyesal seumur hidup.

Aku menghindar ketika dia dengan sengaja semakin mendekat dengan tubuh yang bergerak-gerak di luar kendalinya sendriri. Mirip seperti sedang kerasukan. Seperti Bi Siti Pak RT.

'Pergi, dari sini!" Aku tak bisa beerkonsentrasi melarikan diri dan hanya bisa mendengar teriakannya, dia tak bisa lagi berbuat macam-macam dari sini jarak sudah mulai jauh.

Rohani masih saja berniat membuatku menjadi miliknya dan mungkin mau melakukan banyak hal dengan tubuhku. Aku tak mengerti apa yang membuat wanita itu melakukan ini padaku, padahal jelas-jelas aku adalah tumbal yang disukai si Nyai itu.

"Sudahlah jangan sampai kaamu merasa kehilangan banyak tenaga dan tak bisa berlari ke manapun seperti sekarang. Meskipun Nyai sangat menyukaimu dan mau melenyapkanmu di waktu yang tepat, setidaknya aku akan mengambil inisiatif lebih dalam lagi ."

Wanita itu semakin menggila begitupun dengan aku yang akhirnya memutuskan untuk tenang lebih dulu dibanding grasak-grusuk dan mendapat pengawasan langsung darinya yang terlihat tak bisa terima jika aku selangkah lebih maju dari dirinya yang sudah siap melukaiku.

Tempat ini terlalu menyeramkan bagiku yang hampiir tiada Nyawaku terancam.

Aku sudah selesai dengan keributan ini dan sekarang orang itu juga sudah tak bisa membendung semua yang bergejolak di dirinya terutama emosi yang menggelatyut.

Aku tahu apa yang dia bicarakan bisa saja bohong atau bisa saja adalagi yang dia sembunyikan demi senjatanya agar bisa terus menekanku dan akhirnya aku bisa menyerahkan diri.

"Menyerahlah, kamu tidak akan dapat apa-apa saat lepas dari sini!"

"Jangan pernah menganggap kalau aku akan menangis sepanjang malam karena mendapat kabar yang hanya kamu lebih-lebihkan di awal! Pembohong!"

Aku tak bisa menerima jikalau berita itu benar, dan sekarang Rohani sudah berhenti merasa tak enak ata apa pun itu, dia melemparku dengan kursi yang dia angkat dengan sekali hentak tanpa merasakan keberatan sama sekali. Untunglah aku bisa menghindar lebih cepat dari yang sebelumnya.

Aku terus berlari hingga bisa menemukan pintu yang akan membawaku langsung ke luar rumah dan dia tak bisa melakukan ini kepadaku, ini adalah hal yang paling menyetamkan dan berharap bisa kulewati secara kilat dengan tak melibatkan banyak peristiwa atau orang lain yang memang tak punya kepentingan dalam hal ini.

Lagipula kalau semakin banyak yang tahu akan semakin banyak yang menghujatnya dan bahkan dia bisa dilaporkan ke kantor polisi padahal aku tak bisa melakukannya, tak mau sampai dipanggil dan menjadi saksi dari perbuatan yang hanya sedang berusaha masuk ke dalam rumah seseorang yang juga ternyata adalah seorang kriminal kelas kakap karena dia bisa lolos dari pemberitaan dan sekarang semua orang takut kepadanya.

kalau aku nekad melaporkanya aku tak punya bukti konkret.

Aku tak lagi perduli dengan kebenaran yang meluncur bebas dari apa yang dia katakan tadi. Toh, dia akan mendapat teguuran langsung jika bertemu anggota sekte sesatnya yang lain karena mau melukaiku sendirian.

Aku adalah orang yang berharga sekarang bagi perkumpulan tak jelas itu sejak mendapatkan pengakuan sebagai orang yang terjun langsung dan mau berkorban nyawa dengan menghadiahkan aku sebagai timbul yang akan disiksa dengan tangan-tangan pucat yang menyeramkan.

"Kau tak akan bisa pergi hidup-hiddup seperti ini Fira, aku bisa membantumu mendapatkan apa yang kamu mau dengan menjadikanmu tumbal lebih dulu, kamu akan berinkarnasi dan hidup kembali menjadi orang yang kaya dan tak lagi mengalami hidup susah hidup bersama dengan suaminya yang hanya mirip benalu seperti Fadil si penakut."

Aku menutup telinga dan akhirnya bisa keluar dari rumah itu dengan selamat, ketika aku hendak melarikan diri, Rohani rupanya tak takut, diia mau menyusulku hingga aku memasuki gang dan sengaja memancingnya agar semua orang melihat wujudnya yang sedikit menyeramkan dan buruk rupa secara visual, semua orang bisa takut ketika menatapnya termasuk aku pada pertemuan awal tadi.

"Kurang ajar! Aku gak akan pernah melupakan ini Fira, kau telah menjadi penghalang dari keabadian yang akan membuatku kaya raya dan juga mendapat banyak kehormatan, mulai sekarang hidupmu akan punya banyak kutukan selagi kamu masih hidup semua jin dan setan tak akan berhenti membuatmu terluka!"

Dia berteriak dan aku tak bisa lagi ada di sini, yang ada di kepalaku adalah pergi sejauh mungkin meskipun kakiku terasa panas karena tak menggunakan sendal atau sepatu apapun sebagai alas kaki.

Aku sampai merasakan napas yang terengah-engah dan berbunyi layaknya orang yang sedang terkena asma, aku tak pernah begini, aku terpaksa berhenti meskipun ketakutan terus saja menguasaiku dan merasa banyak langkah telah mengejarku walaupun aku tak bisa melihat, tetapi langkah kaki dan aroma menyengat menusuk hidung menyergapku begitu saja.

Tak ada seorang pun yang lewat, kemugkinan Rohani bisa saja mengejarku dan melakukan hal yang diluar kendaliku yaitu menyerangku membabi buta seperti apa yang dia inginkan.

aku tak bisa membiarkan dia melakukan itu karnena aku berhak selamat dari hal ini aku harus pulang dan bertanya ke mamah atau menganalisa perilakunya, karena kalau mamah sampai terlibat, aku tak bisa lagi tinggal di sana, itu sama saja mempertaruhkan nyawaku yang hanya ada satu.

Aku juga dipastikan sendirian sekarang, jika Gina juga mau memanfaatkanku sebagai orang yang menutupi kenakalannya dengan pria lain, aku tak menerima dia memperlakukanku seperti ini. Aku tak menyukai dia yang bertingkah menjijikan.

Aku segera pergi dari tempat ini, untunglah tasku masih bisa kupegang dan aku bisa memsan ojek online untuk mengantarku pulang.

aku akan bersiap menghadapi banyak orang yang akan melukaiku satu persatu dimulai dari mamah, dan sekarang aku berhak curiga ketika mamah mengirim pesan dan bilang kalau dia tak bisa menemuiku di rumah, karena dia mau menghadiri arisan di rumah temannya, aku curiga kalau Rohaani mengenal mamah juga. Dan dia sedang mengirim kabar tentangku yang lepas.