webnovel

Dibatas Senja

Lusi Aryani, 20 th, Mahasiswi FEB, semester IV, gadis dengan penampilan sederhana karena kondisi ekonomi keluarga yang hanya dibilang cukup namun keinginan begitu kuat untuk melanjutkan pendidikan berbekal dengan prestasinya. Dia ingin merubah kehidupan keluarganya, sesuatu yang harus diperjuangkan tidak menyerah untuk meraih harapannya. Janggan Pringgohadi, Mahasiswa Tehnik Arsitek semester 8, anak tuan tanah di salah satu kota kecamatan di Yogyakarta, anak panggung, tentu banyak penggemar, dijodohkan dengan Jihan anak temen orang tuanya. Bagaimana sikap janggan atas perjodohannya sedang dia mulai tertarik dengan lusi anak FE depan kostan. Apakah mungkin keluarga Janggan merestui hubungan mereka jika orang tuannya tahu Lusi bukan dari keluarga yang selevel dengan mereka. Bagaimana jika ternyata Janggan memilih mengikuti keinginan keluarganya. Disini kisah mereka diuji hingga dibatas perasaan Lusi dan Janggan, Dibatas Senja

Tari_3005 · perkotaan
Peringkat tidak cukup
89 Chs

Bab 22

Lusi sudah kembali lagi ke Semarang karna liburan semester dah usai, dia pindah tempat kost baru, meski sedikit jauh dari kampus, tentu alasannya dia dak akan sanggup bertemu lagi dengan seseorang yang harus dia lupakan, dia putuskan pindah kost jalan terbaik untuk menghindar.

kuliah pun sudah dimulai dengan tugas tugas yang sedikit bisa melupakan kesedihan hatinya, Hari ini lusi ke perpustakaan FEB, dapat tugas akuntansi manajemen

Akuntansi manajemen merupakan kegiatan yang menghasilkan informasi keuangan untuk manajemen sebagai dasar pengambilan keputusan dalam menjalankan fungsi manajemen,

yang merupakan informasi keuangan dihasilkan yang dimanfaatkan oleh pemakai intern entitas maupun pihak lain yang berhubungan (Mulyadi).

Saat lagi serius membaca, " Hai, lusi ," ia mendongak menatap seseorang yang lagi menyapanya, " Kak Ardan, " lusi menoleh mencari sosok lain yang mungkin saja bersama laki laki ini, dia lupa kalo yang dicari dak mungkin ada di FEB, "kamu kost dimana sekarang, dicari Janggan, loh," ardan mengambil tempat duduk di sebelah lusi, dengan membawa buku Metodologi Penelitian, nunjukkan kalo ardan lagi proses skripsi.

"Ada aja kak Ardan, kak Janggan sudah tunangan nanti aku dikira deketin tunangan orang, males deh," lusi merapikan buku yang tadi dibaca nya, kemudian beranjak meninggalkan ardan, "duduklah lus, boleh aku cerita tentang Janggan, "

"Maaf kak, aku ada perlu," Lusi ingin cepat berlalu karna dak mau denger lagi tentangnya, semua yang berbau Janggan. " Janggan dak lanjutin kuliahnya Lus, dia dak balik lagi ke kampus, sejak dia dak bisa menghubungi, semua kontak kamu putuskan," benarkah begitu bodo banget dia batin lusi, kenapa kamu dak sekuat yang kuduga, jangan buat aku merasa bersalah. Aku sendiri harus kuat, gimana harus selesaikan kuliahku secepatnya.

"assalamulaikum," ardan menghubungi seseorang, "angkatlah lus, dia ingin dengar suaramu, " ardan dengan suara melas untuk sahabatnya Janggan, handpone diberikan ke Lusi, "hai, " hanya itu yang terucap semua kata tercekat di tenggorokan, " apa kabar dik, maafkan aku, " Lusi ingin menangis rasanya, kenapa mesti gini sih, aku sudah berusaha melupakannya tapi hanya dengar suara seraknya hatiku porak poranda, " kenapa dak kuliah, " airmata mengalir tanpa bisa dibendung, ardan memegang tangan lusi memberi kekuatan, " aku akan baik baik saja, tapi kumohon, tetaplah kuliah, aku ingin mas tetap lulus, nanti aku akan datang di wisuda mas, " lusi memberikan kembali handpone ke ardan, dan berlari keluar perpus meninggalkan ardan, dia menahan rasa sakit di dadanya yang tiba tiba sesak. " kuliahlah, demi buat dia senang, "

"kenapa dia dak mau menemuiku, dan" suara dari seberang memelas.

"Aku akan cari info tempat kostannya yang baru, tapi kamu harus masuk kuliah dulu, ayolah dak kangen bareng bareng nongkring di sini, hei cemen banget sih lo, besok kalo kau dak dateng, aku akan ajak lusi nyusul kamu ke rumah, " oceh ardan pada cowok yang katanya cool tapi baru dapat masalah kecil aja dah limprek kayak gombal teles ( lemes ).

"baiklah, besok aku balik Semarang, awas kalo belum kau temukan tempat lusi, dak ada lagi subsidi buat kalian, " Janggan amat sadar temannya kadang bergantung padanya apalagi kalo kiriman mereka telat.

Sementara ardan bersungut sungut mengingat teman kostannya, kurang apa dia semua berkecukupan, tampang ganteng banyak yg mengidolakan, bingung milih pacar atau gadis pilihan ibunya, kalo aku sih dinikmati mengalir, pacar jalan, dijodohkan dak masalah orang belum nikah dah bingung, ardan mendesah kesal ingat kebodohan temannya.

Dak nunggu lama ardan akhirnya dapat alamat kost lusi yang baru dari temen seangkatan lusi yang waktu itu pernah goes bareng mereka, namanya Putri, temen sekampung lusi juga, satu masalah terselesaikan. tinggal laporan sama Boss.

"Akhirnya nyadar juga loe, cuma gara gara cewek, lemes, kamus darimana anak tehnik mlempem, " Ardan menyambut temen kostannya, " Hei Gan, besok malem ada pentas seni nyambut anak baru di auditorium, ikutan ngisi acara ya?, kebetulan aku sie acara, dari anak tehnik angkt kita belum ada yg makili, kamu aja deh, " Yoyok keluar dari kamar ikutan nyambut kedatangan sahabatnya dengan merangkul pundak Janggan dan mengajaknya masuk." Gimana tunanganmu, cantik, anak FEB Yogja sama dengan Nana, beritanya sudah nyebar di sana Gan, " Janggan cengar cengir tanpa menanggapi omongan Yoyok, langsung membuka kamar kost, "jangan banyak omong Yok, kalo pingin aku ngisi acara kampus," balas Janggan yang langsung menutup pintu kamar keras.

BRAK