webnovel

Otak penculikan

Pagi ini Joko akan mengirim seluruh hasil olahan Pabrik ke kota, Sri merasa senang karena sebentar lagi Ayu akan kena hukuman.

Harga penjualan santan hasil olahan tentunya seperti biasa, fikir Sri sambil menatap penuh kemenangan.

"Kirimkan dengan baik, jangan sampai ada kesalahan!" Perintah Juragan Tono pada Joko.

"Siap Juragan," sahutnya.

Aldo mulai cemas, ia mencoba mencari alasan agar bisa beranjak sebentar dari pekerjaannya.

"Maaf, Kang. Saya mau izin buang air sebentar," ucap Aldo pada Tole yang mengawasi para buruh.

"Ya, sudah! Jangan lama-lama." Tole mengizinkan.

Aldo kembali ke dalam gubuknya, ia mengecek pesan yang kemarin dikirimnya pada Danu.

"Astaga! Belum ada jaringan," gerutu Aldo sambil mengacak kasar rambutnya.

Dengan gusar, Aldo pun segera kembali ke Pabrik. Ia merasa cemas, karena setelah penjualan itu pastinya Ayu terkena masalah.

Hari semakin sore, Juragan Tono mencoba menghubungi Joko yang tentunya sudah sampai di kota.

Sementara para buruh sudah mulai bubar bekerja, tinggal Ayu yang masih duduk tenang dengan posisi barunya.

Berkali-kali Juragan Tono mencoba menghubungi Joko, namun jaringan di desa memang jarang sekali stabil. Biasanya Juragan Tono hanya menunggu kepulangan anak buahnya saja, tanpa harus menelepon segala.

Tetapi kali ini, Juragan Tono cemas dengan harga olahan kelapa yang dikirimnya, bagaimana jika Ayu hanya mengada-ngada, Juragan Tono tidak ingin menjadi rugi.

Ayu mencoba kembali ke gubuk istimewanya, namun Juragan Tono menahan.

Sementara Aldo mencoba sembunyi di balik bangunan Pabrik, agar bisa mengetahui apa yang terjadi.

"Tunggu! Kamu tetap diam di situ! Sampai saya mendapatkan jawaban dari Joko," ujar Juragan Tono.

Ayu pun menurut, dan kembali duduk, sedangkan Juragan Tono gelisah, berulang kali ia mencoba menghubungi Joko, hingga akhirnya terhubung.

"Halo, Jok! Gimana?" tanya Juragan Tono.

Aldo semakin cemas, ia berharap Danu sudah menerima pesan darinya.

Sri juga sudah tidak sabar menantikan jawaban Joko.

Sedangkan Ayu tetap dengan ekspresi tenangnya.

"Benar-benar ajaib, Juragan! Harga penjualan kita naik dua kali lipat," ucap Joko senang.

Juragan Tono memancarkan rona wajah yang sangat gembira, ia langsung memutuskan sambungan teleponnya begitu saja.

Juragan Tono mendekati Ayu.

Aldo semakin cemas, sementara Sri sangat senang dan yakin, pasti Juragan Tono akan mengamuk, fikirnya.

Namun, hal yang tak disangka-sangka malah terjadi, Juragan Tono memeluk Ayu dengan penuh cinta.

"Kamu benar-benar, pembawa keberuntungan buat saya," ujar Juragan Tono memeluk Ayu dengan erat.

Sri kembali terkejut, hingga mulut besarnya itu terbuka lebar.

Sementara Aldo sangat merasa kesal menyaksikan Juragan Tono memeluk Ayu dengan begitu lama.

"Maksud, Juragan?" tanya Ayu sambil mencoba melepaskan pelukan juragan Tono.

"Harga penjualan olahan santan kali ini naik dua kali lipat, persis seperti yang kamu katakan," papar Juragan Tono.

Sri benar-benar merasa sial, bagaimana bisa perusahaan di kota menaikan harga santan dengan tiba-tiba.

"Kau hanya beruntung kali ini, Ayu!" batin Sri.

Aldo yang sudah tenang akan masalah itu, kini ia bergegas masuk ke dalam gubuknya, Aldo tidak tahan menyaksikan kedekatan Juragan Tono dengan Ayu.

***

Hari pun semakin gelap, kini Ayu mulai menjalankan rencana selanjutnya.

Ayu menuliskan sesuatu di atas kertas, lalu melemparkannya ke arah Juragan Tono, kemudian ia segera bersembunyi.

Ayu merangkat bagaikan bayi, ia berhasil lolos tanpa ada yang melihatnya.

Kini Ayu kembali melempar kertas ke arah Sri pula, kebetulan Sri sedang berjalan keluar.

"Argh!" teriak Sri terkejut, "apa lagi ini." Sri mengambil benda yang mengenai tubuhnya itu.

Ia kembali bergetar, ketika mendapati sebuah kertas lagu, dengan ragu-ragu, Sri pun mengambil kertas itu, lalu membukanya!

Temui aku di belakang pabrik sekarang! Jika terlambat sedetik saja, hidupmu tidak akan aman.

Keringat dingin Sri kembali berjatuhan, Sri merasa seseorang telah mempermainkannya, dengan langkah yang penuh amarah, Sri langsung menuju tempat yang di sebutkan Si pengirim surat misterius itu.

Sementara Juraga Tono juga menuju ke tempat tersebut, ia menerima sebuah kertas yang sama, namun berbeda isi tulisannya.

Isi kertas yang di dapat Juragan Tono adalah:

Pergi ke belakang pabrik sekarang! jika ingin mengetahui siapa pelaku penculikan Ayu kemarin. Orang yang kamu temui di tempat itu, adalah otak di balik semuanya.

Juragan Tono bersemangat melangkahkan kakinya dengan cepat.

Ketika sampai di belakang pabrik yang sangat gelap itu, Sri langsung mencaci-maki maki seseorang yang datang ke sana. Ia mengira Si pengirim ancaman itu yang telah tiba.

"Beraninya kau mengancam saya! Tunjukan wajah aslimu sekarang juga!" Teriak Sri dengan penuh amarah.

Juragan Tono yang mendapat cacian itu merasa sangat murka, ia membalikkan badannya menghadap Sri.

Alangkah terkejutnya Sri saat melihat Juragan Tono yang berada di sana.

"Mas, Tono! Saya fikir ...." ucap Sri yang terhenti.

"Kamu fikir, saya ini siapa? Oh .... saya mengerti sekarang, ternyata kamu otak dari penculikan Ayu kemarin." Juragan Tono bicara sambil mendekati Sri.

Tubuh Sri semakin bergetar, ia sangat ketakutan saat ini.

"Sa-saya tidak mengerti apa yang Mas tuduhkan ini," ucap Sri berkilah.

Tanpa berkata-kata lagi, Juragan Tono langsung menarik tangan Sri dengan keras.

"Sakit, Mas! Argh ... lepaskan," rintih Sri dengan wajah menyedihkan.

Juragan Tono membawa Sri ke gubuk khusus milik Ayu, karena teriakan Sri yang keras, membuat penghuni gubuk yang lainnya keluar.

Buruh Pabrik yang berada di gubuk milik Juragan Tono, mulai krasak-krusuk berbisik.

Mereka menebak-nebak apa yang sedang terjadi.

Ayu dan Aldo pun ikut keluar untuk memastikan suara riuh apa di luar.

"Mas! Kamu mau apa membawa saya ke sini?" tanya Sri.

"Katakan dengan jelas pada semua orang yang ada di sini, bahwa kamulah yang telah merencanakan penculikan Ayu kemarin!" Perintah Juragan Tono dengan lantang.

"Tapi saya sungguh tidak mengerti, kenapa Mas, menuduh saya!" Sri masih mengelak.

Semua orang yang mendengar ucapan Juragan Tono, merasa sangat terkejut. Bahkan Tole, dan Dodo pun turut menghampiri.

"Mengaku, atau saya akan menghukummu dengan hukuman yang jauh lebih berat nanti!" bentak Juragan Tono dengan penuh amarah.

Ayu merasa puas, rencananya kali ini berhasil.

Aldo berbisik ke telinga Ayu dengan sangat pelan, "Apa benar, Bu Juragan, pelakunya?"

"Saya tidak tau," jawab Ayu datar.

Sementara Sri sudah sangat pucat, Sri tidak berani untuk menutupi ini lebih lama lagi, karena ia yakin, Juragan Tono pasti akan selalu mencari informasi.

"Iya! Saya yang merencanakan penculikan Ayu!" ucapnya dengan lantang.

Plak!

Sebuah tamparan mengenai pipi Sri, Ayu berdehem pelan melihat adegan itu.

"Beraninya kau mencoba menggagalkan pesta pernikahan saya dengan Ayu!" ujar Juragan Tono sambil mencengkram keras wajah Sri.

"Wanita mana yang sudi melihat suaminya menikah lagi, Mas!" papar Sri dengan ekspresi kesakitan.

"Kau tidak berhak mengatur keinginan saya!" bentak Juragan Tono.

Ayu mendekati Juragan Tono, dan berkata, "Sudah Juragan! Mungkin Bu Juragan Sri khilaf."

"Tidak, sayang! Sri sudah keterlaluan," ucap Juragan Tono lembut pada Ayu.

Kemudian Juragan Tono memberi kode agar Tole mendekat, Si gendut Tole itu pun segera menurut.

"Pasung dia di gudang!" Perintah Juragan Tono pada Tole.

"Baik, Juragan," sahut Tole menururi perintah bosnya.

Sri pun diseret paksa oleh Tole dan Dodo, mereka tidak memperdulikan cacian Sri.

"Lepas! saya tidak mau dipasung!" Teriak Sri berontak.

Sementara yang lain, mulai kembali ke gubuk masing-masing, hnya tinggal Ayu, Aldo, dan Juragan Tono di sana.

"Heh, Danu! Ngapain masih berdiri di situ? Mau gangguan Ayu lagi kamu?" tanya Juragan Tono dengan emosi.

"Tidak, Juragan!" sahut Aldo sembil terpaksa berlalu.

"Juragan, saya juga mau istirahat ya," ucap Ayu.

Namun, Juragan Tono menahannya sebentar, dengan senyum bahagia, Juragan Tono mengatakan, "pernikahan segera dilangsungkan besok!"

Degh!

Jantung Ayu berdebar, ia tidak ingin menikah dengan Juragan Tono.

"Baik, Juragan, saya masuk dulu," ucap Ayu lagi yang berusaha terlihat senang.

Juragan Tono pun mengangguk dan kegirangan, akhirnya momen yang ia tunggu, akan segera tiba.

Aldo yang sudah berada di dalam gubuk miliknya, merasa sangat marah. Ia tidak bisa terima jika pernikahan itu benar-benar terjadi.

"Bagaimana caraku menggagalkan pernikahan Ayu besok," gumamnya sembari mondar mandir di dalam gubuk yang sempit itu.

Bersambung