webnovel

Saling diam

Pada pagi hari Jessica terbangun, dia merasakan sakit di seluruh badan, serta sendi-sendi tulangnya. Jessica mengingat kejadian semalam, dia berdiri lalu turun dari tempat tidur.

Dengan langkah tertatih Jessica pergi ke kamar mandi untuk buang air kecil, dia merasakan sakit di daerah intinya. Apalagi saat membersihkannya dengan air, Jessica mejamkan mata dan merintih kesakitan.

"Kenapa sesakit ini." Jessica melihat di celananya juga ada bercak darah. "Kenapa juga masih ada darahnya?" Jessica kembali ke kamar kemudian mengunci pintu, dia berbaring sambil memeluk guling lalu tidur kembali.

Sementara di kamar, Carlos membuka matanya kemudian duduk di sisi tempat tidur. Dia melihat jam di meja sudah menunjukan pukul 09:00am, Carlos berdiri lalu matanya tertuju pada sprei yang ada dara sudah kering.

Dia menarik spreinya dan memasukan ke dalam kantong plastik kemudian membuangnya, Carlos kembali ke kamar dan berbaring kembali di tempat tidur.

"Seumur hidupku aku tidak pernah tidur dengan perempuan yang masih virgin, ini kali pertama aku merasakannya. Aku tidak akan pernah melupakannya, lagi pula aku sudah jatuh cinta padanya." gumam Carlos dengan memejamkan matanya.

Carlos berdiri lalu keluar kamar, dia turun kebawa dan menuju dapur. Carlos membuat kopi kemudian dia duduk di ruang makan.

"Jessica belum keluar dari kamar juga, dia belum sarapan." Carlos memikirkan Jessica, dia menghabiskan kopi kemudian kembali naik ke atas lalu masuk ke kamar, dan duduk di sisi tempat tidur sambil mata memandang keluar.

"Biasanya hari begini aku dan Jessica pergi ke mall, tapi saat ini dia lagi marah padaku," gumam Carlos dengan menarik napas yang dalam dan menghembuskannya.

Sedangkan Jessica, dia bangun dan bersandar di sandaran tempat tidur, Ia malas keluar kamar apa lagi badannya masih terasa sakit. Tapi tidak lama kemudian dia merasa lapar.

Jessica memutuskan untuk pergi ke dapur, dia keluar kamar lalu turun ke dapur. Jessica membuat susu dan mengoles roti dengan coklat selai.

Jessica menghabiskan susunya kemudian mengisi botol minuman dengan air putih, dan membawa ke kamar dengan beberapa potong roti yang sudah dia olesi dengan selai coklat.

Dia duduk di kursi menghadap jendela dan memakan roti untuk menghilangkan rasa laparnya. Segelas susu dan sepotong roti cukup membuat Jessica kenyang.

Saat ini Jessica ingin mengurung diri di kamar, dia belum bisa melupakan kejadian semalam. Wanita yang saat ini sudah menjadi dewasa semenjak kehilangan perawannya malam itu kini berdiri menuju tempat tidur dan berbaring.

Jessica mengambil ponsel dan headset, kemudian mendengarkan musik, pada akhirmya dia tertidur kembali.

Di kamar lain, terlihat Carlos masih duduk di kursi sambil menatap keluar jendela, dia masih mengkhawatirkan Jessica karena sampai saat ini wanita itu belum juga keluar dari kamar. Carlos tidak tahu kalau Jessica sudah mengambil roti dan air minum.

"Sudah sore, sampai saat ini Jessica belum keluar dari kamar, seharian dia belum makan." Carlos tidak berani mengetuk pintu kamar Jessica, dia takut wanita itu akan marah padanya.

Sampai saat ini juga Carlos dan Jessica masih mengurung diri di kamar, mereka berdua bahkan belum makan malam. Masing-masing tidak ingin saling bertemu dan bersapa.

Keesokan harinya Jessica bangun pagi dan melihat jam di ponsel sudah pukul enam, dia tidak ingin ke sekolah lalu mengirim pesan pada Andrew.

'Hi, Ndrew. Hari ini aku tidak sekolah, tolong sampaikan pada Ibu ya. Aku lagi tidak enak badan.'

Pesannya terkirim, terlihat Andrew sudah membacanya dan sedang mengetik lalu masuk pesan dari Andrew.

'Kamu lagi sakit, Jess?' Jessica membalas pesan Andrew.

'Badanku pegal saja, kemarin aku bersih-bersih apartemen dan hari ini aku merasa lelah.' Jessica berbohong pada Andrew. Lalu Andrew membalas pesan Jessica.

'Ok nanti aku sampaikan pada bu guru. Kamu istirahat saja ya!'

"Ok, thanks ya, Ndrew. Sampai bertemu besok.' Jessica meletakkan ponselnya di kasur, kemudian memeluk guling dan tidur kembali.

Sementara Carlos bangun kesiangan, dia turun dari tempat tidur dan pergi mandi. Selesai, Carlos kembali ke kamar lalu memakai kaosnya, hari ini dia tidak ke kantor.

Carlos masih mengkhawatirkan Jessica, karena dari kemarin gadis itu tidak makan. Carlos keluar kamar kemudian turun menuju dapur, dia membuat susu dan membakar roti lalu carlos duduk di ruang makan.

"Jess biasanya kita sarapan bersama, tapi sampai saat ini kamu masih mengurung diri di kamar," gumam Carlos dalam hati sambil melihat kursi yang biasa di duduki oleh Jessica.

Sementara di kamar, Jessica bangun dan duduk di tempat tidur, badannya sebenarnya sudah agak mendingan. Rasa sakit sudah mulai hilang tapi Jessica malas ke sekolah.

Jessica berdiri dan pergi mandi, selesai dia memakai pakaiannya lalu turun ke dapur. Jessica melihat Carlos lagi duduk di ruang makan tapi dia tidak mau menyapa pria itu.

Jessica berjalan menuju ke dapur, lalu memanaskan air dan membuat susu kemudian mengambil roti dan mengoles dengan cokelat.

Selesai mengoles roti, Jessica berjalan ke ruang makan dan menarik kursi, dia duduk tepat di depan Carlos. Mereka berdua masih saling diam, tidak ada yang ingin bicara terlebih dahulu.

Carlos memainkan gelas di atas meja dengan jarinya, mereka tidak saling tatap. Carlos tidak berani menatap Jessica, dia memilih menundukan kepala.

Jessica juga tidak mau bicara, dia memakan roti dan menghabiskan susu, kemudian Jessica berdiri membawa gelas ke dapur lalu mencucinya. Selesai, Jessica kembali naik ke atas dan masuk ke dalam kamar.

Carlos merasa lega melihat Jessica sarapan dan minum susu, dari kemarin dia merasa khawatir karena seharian Jessica mengurung diri di kamar. Walau Jessica tidak menyapanya tapi Carlos senang melihat gadis itu baik-baik saja.

****

Keesokan pagi, Carlos terbangun mendengar pintu kamar Jessica di tutup. 'Mungkin dia mau kesekolah.' gumam Carlos dalam hati.

Dia bangun lalu mengambil uang di dompetnya, keluar kamar kemudian turun ke ruang makan dan meletakkan uang di atas meja. Carlos kembali naik ke atas lalu masuk ke dalam kamar dan berbaring

Sementara di kamar, selesai mandi Jessica mengganti pakaiannya. Hari ini dia akan ke sekolah, Jessica rindu dengan teman-temannya kemudian dia mengirim pesan pada Andrew.

'Hi bocah, nanti jemput aku ya.' Tapi pesannya belum terkirim. "Mungkin dia lagi mandi." Jessica turun ke dapur dan membuat susu, saat akan meletakkan gelas, dia melihat uang seratus ribu di atas meja. "Pasti Carlos yang meletakkannya."

Jessica membiarkan uang itu di atas meja, selesai minum susu dia kembali ke atas lalu masuk ke dalam kamar dan mengambil buku-buku kemudian memasukkan ke dalam tas.

Setelah itu Jessica keluar kamar dan mengambil sepatu lalu memakainya, selesai dia mengambil ponsel dan membaca pesan dari Andrew, "Ternyata dia sudah menungguku di depan gedung apartemen."

Saat akan meninggalkan unit apartemen seperti ada yang kurang, biasanya Carlos meminta Jessica mencium pipinya. "Hm …." Jessica menarik nafas panjang dan langsung menuju lift kemudian menekan tombol.

Lift terbuka Jessica masuk, sampai di lobby Jessica langsung keluar dan melihat Andrew sudah menunggunya. Jessica menghampiri Andrew dan tersenyum kepada pria itu.

"Selamat pagi, Jess. Sudah sehat?" Pertanyaan Andrew mendapatkan anggukan kepala dari Jessica

"Iya, sudah mendingan." Sambil naik ke atas motor Jessica mengambil helm yang di berikan Andrew padanya lalu memakainya. Mereka berdua langsung berangkat ke sekolah.

Sementara di dalam unti apartemen, perginya Jessica Carlos langsung bangun dan keluar dari kamar. Dia tertegun di depan ruang tempat Jessica tidur.

"Jessica sudah pergi ke sekolah, biasanya aku mencium keningnya, ada sesuatu yang hilang." Carlos bergumam sambil berjalan turun ke lantai satu menuju ke ruang makan. Dia melihat uang yang dia letakkan di meja masih ada di sana.

"Hem … Jessica tidak mengambilnya, dia masih marah padaku." Carlos kemudian kembali pergi ke kamar dan mengambil handuk.

Dia masuk ke dalam kamar mandi, dan menyalakan shower. Sambil mengusap wajah yang terkena air, Carlos teringat saat malam dia meniduri Jessica. Dia menggelengkan kepala lalu mematikan kran air.

Dia mengambil handuk dan melingkarkan di pinggang lalu kembali ke kamar, Carlos memakai pakaian kerjanya, hari ini ia akan pergi ke kantor.

Selesai, kemudian dia memakai sepatunya, Carlos mengambil tas kerjanya dan turun ke bawah. Dia membuka pintu lalu keluar, dan berjalan ke arah lift.

Begitu lift terbuka Carlos masuk dan menekan tombol basement, begitu tiba Carlos langsug berjalan menuju ke mobilnya dan masuk. Dia menjalankan kendaraannya menuju kekantor.

Sepanjang jalan Carlos memikirkan Jessica. Sikap dingin Jessica pada Carlos membuat pria itu tersiksa, dia melajukan mobilnya. Carols ingin segera sampai di kantor, begitu tiba ia memarkirkan kendaraannya dan masuk ke dalam kantor.

Para karyawan menyapa Carlos tapi dia hanya diam lalu masuk ke dalam ruangannya dengan wajah yang tidak enak dipandang. Carlos duduk dan memikirkan Jessica.

Sementara di luar terjadi percakapan antar karyawan. "Tidak biasanya boss seperti itu, kalau kita memberi salam pasti dia membalas sambil tersenyum, dan wajahnya juga seperti menyimpan amarah.

"Iya, ya," jawab yang lainnya dan mereka kembali berkerja.

Sementara di sekolah, jam istirahat Jessica malas ke kantin dia memilih diam di kelas lalu Andrew menghampirinya.

"Jess kamu tidak ke kantin?" tanya Andrew seraya memasukan kedua tangan di saku celana dan bersandar di meja.

"Tidak, Ndrew. Aku di kelas saja." Jessica mengeluarkan buku dan membukanya, dia belum bisa melupakan malam kejadian itu.

"Aku mau ke kantin kamu mau titip apa?" tanya Andrew lagi dengan menatap wajah Jessica yang terlihat murung.

"Biasa aja, juice," jawab Jessica dengan berusaha tersenyum kepada sahabatnya itu.

"Ok, tunggu ya." Jessica menganggukkan kepala lalu Andrew pergi meninggalkan gadis itu.

Perginya Andrew Jessica langsung memikirkan Carlos. 'Apakah aku terlalu berlebihan terhadap Carlos? Beberapa hari ini kami saling diam. "Hmmmm." Jessica memegang kepalanya dan menuduk di atas meja.

Sementara Andrew sudah kembali dari kantin dengan membawa pesanan Jessica, dia menghampiri Jessica dan menepuk bahu gadis itu.

"Jess ini juice kamu." Jessica mengangkat kepalanya menatap Andrew dan mengambil juice yang di sodorkan oleh pria itu.

"Thanks ya, Ndrew." Andrew menganggukkan kepala lalu duduk di dekat Jessica.

"Apakah kamu baik-baik saja?" tanya Andrew seraya menatap Jessica.

Jessica menganggukan kepala sambil meminum juice sampai habis lalu bel berbunyi tanda jam istirahat selesai, Andrew langsung berdiri dan kembali ke tempat duduknya.

Sementara di kantor Carlos pusing memikirkan Jessica, dia ingin pulang cepat dan bertemu dengan gadis itu. Carlos ingin bicara dengan Jessica, dia tidak mau Jessica diam terus padanya.

Carlos ingin menyelesaikan semuanya, dia mengambil tas dan kunci mobilnya. Carlos buru-buru keluar menuju parkiran lalu membuka pintu mobil dan masuk.

Dia menghidupkan mobilnya dan langsung tancap gas, Carlos segera menuju ke apartemen. Dia melajukan dia melajukan kendaraannya, Carlos tidak sabar ingin bertemu dengan Jessica dan meminta maaf kepada gadis itu.

Tidak lama kemudian dia sampai, Carlos turun dari mobil dan menuju ke unit apartemen. Carlos masuk lalu melemparkan tasnya ke sofa, kemudian membuka sepatunya dan duduk di ruang tamu. Carlos menunggu Jessica pulang.

****

Jam sekolah usai Jessica dan Andrew pulang bersama-sama. Andrew mengantar Jessica sampai depan gedung apartemen,lalu Jessica turun dari motor.

"Thanks ya, Ndrew," ucap Jessica dengan memberikan helm kepada Andrew.

"Yoi, sampai jumpa besok." Andrew mengedipkan sebelah mata kepada Jessica lalu meninggalkan gadis itu dan pulang.

Jessica masuk ke dalam lalu menekan tombol, lift'pun terbuka. Jessica menempelkan kartu kemudian menekan angka 18, lift tertutup dan naik.

Akhirnya sampai, lift terbuka dan Jessica keluar berjalan menuju ke unit apartemen kemudian memasukan kode pengaman, pintu terbuka lalu Jessica masuk dan menutup kembali pintunya.

Jessica melihat Carlos lagi duduk di ruang tamu, dia melepaskan sepatunya lalu Carlos mulai berjalan mendekati Jessica, dan memegang tangan gadis itu.

"Jess, tolong jangan diam seperti ini. Lebih baik kamu maki aku, pukul aku atau tampar aku dari pada kamu diam seperti ini, aku tersiksa, Jess," jeluh Carlos dengan wajah permohonan..

Jessica hanya diam dan melepaskan tangan Carlos kemudian naik ke atas, dia masuk ke kamar dan mengunci pintunya.

Sementara itu Carlos semakin pusing. 'Jess hatimu seperti batu.' Carlos bergumam dalam hati. 'Kamu benar-benar marah padaku." Dia tidak tahu bagaimana lagi untuk membuat Jessica bicara padanya.

Dia ke dapur dan membuka kulkas, Carlos mengambil air dan minum kemudian ke ruang makan lalu duduk. Carlos menundukan kepalamya di atas meja makan, Jessica benar benar membuat pria itu tersiksa.

Sedangkan di kamar Jessica duduk di tempat tidur dan memikirkan Carlos. 'Aku terlalu berlebihan padanya.' Jessica berdiri lalu membuka pintu kamarnya kemudian turun ke bawah ingin menemui Carlos.

Jessica melihat Carlos lagi tertunduk di meja makan, dia menghampiri Carlos dan memegang bahunya. Merasa bahunya di sentuh, Carlos mengangkat kepalanya. Dia menatap Jessica lalu memegang tangan gadis itu kemudian menempelkan di pipinya.

Jessica melingkarkan tanganya di leher Carlos dan berbisik di kuping pria itu. "Carlos, aku minta maaf sudah keterlaluan padamu."

"Tidak, Jess. Aku yang harus minta maaf padamu, karena sudah melakukan hal buruk terhadap dirimu," ucap Carlos pada kemudian berdiri dan memeluk Jessica.

Jessica membalasa pelukan Carlos. Mereka saling berpelukan, terlihat Carlos sangat bahagia, lalu pria itu mencium kening Jessica.

"Carlos aku mau istirahat aku mengantuk," ujar Jessica karena merasa canggung ketika Carlos mengecup keningnya.

"Iya aku juga mau istirahat." Jessica dan carlos naik ke atas kemudian Carlos menarik tangan Jessica masuk ke kamarnya. Jessica menatap Carlos dengan heran.

"Istirahat di kamarku saja, aku janji tidak akan menyentuhmu." Jessica masih terlihat ragu, dia menatap Carlos dengan mengerutkan dahinya.

"Janji?" tanya Jessica lalu Carlos menganggukkan kepala.

"Iya aku janji, kecuali kalau kamu yang meminta," canda Carlos seraya tersenyum dengan menunjukkan giginya yang tersusun rapi.

Jessica memasang wajah masam lalu mencubit perut Carlos dengan kuat sehingga pria itu merintih kesakitan sambil mengusap perutnya.

"Sakit, Jess," keluh Carlos sambil memegang tangan Jessica.

"Makanya jangan menggodaku," sahut Jessica dengan suara manjanya.

Carlos tersenyum dan memeluk Jessica, mereka berdua naik ke tempat tidur lalu Jessica merebahkan kepalanya di dada Carlos, dan Jessica seperti tidak percaya dengan apa yang di katakan pria itu.

"Jess, aku sudah jatuh cinta padamu," ungkap Carlos dengan suara pelan sambil membelai rambut Jessica. Gadis itu mengangkat kepalanya dan menatap Carlos.

"Kamu serius?" tanya Jessica dengan wajah yang kurang percaya.

"Iya, Jessi. Aku sudah jatuh cinta padamu, kamu mau jadi kekasihku?" tanya Carlos lagi dengan membelai pipi Jessica.

"Kamu serius padaku Carlos?" Kembali Jessica bertanya seperti tidak yakin.

"Iya, Jessi. Aku sangat serius, jadilah kekasihku." Jessica menatap Carlos dan menganggukan kepala.

"Kamu mau menerima aku sebagai kekasihmu?" Kembali Jessica menganggukan kepala lalu Carlos memeluknya dengan erat dan mencium pipi gadis itu.

"Jangan panggil aku Carlos lagi," pinta Carlos dengan mencuit gemas hidung Jessica.

"Lalu harus panggil apa?"

"Panggil honey atau dear yang penting tidak memanggil nama," sahut Carlos sambil mengecup kening Jessica.

"Baiklah kalau begitu aku panggil Babe saja." Carlos tersenyum dan kembali memeluk gadis itu.

"Iya, Sayang. Itu juga bagus," ujar Carlos kemudian mencium bibir Jessica tapi tidak lama kemudian Jessica menghentikan ciuman Carlos.

"Kenapa?" tanya Carlos dengan mengernyitkan dahinya.

"Nanti kalau kamu ingin aku tidak bisa melayanimu, milikku masih sakit." Carlos tertawa dan mencubit pipi Jessica.

"Baiklah, ayo tidur." Jessica meletakkan kepalanya di dada Carlos dan memejamkan mata.