Di belahan dunia lain, seorang wanita membuang nafasnya dengan kasar akibat amarahnya yang menggebu-gebu. Wanita yang menjadi incarannya sedang tidak berada dalam jangkauan penglihatannya. Jika saja wanita yang menjadi sasarannya itu berada dalam satu wilayah dengannya maka rencananya untuk menghilangkan wanita itu dari kehidupan Kyuhyun akan berjalan sebagaimana mestinya.
Tapi sayang wanita itu harus menghilang, tidak, bukan menghilang tetapi pergi bersama dengan pria pujaan hatinya ke belahan dunia lain. Hatinya tambah memanas saat membayangkan hal apa saja yang bisa dilakukan oleh mereka.
Namun, dia tidak kehabisan akal. Diambilnya ponsel sekali pakai yang dia dapatkan dari toko pegadaian. Dengan senyum jahatnya, ia mengetikkan pesan dan mengirimkannya pada target kebenciannya. Setelah selesai, dia langsung membuang ponsel tersebut.
.
Kyuhyun dan Chaewon telah kembali ke kamar mereka, kini mereka duduk sambil merendam kaki mereka di kolam pemandian air panas sambil menikmati malam.
"di suasana seperti ini membuatku ingin berbicara banyak" aku Chaewon.
Dengan senang hati Kyuhyun tersenyum "aku akan mendengarkan"
"kau pernah bilang bahwa anak ini penting bagimu. Aku ingin tahu apa yang sejujurnya kau rasakan terhadap anak ini?" Chaewon mengelus perutnya yang cukup besar itu.
"entahlah, aku tidak pernah berpikir untuk memiliki anak sebelumnya" Kyuhyun memandangi perut Chaewon.
"sudah kuduga?"
Mata Kyuhyun kembali menatap mata coklat milik Chaewon "benarkah?"
"ya, aku dengar dari kakek kalau beliaulah yang menyuruhmu untuk melakukannya. Lagi pula kalau kau benar-benar ingin memiliki anak atas keinginanmu sendiri, kau pasti akan melakukannya dengan salah satu dari banyak wanita yang telah kau kencani dibandingkan menggunakan ibu pengganti"
Kyuhyun memandang ke arah pepohonan di depan mereka "seperti yang sudah pernah kukatakan. Mereka itu hanya menginginkan harta dan ketenaran dariku. Aku tidak mungkin menjadikan mereka ibu dari anak-anakku. Bagi mereka nama dan jabatan yang aku punya adalah hal terpenting"
"aku juga pernah berkata, itu karena kau tidak mencoba untuk terbuka kepada mereka. Aku tidak percaya jika diantara banyak wanita yang kau kencani tidak ada yang tulus menyayangimu"
Kyuhyun kembali menatap Chaewon "aku pernah mencoba untuk terbuka. Kau ingat apa yang aku ceritakan tentang seorang wanita yang menarikku dari keterpurukan?"
"ya"
"namanya Leah, kami bertemu saat aku baru saja menjadi mahasiswa. Dia adalah seniorku, kami bermula sebagai teman. Pada saat itu aku adalah remaja yang sedang dalam masa pembangkangan." Kyuhyun tersenyum miris mengingat kelakuannya saat itu.
"Aku kabur dari rumah, tidak ingin siapapun tahu siapa aku sebenarnya dan melakukan segala hal yang bisa kau bayangkan sebagai anak yang hidup tanpa aturan. Tetapi Leah selalu ada di sana memberikan sejuta nasihat padaku. Awalnya aku merasa dia menjengkelkan karena selalu menceramahiku, tetapi akupun mulai terbiasa dengannya dan bahkan merindukan segala celotehannya jika dia tidak ada"
"kala itu aku tersadar bahwa aku telah jatuh cinta padanya. Aku pun membuka diriku pada Leah, mengakui siapa diriku sebenarnya dan juga perasaanku. Leah meyakinkan diriku untuk kembali ke rumah dan melakukan apa yang seharusnya kulakukan yaitu menjadi penerus kakek. Aku setuju dengan satu syarat bahwa Leah harus berada di sampingku"
"setelah beberapa bulan kita berkencan aku baru mengetahui bahwa Leah adalah orang yang dibayar oleh nenekku untuk menangani aku yang dalam fase membangkang. Aku berfikir tidak apa-apa asal perasaan kami sama, perasaannya tulus padaku"
"tetapi ternyata itu hanya harapan palsuku saja. Apa kau mau tahu apa yang dia ucapkan kepadaku?" Kyuhyun menatap Chaewon sendu dengan bibirnya yang membentuk senyum sedih.
Chaewon membalas dengan suara seperti bisikan "apa itu?"
"aku telah menyelesaikan pekerjaanku. Aku senang bisa menolongmu, tetapi maaf aku tidak memiliki perasaan yang sama denganmu. Terlebih aku akan segera menikah" Kyuhyun tertawa yang terdengar sangat dipaksakan saat menyelesaikan kalimatnya.
"sejak saat itu aku menganggap wanita itu sama saja, mereka tidak pantas untuk dicintai. Sampai aku bertemu denganmu" raut wajah Kyuhyun kembali ceria dengan senyum lebarnya yang tertuju pada Chaewon.
Chaewon tersipu malu "aku juga penasaran akan hal itu. Kenapa aku? Apa yang membuatku berpikiran bahwa aku berbeda? Diluar dari fakta bahwa aku mengandung anakmu"
"kau wanita pertama yang selalu melawan setiap perkataanku. Kau selalu mengatakan apa yang ada di pikiranmu. Tetapi dibandingkan sifat keras kepalamu itu, pada akhirnya kau selalu mengikuti keputusanku. Itulah mengapa setiap rencanaku tidak akan berjalan lancar sebagaimana mestinya bila bersamamu." Kyuhyun menampakkan wajah jengkelnya.
"jadi karena aku berbeda dari wanita yang selalu menuruti setiap maumu dan berusaha berada di sisi baikmu, kau menganggap aku menarik. Kau pasti berfikir 'ah! Dia mainan yang menarik' betul 'kan?" Chaewon memasang smug face nya.
Kyuhyun terkekeh dan mencoba untuk mengalihkan pembicaraan "kau sudah tahu tentangku, kini giliranku tahu tentangmu. Kau bilang bahwa kau akan memutuskan hubungan dengan pria yang memiliki niatan untuk berhubungan sex denganmu, mengapa?"