webnovel

Sesuatu terjadi

Hari ini Jessica di apartemen saja karena setiap sabtu sekolah libur, dia keluar kamar dan turun kebawah menemui Carlos, dia melihat pria itu sedang sibuk dengan pekerjaan.

Jessica ke dapur, dan membuka kulkas dia mengambil buah apel kemudian mencucinya. Sambil makan gadis itu menghampiri Carlos.

"Carlos acara perkawinannya jam berapa?" tanya gadis itu seraya memperhatikan Carlos.

"Jam tujuh, Jess. Kamu makan apa?" tanya Carlos seraya melirik gadis itu.

"Apel, kamu mau?" Jessia menyodorkan buah itu kepada Carlos.

"Iya suapin." Jessica menyuap apel ke mulut Carlos lalu pria itu menggigitnya.

"Kamu siap-siap saja, kita akan pergi ke salon." Jessica mengernyitkan dahi menatap pria itu.

"Untuk apa?" tanya Jessica seraya menatap Carlos.

"Untuk merias wajah kamu, memangnya kamu tidak mau make up pergi ke pesta?" jawab pria itu seraya meremas hidung Jessica.

"Iya, mau," ujar Jessica seraya tersenyum dan meledek pria itu.

"Kalau begitu siap-siap, kita pergi ke salon." Jessica meninggalkan Carlos pergi ke atas menuju kamar, dia membuka lemari dan mengambil kemeja kemudian memakainya. Selesai gadis itu kembali menemui Carlos.

"Carlos, aku sudah selesai," ujar Jessica seraya duduk di sofa.

"Iya, sebentar." Carlos naik ke atas menuju kamarnya, tidak lama kemudian dia turun dan mengajak Jessica untuk pergi.

Carlos dan Jessica berjalan menuju lift. Pria itu menekan tombol lalu pintu terbuka. Mereka'pun masuk dan turun ke basement.

Carlos dan Jessica berjalan menuju mobil, dia membukakan pintu untuk Jessica lalu gadis itu masuk. Carlos berjalan ke sisi lain dan ikut masuk.

Carlos menjalankan mobil meninggalkan apartemen, mereka mencari salon yang bagus lalu pria itu berhenti di salah satu ruko.

Jessica dan Carlos turun dari mobil dan masuk ke dalam salon. Pegawai menyambut mereka berdua, Jessica langsung memberitahukan kalau dia mau di make up lalu mereka menyuruhnya duduk di depan cermin.

Carlos duduk di ruang tunggu tapi dia bisa melihat Jessica dari ruangan itu. Mereka mulai membersihkan wajah Jessica, yang satunya lagi mengerjakan kuku jari gadis itu.

Jessica berpesan pada mereka untuk make up jangan terlalu tebal, dia ingin riasannya biasa saja. Pegawai salon mengerti, sementara Carlos memperhatikan lewat cermin.

Mereka mulai mengatur rambut alis Jessica, wajah gadis itu di pakaikan pelembab. Carlos melihatnya lewat cermin lalu dia tersenyum.

Hari ini Jessica di make over oleh pegawai salon, rambutnya di tata dengan bagus. Gadis itu tampak berbeda, dia terlihat sangat cantik. Kuku-kukunya di warnai. Carlos menghampirinya kemudian berbisik.

"Kamu cantik sekali, Jessi." Jessica melihat Carlos di cermin lalu tersenyum. Akhirnya selesai dan mereka'pun pulang ke apartemen.

Tiba di apartemen mereka masuk, Jessica langsung menuju ke kamarnya dan bersiap-siap. Dia memakai gaun yang di belikan oleh Carlos, saat mengenakannya tangan Jessica tidak bisa menjangkau resleting, gadis itu meminta bantuan kepada Carlos.

Carlos menaikan resletingnya, lalu Jessica langsung kembali ke kamar. Dia memakai kalung dan gelang yang di berikan orang tua pria itu. Lalu tedengar Carlos memanggilnya.

"Jess, kamu sudah selesai?" tanya Carlos seraya mengantur kemejanya

"Sebentar lagi, Carlos. Hampir selesai," jawab Jessica seraya berdiri di depan cermin melihat tubuhnya.

"Cepat, Jess! Nanti kita terlambat," ujar Carlos lagi sambil keluar dari kamar.

"Iya … iya ... sebentar, aku lagi pakai sepatu." Jessica buru-buru pakai sepatu dan kembali berdiri di depan cermin. 'Hmm … aku terlihat tinggi' gumamnya dalam hati.

Dia mengatur rambutnya ke samping dan mengambil tas pestanya, Jessica membuka pintu kamarnya lalu keluar. Gadis itu melihat Carlos sedang mengatur kemejanya.

'Dia terlihat tampan dengan kemeja dan celana slimnya. Bentuk badannya terlihat sangat bagus,' puji Jessica dalam hati.

Carlos tidak menyadari kalau Jessica sedang memperhatikannya, saat dia menangkat kepala dan menatap Jessica, mata pria itu tertegun melihatnya.

"Jess, malam ini kamu sungguh sangat cantik," puji Carlos sambil berjalan menghampiri gadis itu.

"Jess, You are so beautiful," kata Carlos lagi sambil membelai pipi gadis itu. "Oh my God, is it you?" Carlos sangat terpesona dengan kecantikan Jessica.

"Iya, Carlos. Ini aku memangnya siapa? Mau jalan sekarang atau tidak? Jangan menatap aku terus." Wajah Jessica bersemu merah, dia tampak malu di puji oleh Carlos.

"Iya kita jalan sekarang." Carlos memperhatikan Jessica lalu menggelengkan kepala.

Akhirnya mereka meninggalkan apartemen menuju basement. Jessica berjalan sambil menggandeng lengan Carlos, pria itu terlihat sangat senang.

Mereka keluar dari basement dan menuju gedung pernikahan. Di dalam mobil Carlos menyetel music lalu terdengar lagu Perfect. Diapun ikut bernyanyi.

Carlos memegang tangan Jessica dan menciumnya, tidak lama kemudian mereka tiba di gedung pernikahan. Pria itu mengambil jas dan memakainya lalu mereka turun dari mobil.

Carlos memegang tangan Jessica lalu Jessica menatap pria itu dan melepaskan genggaman kemudian merapikan kemeja Carlos dengan membuka satu kancing kemejanya.

"Supaya terlihat lebih tampan," canda Jessica dengan mengedipkan sebelah matanya lalu Carlos tertawa.

Sambil bergandengan tangan Carlos dan Jessica masuk, mereka di sambut oleh penerima tamu. Carlos menulis nama di buku tamu dan memasukan amplop di kotak, lalu pergi ke dalam. Tidak sengaja Jessica bertemu dengan Tiara dan suaminya.

"Jess, kamu cantik sekali," puji Tiara seraya memperhikan gaun gadis itu.

"Terima kasih, mba Tiara juga cantik." Jessica ikut memuji seraya tersenyum kepada suami Tiara.

Mereka berbincang bincang lalu seorang pria mendekati Jessica dan Tiara. Lelaki itu tersenyum pada Jessica, tapi tatapan matanya tidak di sukai oleh gadis itu.

Jessica membalas senyumnya dan mengalihkan pandangan pada Carlos, tapi pria itu sibuk berbincang dengan teman-temannya.

Suami Tiara menghampiri istrinya dan berbisik, kemudian wanita itu pamit pada Jessica. Perginya Tiara pria itu langsung mendekati Jessica dan menyapanya.

"Hi," sapa pria itu sambil mengulurkan tangannya. "Aku Ryan." Jessica berusaha tersenyum dan menyambut tangan pria itu.

"Jessica." Gadis itupun memperkenalkan dirinya kepada Ryan sambil matanya melihat ke arah Carlos.

Carlos menatapnya lalu Jessica memberi isyarat pada pria itu, dia'pun mengerti kemudian berjalan menghampiri Jessica.

Tangan Carlos langsung melingkar di pinggang Jessica, dia menatap Ryan dengan tatapan tidak suka dan akhirnya pria itu meninggalkan mereka.

"Kenapa kamu tinggalkan aku sendiri." Wajah gadis itu terlihat kesal lalu Carlos tersenyum dan memegang tangan Jessica.

"Sorry aku pikir kamu lagi berbincang dengan Tiara." Sambil menggenggam tangan Jessica Carlos mengajak gadis itu berkenalan dengan rekan bisnisnya.

Rekan bisnis Carlos memuji kecantikan Jessica. Gadis itu merasa risih karena salah satu rekan bisnis Carlos menggenggam tangannya dengan lama.

"Kamu cantik sekali, Jessica." Pria itu berbisik di kuping Jessica tapi gadis itu tidak menanggapinya, dia hanya tersenyum lalu berbisik pada Carlos.

Jessica mengajak Carlos pulang, dia tidak ingin berlama lama di pesta. Mereka berdua berjalan ke pelaminan dan memberikan ucapan kepada temannya sekalian berpamitan.

Jessica dan Carlos meninggalkan gedung pernikahan dan menuju ke parkiran mobil. Mereka masuk dan pulang ke apartemen. Sampai di apartemen gadis itu langsung naik ke atas diikuti oleh Carlos.

Jessica langsung masuk kamar dan melepaskan anting, kalung dan gelang. Dia juga melepaskan bulu mata palsu dari matanya. Gadis itu ingin membuka gaun tapi lagi-lagi tangan tidak bisa menjangkau resleting.

Dia keluar dan menuju ke kamar Carlos. Jessica melihat pria itu sedang mengganti pakaian, dan masih bertelanjang dada dengan celana pendeknya.

"Carlos bantu aku bukakan resletingnya," pinta Jessica sambil berjalan masuk ke kamar dan menghampiri pria itu.

Jessica berbalik lalu Carlos mengatur rambut gadis itu ke samping dan membuka resleting. Tapi tiba tiba dia merasakan kecupan di punggungnya.

Tangan Carlos memeluk Jessica dari belakang dan mencium leher jenjang, lalu gaun itu mulai terlepas dari badan Jessica. Dia merasakan hembusan nafas pria itu di kupingnya.

Carlos membelai wajah Jessica kemudian memutar tubuh itu menghadapnya, Ia memegang dagu dan meraba bibir merah delima itu.

Jessica menatap mata Carlos, jantungnya berdetak tidak karuan, apalagi saat jemari Carlos mengelus bibirnya napas Jessica seolah-olah terhenti.

Carlos mendekatkan wajahnya kemudian dia mencium bibir itu dengan lembut, tangannya memegang tengkuk Jessica dan menekannya agar gadis itu tidak menjauh darinya.

Jessica memejamkan mata saat bibir mereka menyatu, dia merasakan lidah Carlos menerobos masuk ke dalam mulut dan bermain di sana. Terdengar lenguhan di bibir Jessica begitu merasakan tangan Carlos meremas salah satu benda kenyal yang tergantung di depan dadanya.

Jessica mulai membalas ciuman Carlos dan saling berbalas memainkan lidah, gaun terlepas dari badannya, dia merasakan bulu dada pria itu menyentuh kulitnya.

Tanpa sadar Jessica melingkarkan tangannya di punggung Carlos dan membiarkan pria itu menggerayangi tubuhnya, Jessica terlihat pasrah dengan apa yang dilakukan oleh Carlos.

Tangan Carlos mulai memegang dada Jessica, lalu tiba-tiba bra gadis itu terlepas. Carlos membaringkan tubuh Jessica di tempat tidur dan menindihnya.

Carlos kembali mencium bibir Jessica, sambil tangan meraba dada gadis itu. Kini Carlos berpindah ke leher Jessica, menghembuskan napas di sana dan mengecupnya dengan lembut lalu terdengar desahan dari mulut Jessica.

Bibir Carlos menjelajah tubuh gadis itu, dia melepaskan celananya dan menatap tubuh Jessica yang sudah tidak memakai apa-apa. Sungguh indah pemandangan di depan mata Carlos, tidak tahan lagi pria itu kemudian membelainya.

Sedangkan Jessica dia memejamkan mata dan merasakan tangan pria itu menjelajah tubuhnya. Gadis itu merasakan sesuatu yang belum pernah dia rasakan, darah begitu cepat mengalir ke seluruh organ tubuh saat merasakan jemari itu bermain di antara pahanya.

Jessica meremas rambut Carlos, pinggang terangkat saat dia merasakan kenikmatan. Ini pertama kali dia merasakannya, bahkan pria itu yang pertama kali menyentuh tubuh dan bibirnya.

Carlos mulai melangkah lebih jauh lagi, dia membenamkan wajahnya di antara kedua paha Jessica dan beraksi di sana. Dia sangat menikmati milik Jessica.

Sedangkan Jessica, dia tidak tahan dengan permainan lidah Carlos. Tubuhnya meliuk-liuk ke kiri dan kanan menahan kenikmatan itu. Ada rasa geli, gatal dan nikmat, semua bercampur jadi satu.

Napas Jessica semakin memburu ada sesuatu yang akan membludak dalam dirinya. Dia meremas sprei lalu tubuhnya membusung dengan sempurna, Jessica mengalami pelepasan pertama.

Carlos berhenti lalu tersenyum melihat napas Jessica yang tidak teratur akibat dari pelepasannya, Carlos melepaskan celana pendeknya lalu menindih tubuh gadis itu.

Jessica merasakan milik Carlos yang sudah sangat keras itu menempel di perutnya, dia tidak tahu lagi apa yang akan di lakukan pria itu. Jessica hanya merasakan suatu benda keras mencoba melakukan sesuatu di bawah sana.

Sambil mencium leher Jessica, Carlos memegang miliknya dan mencari pintu untuk dia terobos masuk. Merasa sudah tepat, Carlos mendorong pinggulnya dengan perlahan.

"Ah … Carlos sakit sekali." Jessica mencoba mendorong tubuh Carlos tapi pria itu terlalu kuat menahannya.

Carlos belum berhasil membobol gawang Jessica karena terlalu sempit untuk miliknya masuk, kembali dia mencobanya sambil mengunci kedua tangan Jessica di atas kepala gadis itu.

Kali ini Carlos tidak ingin gagal, tangan satunya menuntuk miliknya, begitu merasa sudah tepat berada di depan pintu Carlos menghentak pinggangnya dengan kasar.

"Sakit …." Jessica terkejut saat Carlos berhasil membobonya, tubuhnya terasa terbelah dua. Dia merasakan ada yang sobek di bawah sana, air bening mengalir di sudut mata Jessica.

Melihat airmata Jessica, Carlos menyekanya dengan lembut. Dia belum menggerakan pinggulnya, Carlos sengaja diam agar Jessica terbiasa menerima miliknya.

"Sakitnya hanya sebentar saja setelah itu kamu akan merasakan kenikmatan lebih dari yang kamu rasakan tadi," bisik Carlos kemudian mencium leher Jessica untuk membangkitkan kembali gairah gadis itu.

"Ini sakit sekali," rintih Jessica saat merasakan pinggul Carlos naik turun dengan pelan.

"Tahan saja, Jess. Aku akan memberikan kenikmatan padamu." Jessica meronta dan ingin melepaskan diri dari Carlos dia tidak taha dengan rasa sakit itu.

"Carlos ini sakit sekali aku tidak bisa menahannya," mohon Jessica sambil meronta dan mencoba melepaskan tangannya dari Carlos.

Carlos tidak perduli lagi dengan permohonan Jessica, dia terus menggerakkan pinggulnya sambil tangan satu meremas salah satu dada Jessica.

Akhirnya Jessica hanya bisa pasrah, ingin menolak tapi tidak bisa. Tenaganya tidak sebanding dengan Carlos, mau berhenti juga percuma. Carlos sudah berhasil membobol gawangnya.

Carlos sudah dipenuhi kabut gairah, dia tidak menggubris rintihan kesakitan dari gadis itu. Ia terus melakukannya, Carlos ingin melepaskan hasrat yang sudah lama terpendam.

Sedangkan Jessica menahan rasa sakit dengan meremas sprei. Tapi lama-kelamaan dia mulai merasakan kenikmatan itu, Jessica mulai mendesah di telinag Carlos.

Mendengar desahan Jessica, Carlos mulai melakukan dengan cepat. Ini kali pertama dia tidur dengan gadis masih perawan dan tentu saja sangat nikmat buat Carlos.

Sementara Jessica mulai meracau tidak karuan merasakan kenikmatan itu, dia meremas rambut Carlos dan melingkarkan kaki satunya di pinggang pria itu. Jessica tidak tahan lagi, dia memeluk tubuh Carlos dengan erat.

"Carlos, aku …." Jessica menjerit kenikmata dengan kuku menancap di punggung Carlos.

"Keluarkan saja, jangan di tahan," bisik Carlos sambil melakukannya dengan cepat.

Napas Jessica terhenti, tubuhnya tersentak berulang kali ketika dia mencapai pelepasan. Dia merasakan kenikmatan yang luar biasa, Jessica memejamkan mata dan menikmati sisa-sisa pelepasannya.

Carlos menggeram ketika merasakan miliknya di jepit dengan kuat di dalam sana saat Jessica mengalami pelepasan, dia merasakan kenikmatan yang luar biasa.

Carlos tidak berhenti, dia kembali menggempur milik Jessica yang sudang sangat basah. Ia juga ingin mencapai kenikmatan itu, Ia merasakan tubuh Jessica sangat nikmat.

Sedangkan Jessica, dia mulai merasakan kenikmatan lagi, lenguhan keluar dari bibirnya. Jessica merasakan sakit di intinya, saat milik Carlos terasa membesar di dalam sana.

"Carlos sakit," rintih Jessica dengan meremas rambut Carlos.

"Tahan, Jess. Sebentar lagi aku keluar." Carlos semakin mempercepat gerakannya.

Napasnya semakin memburu, dia melingkarkan kedua tangan di punggung Jessica dan menghentakkan berulang kali pinggulnya. Carlos dan Jessica sama-sama mengalami pelepasan.

Jessica mendorong tubuh Carlos lalu dia terbaring di samping gadis itu. Jessica menatap langit-langit kamar seakan tak percaya dengan apa yang barusan terjadi, dia mencoba berdiri lalu.

"Auch … sakit sekali." Jessica merintih kesakitan dan berusaha untuk berdiri, sedangkan Carlos dia masih berbaring di tempat tidur.

Jessica melangkah ke kamar mandi dan menyalakan shower, air membasahi tubuhnya. Jess melihat air bercampur darah di lantai.

"Darah apa ini?" Kembali dia merasakan sakit saat membersihkan intinya.

Sementara di kamar Carlos termenung dia duduk di samping tempat tidur dan memikirkan hal yang baru saja dia lakukan kepada Jessica.

"Apa yang sudah aku lakukan? Kenapa aku tidak bisa mengendalikan diriku?" Carlos berdiri dan melihat banyak darah di atas sprei. "Ada apa denganku."

Carlos keluar dan masuk ke kamar mandi, dia melihat Jessica masih sementara mandi. Ada perasaan bersalah dalam diri Carlos, dia sudah berpikir pasti Jessica akan marah padanya.

Jessica menatap Carlos dengan tatapan dingin, dia mematikan shower dan menutup badan dengan handuk kemudian meniggalkan pria itu.

Tapi Carlos menahan tangan Jessica tapi gadis itu menepisnya, dia masuk kamar dan langsung mengunci pintu. Carlos kembali ke kamar mandi dan menyalakan shower, dia membiarkan air membasahi tubuhnya. Rasa penyeselan timbul di hati, dia mengumpat dan memukul dinding kamar mandi.

"Dasar bodoh, selama setahun aku bisa menahan diri, kenapa sekarang lepas kontrol." Carlos mematikan shower dan memakai handuk, kemudian keluar.

Saat akan masuk ke dalam kamar dia berpapasan dengan Jessica, Carlos menahan tangan Jessica. Dia ingin meminta maaf kepada gadis itu dan akan bertanggung jawab dengan apa yang telah dia lakukan.

"Jess, maafkan aku. Aku akan bertanggung jawab, aku akan menikahimu." Jessica tidak mau menatap wajah Carlos, dia terlihat sangat kesal.

"Aku masih ingin sekolah," jawab Jessica sambil berlalu dari hadapan Carlos. Dia kembali ke kamar dan mengunci pintu.

Carlos masuk ke kamar dan memakai celananya. lalu berbaring. 'Jessica pasti akan berubah sikap padaku,' gumamnya. Carlos memejamkan mata dan mengingat apa yang dia lakukan kepada Jessica.