webnovel

Kekaguman pada Diva

Diva yang diajak membeli perlengkapan latihan pramuka oleh pelatih pramuka kak bayu panggilannya. Dengan mengendarai sepeda motor astrea mereka melewati gerbang dan menemukan fajar masih diatas motor dan ngobrol dengan penjaga sekolahan.

"Ayo jar!", ajak bayu. Diva terkaget dan menunduk terdiam karena tidak tahu kalau fajar juga ikut dengan kak bayu. Fajar mengendarai sepeda motor jupiter birunya tepat dibelakang motor kak bayu.

"Div, kok diam aja? ndak seperti biasanya? apa ada masalah?", selidik bayu. "Ndak kok kak!", jawab singkat diva. "Apa sedang masalah dengan fajar? kan biasanya kalian barengan?" tanyanya dengan penasaran. "Hehe bukan itu kak, aku hanya menghindari dia! hehe kan dia punya cewek baru...!", jelas diva. "Ow apa kamu cemburu?", bertanya butuh jawaban.

"Bukan begitu kak, begini ya kak bayu. Aku sebenarnya ndak mau ikut campur urusan dia! Namun aku sungkan aja! beberapa waktu lalu si ika, ngasi surat ke fajar, nembak kali! Nah, tadi ika juga bilang kalau aku temen dekatnya, lebih tahu tentang fajar, aku tuh merasa lho kok? apa ika cemburu atau bagaimana ya? sebisa mungkin aku jaga jarak sama fajar kan biar gak disangka penghalang atau apa gitu. Kasian fajarnya masih jomblo, kalau masih deket sama aku entar disangka nya aku ceweknya! Haduh... repot ntar!", diva mulai menjelaskan secara panjang lebar tanpa canggung walau diva tahu dibelakang dia ada fajar dengan sepeda motornya!.

"Oow begitu, hehe kirain!", mulai memahaminya. "Oke jangan murung lagi. Kan ini perginya sama aku! aku harap masalah pribadimu jangan kamu bawa ke organisasi ya!", melanjutkan pesannya. "Heem kak!", celetuk dengan semangat. "Ngomong ngomong kakak keren banget sama ! cie... dipuji sama pelatih juga lho kak!" puji diva. "Ah, enggak juga aku masih belajar kok div, main basket itu yang terpenting adalah latihan terus menerus, kalau gak latihan bisa kaku walaupun ingat materi dan tehniknya!" jawab bayu. "Ow gitu ya kak? aku takut kak kalau gak bisa gimana?", jawab diva. Disahut Bayu "Kamu udah punya modal tinggi div, jadi pede aja! tinggal di asah kemampuanmu, ingat! gak ada kata terlambat untuk mencoba!".

Disisi lain fajar yang melihat diva yang ceria seperti biasanya merasa penasaran. Ingin tahu apa yang sedang diva ceritakan, rasa rasanya sedang nya cemburu, namun ada perasaan yang takut jika dia bertanya diva malah menghindarinya jadi dia simpan untuk dirinya sendiri.

'Oke diva mulailah fokus pada yang bahagia, "Bahagia itu pilihan, jadi pilihlah bahagia. Yang bukan urusanmu hindari aja! abaikan aja! apa yang menjadi maumu lakukan saja yang penting gak kelewat batas! jangan lupa gak ada hubungan yang abadi, ayah aja bisa begitu! jadikan pedoman dalam segala hal! hanya keyakinan agama yang abadi sampai mati", Hati diva memperingatkan diri sendiri.

Diva merasa baikan setelah dan dia kembali ceria seperti semula, sehingga pada saat pembelian peralatan pramuka bersama fajar dan pelatih menjadi lebih cepat. Senyum ceria, ngobrol sama keduanya juga seperti biasa.

"Akhirnya selesai juga!, gak terasa cepet banget. betewe (by the way=bhs.inggris) ini barangnya biar disini kamu tak anter pulang dulu, ntar barange tak ambile! kamu disini dulu ya jar!" mengatakan pada diva lalu memberi arahan pada fajar. "iya kak!", keduanya menjawab yang mengartikan memahami maksud dari pelatihnya.

Mengendarai sepeda motornya sekalian nganter diva, bayu pun mulai obrolannnya. "Div, makasih ya udah bantuin!". "Siap kak!" balas diva. 'Div, pertahankan senyummu! Baguslah kalau kamu tidak ada feeling sama fajar. dengan kamu menunjukkan baik baik saja aku semakin tenang' dalam batin bayu.

Diva diantar sampai rumahnya, dengan melambaikan tangannya seraya mengucapkan dengan manis, "Makasih kak! hati hati dijalan!". Mulailah menghirup nafas panjang, dan menarik ujung bibir ke pipi berusaha senyum tulus ikhlas, dan menyembunyikan apapun yang terlihat lesu dari bunda. "Sore bun, bunda apakabar sore ini? mau kemana bunda? tapi aku mandi dulu ya!", sapaan pada bunda dan berusaha menghibur bunda. Dalam pelukan diva bunda menangis, "Bunda kangen sama ayah hiks.. hiks... ayo kita ke jalan raya siapa tahu ayah lewat sana? biasanya ayah lewat sama istri barunya jam 5an gini". "Iya bun sebentar tak siap siap dulu!", diva melepaskan pelukan dan bergegas mandi lanjut ambil motor dan mengajak bunda. Alhasil memang mereka melihat ayahnya melewati jalan raya, terlihat wajah senang bahagia di wajah bunda diva dan mengajak pulang setelahnya. 'Apakah seperti itu yang namanya cinta? aneh? sakitnya nyampe sini!, tapi bunda hanya dengan melihat sungguh bahagia. Hehem aku harus jauh jauh dari cinta. Dia tak baik untukku!.' diva bergumam dihatinya.

***

Malam berlalu dengan cepat, matahari sudah datang menyinari kamar diva. Melihat jam dinding jarum jam menunjukkan 06.30wib, dengan terburu buru diva mandi dan siap siap sekolah. "Hari ini diva dijemput fajar ndak?", Bunda bertanya pada diva dengan raut muka khawatir karena terlambat. "Ndak bun! diva naik bus aja!", jawab diva sambil berberes beres. buru buru pamit menuju terminal.

Tak disangka memang diva terlambat untuk seorang penumpang bus, jam di tangan menunjukkan 06.40 wib, sedangkan bus yang berlalu lalang dipenuhi anak anak sekolah. Tiba tiba sepeda motor kharisma menghampiri nya, dengan jaket hitam, terlihat celana dinas guru abu abu gelap sepatu hitam, dan berhelm tertutup rapat. Berhenti tepat di hadapan diva! Namun, diva tak langsung mendekat karena tak tahu siapa dibalik kostum tersebut. Setelah berhenti si pengendara kharisma membuka helmnya, "Diva andira putri, ayo bareng! Ni mau telat lho...!". "Ha???" Tercengan dengan karena ternyata guru dari Biologinya terkenal dengan ketampanan nya membuat terkenal di kalangan siswa. "I iya pak... " diva beranjak dari tempatnya dan berboncengan dengan bapak guru yang ganteng. Lanjut menuju ke sekolah. 'Wau keren banget pak Rendy mau ngajak aku berangkat bareng? wouw! apa kata dunia!? Ge eR itu indah hehe' gelut dalam hati. Wajah diva memerah merona terlihat tersipu malu dan bahagia.

Sesampainya di depan gerbang diva turun seraya mengucapkan, "Terimakasih pak!". Entah mengapa pak rendy mengulurkan tangan kanan nya seraya mau bersalaman. Karena diva beranggapan menghormati gurunya iya pun salim. "yang rajin ya diva andira putri!", terdengar lirih dan melanjutkan ke parkiran. "Hmm..", Diva terheran heran tapi bel sudah berbunyi lalu diva bergegas lari ke kelas.

Belum sampai diva menaruh tas wali kelas sudah datang dan memulai pelajarannya. "diva, you are ok?", ninik. "its okey nik!", diva sambil bergumam dalam hati 'ndak akan ku ceritakan ke kalian ah, entar malah bikin heboh. hehe cukup jadi cerita bahagiaku aja! pak Rendy yang tampan, santai, santun pokoknya guru favorit anak anak cewek ipa. huuuuw aku abis diboncengin yes yes yes!'.

"eh iya div, kamu di cari kak andre!", bilangnya fafa. "Ha? kak andre? siapa tuh?", tanya diva sambil menenangkan diri karena badannya dingin gara gara terlambat. "Anak kelas XII A1, gak tahu tuh! hanya bilang ada titipan dari pengagum rahasia untuk diva andira putri" ninik menjelaskan. "Ah tahu deh! EGP (Emang Gue Pikirin!) pokoe gak mau GR!" walau penasaran diva menepisnya.

Pengagum rahasia? siapa dia?

bagaimana kelanjutan kisah diva dengan adam?

tulis penadapat, kritik dan saran oke? saya tunggu kami membutuhkan dukungan mu

Dewi_2442creators' thoughts