Evan menarik napas panjang usai meletakkan kamera yang sudah disetel on itu. "Lu, kupikir aku menyukaimu sejak kita pertama bertemu." Evan memainkan jemarinya sendiri.
Luci belum bereaksi banyak. Gadis itu memasang sebuah tameng pertahanan yang kokoh dengan garis wajahnya yang datar namun cenderung ketus. Luci harap itu bisa berhasil untuk meruntuhkan keberanian Evan, walau dia yakin itu sangat sulit.
"Saat kita bertemu di persimpangan jalan itu. Saat kau hampir menabrak mobilku." Evan belum bisa meneruskan kata-kata miliknya karena Luci sudah buru-buru menyela karena merasa tidak suka.
"Tunggu dulu!" Luci mengangkat tangan tanda ketidaksukaan miliknya.
Evan yang melihat interupsi dari pihak Luci segera meraih ponsel dan melakukan tombol finish pada rekaman yang telah dia persiapkan. 'Semua rekaman harus sempurna tanpa ada pemotongan dan juga editing. Aku harus bisa membuat Luci bersandiwara demikian,' batin Evan dengan mantab. "Kenapa? Ada apa?" kernyit Evan dengan heran.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com