***
Juragan Tono datang, mengecek pekerjaan para buruhnya. Ia melihat Ayu tengah duduk di sebelah Dewi, Juragan Tono pun tersenyum ke arah Ayu.
"Apa kamu bosan berdiam diri saja?" tanya Juragan Tono pada Ayu.
"Iya, Juragan," sahut Ayu datar.
"Baiklah, mulai hari ini kamu bisa menggantikan tugas Sri, dalam menghitung semua pemasukan serta pengeluaran uang Pabrik ini," papar Juragan Tono.
Sri yang sedang duduk manis memegang semua keuangan Pabrik, kini sudah berubah ekspresi. Matanya melotot dengan sangat besar, mulutnya terbuka lebar. Ia sangat terkejut mendengar keputusan gila suaminya itu.
Dewi yang mendengar itu hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala. Ia sungguh tidak percaya keajaiban apa yang sedang terjadi ini.
Sementara Aldo berusaha terlihat biasa-biasa saja, agar tidak ada yang menaruh curiga.
"Tapi bagaimana dengan, Bu Juragan Sri?" tanya Ayu sengaja memancing keributan.
"Sri bisa mengurus yang lain saja," sahut Juragan Tono.
Sri yang mendengar itu, mencoba bangkit menentang keputusan Juragan Tono. Wajahnya terlihat sangat marah.
"Kenapa harus menggantikan posisi saya? Ayu kan bisa ditugaskan untuk yang lain," protes Sri dengan lantang.
"Tidak ada satu orang pun yang bisa mengatur saya! Ayu sebentar lagi menjadi istri Juragan yang terpandang ini, jadi sudah selayaknya Ayu yang memegang semua keuangan saya," papar Juragan Tono dengan bangga.
"Saya juga istrimu Mas! Istri pertama lebih utama," ujar Sri tak mau kalah.
"Oya, tetapi itu tidak berlaku bagi saya." Juragan Tono bicara dengan menyosongkan dada.
Sri merasa percuma jika harus berdebat dengan Juragan Tono, sdah pasti ia tidak akan bisa melawan kehendak suaminya itu.
Dengan langkah yang berat, Sri mencoba untuk mengalah.
"Sayang! Kamu bisa duduk di sana, dan kamu juga bebas untuk mengatur harga kelapa yang akan kita beli dari penduduk desa," papar Juragan Tono pada Ayu.
"Terima kasih, Juragan!" sahut Ayu dengan tenang.
Kini Ayu sudah mengambil alih posisi Sri. Tentu saja ini akan membuat Sri semakin membenci. Segala upaya telah disiapkan untuk melenyapkan Ayu, kali ini Sri yakin tidak akan gagal lagi.
***
Sore ini sebelum pulang, para buruh akan menerima gajih bulanannya. Sebelumnya upah yang mereka dapat sangatlah kecil, hanya kisaran lima ratus ribu saja.
Para buruh pabrik kelapa itu sering menyuarakan keluhan mereka. Namun, Sri dan Juragan Tono tidak perduli, bahkan Tole, Joko, dan Dodo sering mencambuk bagi siapa pun yang berani mencoba protes. Sedangkan Ayu selama tiga tahun bekerja di pabrik itu, tidak mendapatkan upah sama sekali. Ayu bekerja hanya untuk menggantikan hukuman atas perbuatan kedua orang tuanya di masa silam. Hingga suatu hari Juragan Tono mulai menyadari, bahwa gadis yang selalu ia hukum itu memiliki paras yang sangat cantik.
Juragan Tono telah lama meminta Ayu agar bersedia menjadi istri keduanya. Namun, Ayu selalu menolak dengan kasar. Hal itu membuat Juragan Tono semakin murka. Lalu akhirnya, Ayu menyetujui untuk rencana pembalasan dendam.
"Ayu ...." panggil Dewi yang menyadarkan lamunan Ayu.
"Oh, iya!" sahut Ayu terkejut.
"Apa kamu hanya ingin melamun saja? Semua buruh sudah menantikan gajih mereka," ujar Dewi sambil tersenyum.
Ayu pun bergegas mengecek satu persatu daftar nama yang akan menerima gajih sore ini.
Tertera lima puluh nama yang akan diberikan gajihnya hari ini. Sementara sisanya diberikan Minggu depan, sesuai dengan tanggal mereka masuk kerja.
Ayu mulai menghitung jumlah uang yang akan ia berikan sebagai upah kerja keras para buruh pabrik.
"Pak Yamin!" panggil Ayu.
Mendengar namanya dipanggil, Pak Yamin segera maju dari antrian. Pak Yamin ini sudah cukup tua, tubuhnya juga sudah tidak terlalu kuat lagi untuk bekerja. Namun, faktor susahnya ekonomi di desa, membuat ia terpaksa harus membanting tulang diusia yang sudah senja.
"Ini ...." Ayu memeberikan upahnya.
"Terima kasih, Nak Ayu! Ini banyak sekali, apa Nak Ayu tidak takut terkena hukuman memberi gajih sebanyak ini." Pak Yamin terkejut dengan jumlah yang Ayu berikan. Ia juga khawatir Ayu akan terkena masalah dengan ini.
"Ambil saja, dan pulanglah!" ucap Ayu pelan.
Pak Yamin pun menuruti perkataan Ayu. Kemudian daftar nama berikutnya!
Ayu memberikan upah yang sama nilainya seperti yang ia berikan pada Pak Yamin. Para buruh terlihat bahagia menerima gajih yang besar bulan ini.
Ayu memberika satu juta lima ratus, bagi tiap-tiap buruh yang mendapatkan gajih sore ini.
Sri yang mendengar suara riuh para buruh, mencoba mencari tau apa yang terjadi di sana.
"Ada apa? Kalian tampak senang hari ini," tanya Sri pada salah seorang buruh.
"Ayu memberikan kami upah dua kali lipat dari biasanya," sahut buruh itu jujur.
Sri sangat terkejut mendengarnya. Ia mencoba mengadukan hal ini pada Juragan Tono.
Sri menemui Juragan Tono yang tengah bersantai sambil senyum-senyum itu. Sepertinya ia tengah berkhayal.
"Mas!" panggil Sri.
"Bisa tidak, jangan mengganggu kesenangan saya!" bentak Juragan Tono.
"Mas, dengarkan saya dulu," ujar Sri bersemangat.
"Apa lagi? Kamu masih mau protes masalah posisi kamu yang digantikan Ayu?" tanya Juragan Tono dengan santai.
"Bukan itu, Mas. Saya mau memberitahu sesuatu," papar Sri sambil duduk di sebelah Juragan Tono.
"Katakan!" sahut Juragan Tono yang terlihat cuek.
"Ayu memberi para buruh gajih yang sangat besar," jelas Sri.
"Apa ...?" Juragan Tono sontak merubah gaya duduknya.
"Benar, Mas! Kalau tidak percaya, silahkan tanyakan padanya," ujar Sri yang mulai memanasi keadaan.
Tanpa berkata-kata lagi, Juragan Tono langsung beranjak dari tempat duduknya.
Sri mengikuti langkah Sang suami dari belakang. Ia tidak sabar melihat Ayu kembali dihukum. Sri juga berharap dengan kejadian ini, Ayu segera tersingkirkan.
"Ayu!" teriak Juragan Tono.
Aldo yang masih berada di sana sudah menduga Juragan Tono akan marah dengan gajih yang Ayu berikan.
"Iya, Juragan," sahut Ayu tenang.
"Berapa banyak gajih yang kamu berikan pada buruh-buruh ini?" tanya Juragan Tono serius.
Para buruh yang masih mengantri mulai merasa cemas. Mereka takut jika gajih yang mereka terima, tidak sebesar yang Ayu berikan pada buruh yang duluan tadi.
"Satu juta lima ratus ribu, Juragan!" jawab Ayu santai.
"Itu terlalu besar. Cepat tarik kembali uang yang telah kamu berikan itu," perintah Juragan Tono.
Ayu tersenyum tipis. Senyum itu jarang sekali terlihat, Juragan Tono menjadi luluh seketika. Begitu pun dengan Aldo, ia sangat membenci senyum yang membuatnya susah tidur itu.
"Saya sudah putuskan itu upah yang sangat pas, Juragan! Karna prediksi saya, bulan ini kita akan menerima penjualan dengan nilai yang besar dari kota," papar Ayu mencoba mengelabui Juragan Tono.
"Omong kosong!" bentak Sri yang merasa ucapan Ayu tidak masuk akal.
"Benarkah?" tanya Juragan Tono yang mulai lembut kembali.
"Iya, Juragan," sahut Ayu.
"Jika yang kamu katakan tidak benar, maka kamu harus mengambil kembali upah yang telah kamu berikan pada para buruh ini," papar Juragan Tono.
"Baik, Juragan!" jawab Ayu dengan tetap tenang.
Para buruh yang menerima upah dua kali-lipat merasa cemas, mereka tau Ayu hanya mengada-ngada tentang prediksinya itu. Mereka yakin upah yang mereka dapat saat ini akan diambil kembli nanti.
Aldo yang mendengar itu semua, mencoba kembali ke gubuknya, dan segera menghubungi Danu!
[ Naikan harga kelapa yang akan diekspor Juragan Tono. Beri bayaran dua kali-lipat.] pesan Aldo.
Pesan masih tertunda. Namun, nanti akan terkirim dengan sendirinya ketika jaringan sudah stabil.
Bersambung.