Ameera dan Yesha segera berpamitan saat jam sudah menunjukkan saatnya kafe tutup. Kali ini Difky ikut keluar, dia nampak hidup dan seperti bunga yang baru saja mendapat asupan pupuk atau semacamnya.
Elvano melirik sepupunya itu, dia lalu mengerutkan dahi dan memicingkan kedua matanya. Difky yang menyadari sikap Elvano hanya segera mengusapkan telapak tangannya pada bocah itu agar berkedip.
"Berhenti menatapku seperti itu," ujar Difky yang mengantarkan Ameera dan Yesha hingga pintu depan.
Kedua perempuan itu memesan taksi online. Dia tidak ingin merepotkan karena Difky yang kondisinya belum baik sepenuhnya.
Elvano membuntuti Difky kemanapun dia pergi. Mulai dari ke dapur, ke ruang tamu untuk mengambil beberapa bungkus cemilan yang belum dibuka oleh tamu mereka tadi, hingga ke kamar dan merebahkan tubuh.
"Apa kamu sedang berperan sebagai bayanganku?" ujar Difky yan merasa risih dengan sikap bocah itu.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com