webnovel

Bab 3 Kotak Bekal!

"DARA BANGUN WOY!!! DASAR KEBO CIBUBUR!!!" Teriak Alex loncat-loncatan di atas kasur king size. Dia mencoba untuk membangunkan adiknya yang masih tidur nyenyak dalam mimpinya.

"BANGUN WOY!!! ITU ADA LEE MIN HO LEWAT YA AMPUN DEPAN RUMAH!!!!" Teriaknya lagi mencoba membangunkan sang adik yang kalo tidur emang kayak orang sekarat.

"Hah apa? Ampun deh ada Lee Min Ho!!! Mana aduh mana Dara belum mandi lagi." Ucap Dara mengucek matanya yang begitu berat untuk melek sambil cerocos gak jelas.

"Tuh Lee Min Ho ke jeblok mobil mampus deh ke injek semut!" Kata Alex dengan kesal. Habis kalo Lee Min Ho aja gercap bet langsung melek.

Dara melirik abangnya dengan tatapan tajam dan langsung memukul pahanya dengan keras.

PLAKKK!!!

"WADOW SAKIT OGEB!!!" Rintih Alex mengusap-usap pahanya yang sakit akibat di pukul barusan.

"Lagian Abang ngapain coba ngomong kek gituh? Ini lagi kasur queen size Dara berantakan!! Ihhh abaaaaang!" Kesal Dara sama tingkah abangnya yang kayak anak kecil. Mana pake segala loncat-loncatan di atas kasur kek berasa trampolin aja.

"King size ya Dara! Bukan queen size." Cetus Alex kesal dengan sikap adiknya yang suka seenak jidat.

"Serah Dara lah! Mulut-mulut Dara, kenapa jadi situ yang repot!" Ucap Dara acuh tak acuh.

"Gak guna bet gue debat sama Lo! Mending sekarang Lo mandi dari pada ntar terlambat ke sekolah." Ucap Alex yang malas dan langsung turun dari kasur yang luasnya hampir sama kayak area penerbangan.

Alex kembali melihat Dara yang masih anteng duduk sedang mengumpulkan nyawa. Sambil merem melek, Dara mencoba mengumpulkan kesadarannya membuat abangnya itu geleng-geleng kepala sama adiknya yang masih kayak bocil.

Kenapa ogebnya gak ilang-ilang! Batin Alex menggerutu.

"Heh kebo! Buruan buset Lo mandi sana! Habis itu kita sarapan."

"Iya bentar Abang! Ini Dara lagi mencoba mengumpulkan nyawa terlebih dahulu, kan Abang tau sendiri Dara ini mempunyai stok darah yang rendah gara-gara keseringan ngeluarin darah setiap bulan. Kalo bangun tidur itu gak bisa langsung bangun, nanti kepala Dara bisa copot." Ucap Dara polos dengan tampang ogebnya.

Alex langsung menepuk jidat, frustasi menghadapi kebodohan dari sang adik. Ingin sekali dia menjual atau tidak menggadaikan adiknya ini ke om-om.

"Ya udah Dede ku sayang, cepetan! Nanti yang ada kita bisa terlambat ke sekolah."

Tuk!!!

"Awhhh..... Issshhh Abang sakit tau!" Kesal Dara sambil memanyunkan bibirnya saat kening dia disentil oleh Abang lucknatnya.

"Udah cepet mandi! Habis itu sarapan. Gimana ada cowok yang mau jatuh cinta sama Lo. Kalo Lo aja jorok kek gini." Ucap Alex langsung ngacir keluar.

"ABANG BELEEEEKK!!!!" Teriakkan Dara yang menggelegar. Sampe-sampe mengalahkan teriakkan ayam tetangga yang mau bertelor.

Dara mendengus kasar! Enak aja dibilang jorok. Orang dia paling menjaga kebersihan kok. Daripada ladenin bang belek yang nyebelin mending Dara....

"Hape Dara!" Panik Dara saat sadar kalo ternyata hapenya tidak ada disamping atau didekatnya. Padahal dia inget banget kalo semalam ia terus memeluknya.

Dara pun mengucek mata dan beranjak dari kasur mencari keberadaan handphonenya yang ternyata sudah ada di atas nakas membuat dia menghela nafas. Untung hapenya gak ilang, pikir Dara.

Lagian siapa juga yang mau ngambil orang ini rumah dia kok. Masa kehilangan handphone di rumah sendiri. Tapi kenapa bisa hapenya ada di atas nakas? Padahalkan semalam Dara peluk, pikir Dara heran.

Tak perduli sama hapenya yang tiba-tiba pindah posisi. Dia pun mengambil dan betapa senangnya melihat wajah cantik Ayu yang dia jadikan lokscreen layar ponselnya.

"Uh, Ayu cantik banget sih! Bikin Dara makin love-love molly." Ucap Dara mencium layar ponselnya setelah itu dia peluk erat-erat.

"Pagi sweetheart, nanti kita berangkat sekolah barengan ya? Nanti Dara bakalan terus genggam Ayu sampe halal. Tapi sebelum itu Dara mau mandi dulu, Ayu jangan nakal! Awas aja kalo ngintip Dara, hihihi." Cetus Dara pada ponselnya.

Dia menaruh kembali ponselnya dengan sangat hati-hati keatas nakas. Tak lupa di charger lebih dulu karena baterai sudah low. Akibat Dara peluk semalaman, jadi ponselnya gak dia charger.

"Eh, anak Mami tumbenan amat udah bangun. Biasanya bakalan kebo banget kalo tidur kayak orang sekarat."

"Astaga!"

Gedebuk!

"Yhaaa.... Ayu!" Pekik Dara saat ponselnya jatuh akibat suara sang Mami tiba-tiba masuk dan mengagetkan dia saja. Jadinya kan hape dia lepas dari genggaman. Bahkan Dara melemparkan ponselnya saking terkejut mendengar suara mercon Maminya di pagi hari.

"Ya ampun sweetheart! Ayu gapapa kan? Dara minta maaf ya, sayang. Pasti sakit jatuh dari atas." Ucap Dara memeluk ponselnya sambil di usap-usap sama dia.

Bikin sang Mami menatap heran! Heran sama anaknya yang lagi ngelusin ponsel sambil dipeluk seolah-olah seperti manusia. Anaknya gak sinting kan? Gara-gara kebanyakan menghalu dunia perhaluan anak remaja masa kini alias novel. Dara emang rajin banget baca yang begituan. Makanya sering kali menghalu punya cogan. Dan sekarang berhalusinasi pula kalo handphone itu adalah orang tersayangnya.

"Mami kalo masuk tuh ucap Shalom! Jangan bikin kaget dong. Dara jadi kaget sampe ngebanting my sweetheart." Ucap Dara mengomeli Maminya yang tidak tau apa-apa tentang my sweetheart itu.

"Dara, Mami tau sayang kamu kelamaan jomblo. Tapi jangan sinting juga atuh, kamu masih muda." Celetuk Tamara rada sedikit ngeri kalo Dara stress.

Dara berdiri masih dengan memeluk ponselnya, ditatap tajam Maminya setelah itu membuang muka. Kembali menaruh ponselnya. Kali ini Dara harus lebih ekstra hati-hati lagi pasalnya takut my sweetheart kesakitan kalo dibanting untuk yang kedua kali.

Kayaknya Tamara harus nyari dukun melihat anak dia yang seperti orang sawan. Mana pake segala di elusin, dipeluk, dicium dan sekarang Dara sedang senyum-senyum sama ponsel bikin Tamara was-was. Jika benar anak keduanya ini sinting.

"Awas iya Mami! Jangan macem-macem sama my sweetheart. Karena Dara, gak mau kalo my sweetheart lecet sedikit aja." Cetus Dara dan langsung berjalan menuju kamar mandi. Ingin bersiap untuk pergi ke sekolah.

"My sweetheart, kamu sih! Gara-gara kamu bikin aku di omelin sama anak ku." Omel Tamara pada ponsel Dara.

Tamara berjalan keluar tapi sebelum itu dia memastikan bahwa Dara benar-benar masuk kedalam kamar mandi. Karena anak itu kalo udah bangun suka tidur lagi, bikin Alex jengkel sama sikap pemalas Dara. Sekarang bahkan sang Mami yang harus turun tangan membangunkan anak keduanya yang emang kebo bet kalo tidur. Takut Dara tidur lagi setelah dibangunkan abangnya. Biasanya gituh! Makanya Tamara cek ke kamar buat memastikan apakah Dara kembali molor setelah Alex menghebohkannya di pagi hari.

Dia suka kembali menarik selimut dan berseluncur di alam mimpi. Suka sekali kesiangan ke sekolah. Mau rumahnya runtuh karena ada gempa sekalipun Dara gak bakalan bangun. Kalo gak dia yang mau bangun sendiri.

Pantesan aja semalam tuh hape dipeluk-peluk mulu sama Dara. Sampe kesusahan Maminya untuk melepaskan kedua tangan Dara yang memeluk ponsel, saking eratnya. Gak taunya anak dia emang udah rada geser otaknya, kelamaan ngejar crush yang gak peka-peka. Sampe ponsel jadi sasarannya. Memang, semalam yang memindahkan ponsel itu ke atas nakas adalah Tamara. Karena kan, emang gak baik kalo lagi tidur tapi ponsel didekat kita. Bisa-bisa radiasi! Sebagai ibu tentu saja Tamara selalu ingin memberikan yang terbaik untuk ketiga anaknya.

Didalam kamar mandi Dara bersenandung seirama hatinya yang bahagia. Mandi sambil bernyanyi itu sudah menjadi kebiasaan dia. Hidup Dara memang selalu bergembira! Atau emang anak itu gak punya beban hidup jadi semuanya dibawa enjoy.

Dara membasahi rambut blonde itu dengan air shower karena memang dia suka banget keramas. Bahkan masih beduk subuh aja udah dikeramas. Kalo kalian mau cium aroma rambut Dara, pasti wangi shampo buah-buahan alias buah strawberry yang sangat dia sukai. Dara memang anak yang selalu menjaga kebersihan dan merawat tubuhnya dengan sangat baik. Ucapan syukur dia atas segala pemberian Tuhan kepadanya. Memberikan wajah secantik ini dan gak ada sedikitpun keburukan diwajahnya yang mulus, putih nan bersih. Maaf, gak ada kata insecure di kamus seorang Pelangi Aldara Silvana.

Baginya tidak ada perempuan yang paling cantik di dunia ini selain dia! Bahkan bidadari langit pasti nangis pas dia lahir ke bumi. Karena harus kehilangan satu bidadari cantik seperti Dara. Menurut Dara saking sayangnya Tuhan sama dia menciptakannya dengan teramat sempurna.

Apa itu buruk rupa? Dara gak tau! Taunya betapa cantiknya dia. Emang manusia satu ini pedenya melebihi satelit. Jadi, jangan heran jika melihat Dara seringkali memuji dirinya sendiri. Karena memang tidak dapat dipungkiri Dara cantik memiliki body yang bikin cowok-cowok ketagihan untuk memandangi tubuh eloknya. Walaupun otak dia cuma sebiji kacang kedelai, gak pandai dalam segala hal. Alias Dara gak pandai dalam akademik maupun non akademik. Tapi dia pandai memasak dan pandai bikin cowok-cowok ngiler melihat body seksinya. Dan Dara juga yakin! Ayu pasti ngiler liat body aduhainya.

Setelah cukup lama didalam kamar mandi, akhirnya Dara selesai dan memakai kimono berjalan keluar kamar mandi. Mengeringkan sebentar tubuhnya, barulah setelah itu dia berjalan menuju lemari baju dan mencari seragamnya didalam lemari. Dia pakai satu persatu, dimulai dari memakai dulu pakaian dalam. Setelah itu memakai kemeja putih yang lumayan ketat. Dia memang sengaja mencetak tubuhnya menggunakan balutan seragam sekolah. Dan yang terakhir memakai rok abu-abu.

Dirasa sudah sempurna dia berjalan ke cermin besar yang terpampang jelas dikamar. Tersenyum melihat betapa sempurnanya dia memakai seragam sekolah.

"You are perfect!" Monolognya didepan cermin sambil menjentikkan jari dan mengedipkan sebelah mata.

Mengeringkan sebentar rambutnya sambil berjoget menggunakan seragam sekolah dan malah konser didalam kamar. Heboh sendiri dia!

"Mari semua! Ikuti nyanyian Dara. Kita bernyanyi! Are you ready!" Ucap Dara dengan semangat sambil mengangkat hair dryer keatas, seolah-olah itu adalah mic.

"Ready!!!" Ucapnya menyahuti.

"Balon ku ada lima! Rupa-rupa warnanya, hijau kuning kelabu, merah muda dan biru. Meletus balon hijau DOR! Hatiku sangat kacau. Balonku tinggal empat, ku pegang Ayu erat-erat, uhuy!" Nyanyi Dara begitu nyaring didalam kamar.

Setelah dirasa kering, dia menyisir sebentar rambutnya dan memakai riasan rambut. Tak lupa dengan jepit rambut strawberry yang selalu dia pakai. Memakai dasi hitam yang menjadi pelengkap seragam sekolahnya. Sudah selesai! Dara sudah selesai bersiap-siap pagi ini.

Dia berjalan menuju meja belajarnya dan memasukkan buku pelajaran untuk hari ini kedalam tas. Apakah Dara suka belajar dan membaca buku pelajaran? Oh tidak pernah. Dara tidak pernah belajar bahkan membuka buku pelajaran pun, perutnya suka tiba-tiba mules dan betapa siwernya mata dia melihat rumus-rumus serta tulisan padat di buku paket. Jangan ditiru pren! Gak baik buat kalian.

Bentar ada yang kurang gak sih? Berasa ada yang kurang deh. Tapi apa ya? Pikir Dara.

Dia celingukan sebentar didalam kamarnya mencari-cari apa yang dirasanya kurang. Astaga! Dara belum pake make up. Dia yang menggendong tasnya pun berjalan kembali ke meja rias. Kalo ini sih jangan sampe kelewat! Karena ini antara hidup dan matinya. Boleh saja Dara tidak pandai dalam hal pelajaran. Tapi siapa sangka dia pandai merias diri dan emang sih cita-citanya pengen punya salon kecantikan. Udah gituh aja, sederhana kan cita-cita Dara? Gak neko-neko dia mah. Yang penting hidup dia aman, tentram dan bersahaja. Dan bakalan bersahaja lagi kalo bisa hidup berduaan sama Ayu.

"Selamat pagi dunia, pagi Indonesia, pagi makhluk-makhluk hidup." Ucap Dara yang udah rapih siap untuk pergi ke sekolah. Dia benar-benar sangat bersemangat untuk ke sekolah.

Setelah dirasa selesai, dia pun berjalan keluar kamar menggendong tasnya tak lupa mengambil handphone yang sedang di charger. Menyalakan layar ponsel dan tersenyum melihat Ayu sedang memandanginya.

"Hai sweetheart, Dara udah siap nih? Kita berangkat sekolah yuk. Apa? Oh Ayu mau Dara cium dulu, ih Ayu genit deh." Ucapnya dan mengecup layar ponsel.

Chup!

Setelah itu menggenggam ponselnya, membayangkan kalo itu adalah Ayu yang sedang menggenggam tangan dia. Tolong! Baru juga halusinasi udah bikin Dara pengen jungkir balik. Kalo beneran nanti Ayu genggam tangan dia. Gimana deh rasanya? Dara pengen cepet-cepet nikah sama Ayu jadinya. Hidup bersama, berbahagia dan berumah tangga bersama Ayu. Ditambah lagi nanti sama anak-anak mereka.

"Ulululu pasti uwuw banget deh." Ucap Dara memeluk ponselnya dan menuruni anak tangga.

Dugh!

Makanya Sumiati! Kalo mimpi jangan terlalu tinggi. Jatuhnya sakit kan:"

"Aduh...." Ringis Dara terjatuh di atas tangga. Untung gak nyungsep jatuh kebawah menggelinding seperti bola pingpong. Makanya Dara liat ke depan bukan malah peluk-peluk mesra sama hape, jatuhkan dia jadinya.

"Nahkan jatuh, mampus lu!" Ledek Alex berjalan dari belakang. Dari tadi dia emang melihat Dara yang lagi meluk-meluk hape cem orgil. Mana pake segala cengar-cengir.

"Bukannya bantuin!" Sebal Dara melihat sinis abangnya.

"Bodo amat! Situ kan punya kaki dan tangan, bangun sendiri." Ucap Alex berjalan melewati Dara begitu saja tanpa memperdulikan Dara yang sudah jatuh duduk.

"Makanya lain kali punya mata itu di pake, jangan cuma jadi pajangan." Celetuk Alex benar-benar meninggalkan Dara

"Bisa gak sih, punya Abang tukar tambah aja." Dumel Dara, dia bangun dan berdiri sendiri. Jatuh sendiri, bangun pun sendiri.

Ini semua salah dirinya yang tidak hati-hati. Dara memang sedikit ceroboh, suka jatuh seperti itu. Apalagi kalo jalan kakinya itu suka kesandung sama kaki satunya lagi. Dan berakhir jatuh seperti ini! Apalagi tadi dia jalan gak fokus liat ke depan. Malah asik meluk ponselnya, untung saja my sweetheart gak jatuh menggelinding ke bawah. Kalo sampe hapenya jatuh, Dara bisa menangis gak inget umur.

Agak sakit sih sebenarnya kaki dia, tapi ya sudahlah tak apa. Dara kembali berjalan sekarang, lebih hati-hati. Dengan langkah gontai Dara menemui keluarganya yang sudah ada di meja makan.

"Pagi semuanya." Sapa Dara kepada keluarganya yang sudah berkumpul di meja makan, siap untuk sarapan bersama. Dan itu sudah menjadi rutinitas mereka setiap paginya.

Dara langsung duduk di samping sang Mami, wanita paruh baya yang masih keliatan cantik nan awet muda. Karena Mami Dara itu pandai dalam hal merawat diri. Dara aja cantiknya kebangetan, iya pasti emaknya juga cantik pisan.

"Pagi belahan dada Mami." Ucap Tamara mencubit gemas kedua pipi chubby Dara.

"Selamat makan anak-anak Papi." Ucap Bram tersenyum manis.

Keluarga Bram dan Tamara emang begitu harmonis, apalagi ditambah hadirnya ketiga malaikat kecil di rumah besar keluarga Mahendra. Semakin menambah kebahagiaan bagi pasangan suami istri yang sudah menikah bertahun-tahun lamanya.

"Bibi, nanti tolong buatin bekal sandwich ya." Pinta Dara kepada pembantunya.

"Baik Non." Senyum bibi.

"Buat siapa?" Tanya Tamara pasalnya kan Dara udah sarapan.

Dara malah mesem-mesem membuat keluarganya mengerutkan kening melihat gadis itu yang kayak orgil.

"Buat calon menantu Papi sama Mami." Senyum Dara malu-malu. Sedangkan Kiyla cuma memutarkan bola mata melihat tingkah ogeb kakaknya yang malah cengengesan.

"Aldi lah tuh pasti!" Cetus Alex dan Dara cuman menjulurkan lidah sama Abang laknatnya.

Seperti biasa, setelah selesai sarapan ketiga saudara itu pergi bersama ke sekolah. Di mobil Alphard yang dikendarai oleh Alexander Anggara Lemos atau kerap dipanggil Alex. Tapi biasa dipanggil belek oleh kedua adiknya. Alex emang anak tertua dari keluarga Bramantyo Mahendra dan Tamara Nengsih. Ketiga anaknya itu seringkali berangkat bersama. Alex yang sudah kuliah selalu dijadikan supir oleh kedua adik durjananya. Sekalian berangkat ke kampus. Alex selalu mengantarkan Dara dan Kiyla ke sekolah terlebih dulu.

Ketiganya sama-sama orang terkenal lagi populer dikalangan anak remaja. Karena sama-sama cantik dan ganteng. Jangan lupa kalo ketiga bersaudara itu juga KAYA RAYA!!

Pelangi Kiyla Anggraeni adalah anak terakhir atau anak bontot dari keluarga Bram dan juga Tamara. Sedangkan Dara adalah anak penengah atau anak kedua dan Alex anak pertama. Makanya itu Alex harus sabar banget menghadapi tingkah manja kedua adik dia.

Mobil Alphard melaju dengan kecepatan sedang, kalo ngebut bisa-bisa kepala Alex dipenggal oleh kedua adiknya yang galak macem kudanil. Kalo mangap pasti suka gigit.

Dara memegang kotak bekal ditangannya, dia terus senyum. Sesekali memotret kotak bekal dan di posting di story Instagram.

Dara anaknya emang rada alay, jadi apa-apa pasti di unggah di sosmed. Maklum aja dia kan punya otak cuma sebiji kacang kedelai. Kiyla yang duduk disampingnya aja sedikit takut melihat kakaknya yang terus memeluk kotak bekal. Sesekali dia cium terus dipeluk sambil cengengesan gituh. Takutkan Kiyla gimana kalo kakaknya itu edan eling.

Kiyla dan Dara emang duduk bersebelahan, sedangkan didepan sana sudah ada Alex yang mengemudi. Emang Alex tuh kadang suka dijadiin babu sama kedua adik lucknatnya.

"Psssstt... ssstttt..."

Dara menoleh ke Kiyla yang sedang jaga jarak sama dia. Agak takut Kiyla sama Dara yang cengar-cengir sendiri.

"Apa sih Kikil?" Tanya Dara melihat adiknya.

Kiyla membuka kotak minumnya langsung di cipratan airnya ke muka Dara. Siapa tau kakaknya itu ketempelan pocong Maemunah. Tetangga mereka yang meninggal pas 2 Minggu kemarin. Mana masih perawan!

"Kikil ihh ngapain! Tau gak sih kakak Dara ini baru maskeran semalam! Gak tau apa kakak pake masker wajah alami perawatan asli dari Amerika! Terus tadi pagi udah pake skin care asli dari London! Belum lagi tadi muka kakak Dara itu pake parfum wajah asli Perancis! Belum lagi bedak kakak asli dari Inggris! Dan dengan seenak jidat kikil main siram-siram pake air kumuh tidak higienis seperti air minum kobokan kayak air minum kikil! Kakak Dara gak suka ya, kalo ada yang pegang-pegang muka apalagi siram-siram air kayak gituh. DARA GAK SUKA IYA KIKIL!!!"

Kiyla menutup telinganya, sedangkan Alex didepan hampir saja menabrak tukang ketoprak yang melintas. Kaget mendengar teriakkan Dara dan perkataan Dara yang nyerocos aja terus kayak kereta.

"Gila banget kak!!! Lo pagi ini lalap toa masjid mana? Suara Lo mengalahkan teriakkan Mami!!"

Dara cuma bisa mendengus kesal dan mengelap wajahnya yang barusan diciprat air minum Kiyla. Sambil menggerutu kesal! Karena Dara udah dandan cantik pagi ini untuk bertemu pujaan hati, eh! Malah diciprat air oleh Kiyla. Membuat dia harus sedikit berdandan dan memakai bedak kering ke wajahnya.

Mobil Alphard yang dikendarai Alex sampai ke sekolah SMA Nusa Bangsa dan langsung berhenti didepan gerbang. Walaupun sekolah ini bukan sekolah termewah dan termegah. Tapi sekolah Nusa Bangsa tetap menjadi sekolahan negeri favorit bagi anak-anak yang tinggal di pusat kota.

Memang disekolah luas seperti Nusa Bangsa muridnya tidak kebanyakan anak-anak orang kaya dan bukan mayoritas holkay semua. Muridnya terdiri dari keluarga yang memiliki kadar kekayaan standar kualitas manusia pada umumnya.

"Baik-baik ya adek Unyil, Abang." Cetus Alex sedikit menengok kebelakang melihat kedua adiknya yang siap buat turun dari mobil.

Sedangkan kedua adiknya cuman bisa mengeluarkan suara erangan dan berdesis seperti harimau. Emang galak tuh kedua adiknya Unyil Alex. Membuat si kakak tertua terkekeh.

Dara dan Kiyla turun dari mobil secara bersamaan. Sebelum masuk ke dalam sekolah, Dara sebentar membenarkan tampilannya. Hari ini Dara tampil cantik banget. Emang tiap hari dia itu selalu cantik sih. Dan salah satu siswi cantik di Nusa Bangsa. Apalagi imutnya gak ketulungan. Banyak cowok yang ngantri buat dapetin hati Dara.

Tapi kenapa Dara tuh suka sama Ayu? Sebelumnya juga dia pernah kepincut sama Aldi si kapten futsal yang memiliki sikap dingin dan kaku. Jelas-jelas ditolak mentah-mentah. Maklum aja, Dara paling suka sama manusia dingin. Entah kenapa Dara itu suka sama manusia-manusia dingin, gak tau juga alasannya kenapa.

Dara membenarkan jepit rambut kecil berbentuk strawberry yang tidak pernah lepas dari rambutnya. Sedikit merapihkan seragamnya dan dasi panjang yang ia kenakan. Tampilan dia pokoknya harus perfeksionis! Gak boleh ada yang sedikit aja tercoreng. Apalagi dia mau ketemu sama pujaan hatinya.

Sedikit celingukan Dara saat berjalan memasuki sekolah. Sedangkan adiknya udah sok sibuk sendiri main hape. Padahal Dara yakin! Gak ada yang ngechat.

Terkadang Dara suka kena razia sama anak Osis. Karena seragamnya yang terlalu ketat dan rok yang terlalu pendek sampe di atas lutut. Kan tau sendiri sekolah negeri ketatnya gimana? Sedangkan Pelangi Aldara Silvana berseragam seenaknya aja. Apalagi rambut blonde yang menjadi incaran anak-anak organisasi.

Kiyla yang melihat kakaknya senyum-senyum sambil bercermin di ponsel. Hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kakaknya itu seperti orang sinting. Gak heran sih, emang kakak perempuannya kadang otaknya kosong melompong kek orang ogeb.

"Kikil..." Sapa Lala temannya Kiyla kebetulan bertemu di lapangan arah masuk kedalam gedung. Memang kalo mau masuk ke sekolah harus melewati lapangan yang seluas cinta author sama reader:"

"Kiyla bukan kikil!" Bantah Kiyla tak terima.

"Udah bagusan kikil." Sahut Dara membuat Kiyla mendelik sinis.

"Udah diem deh Lo, kak!"

Lala cengengesan, sekilas dia melihat Dara yang lagi senyum melihatnya. Kakak kelas Lala tuh emang murah senyum mana cantiknya pake BGT. Nambah inner beauty dari dalam diri Dara yang ngebuat siapapun pasti tertarik pada sosoknya.

"Halo kak Dara, cantik banget kak Dara hari ini." Senyum Lala, Dara memang selalu tampil cantik dan perfect sih setiap harinya.

"Makasih Po." Senyum Dara.

"Sama-sama kak, tapi btw nama aku Lala bukan Po." Agak jengkel Lala, soalnya Dara suka bet mengubah-ubah nama orang. Sekarang giliran Kiyla yang cengengesan liat raut muka kesel temannya.

Ketiganya berjalan beriringan masuk kedalam gedung sekolah sambil mengobrol dan kebanyakan Lala sama Dara suka isengin Kiyla. Yang emang dia rada emosian jadi orang.

"Po, nanti jagain kikil ya! Soalnya dia kalo lagi diem suka kentut." Cetus Dara.

"Ihhh emang gak ada yang paling mengenal adik dari kakaknya." Sahut Lala terkekeh.

"Ngomong nih sama kaki!" Jengkel Kiyla, terus pergi ninggalin mereka berdua.

"Aduh ada yang ngambek." Cetus Lala mengejar Kiyla.

"Kak, kalo gituh Lala duluan!" Jerit Lala sama Dara yang memang tertinggal sama kedua anak kecil itu.

Dara hanya membalas senyuman simpul apalagi melihat Kiyla yang masa bodo dan buang muka saat Lala berjalan disampingnya. Sedangkan Dara cekikikan melihat keduanya. Mereka berpisah saat Dara naik ke tangga menuju kelasnya angkatan XII. Sedangkan Kiyla dan Lala baru kelas XI.

Saat dia akan berbelok kearah kelasnya seketika langsung menghentikan langkah. Ia melihat kotak bekal yang sedang dipegangnya. Kan Dara mau ngasih bekal ini dulu buat Ayu, pikirnya.

Jadilah Dara berbelok kearah kanan, dimana seharusnya dia berbelok ke kiri. Kali ini Dara berbelok ke kanan berjalan menuju kearah kelas Ayu sambil memegang kotak bekal untuk bidadarinya. Saat Dara sudah sampai baru akan angkat suara menyapa Ayu. Ternyata nihil! Bidadarinya tidak ada. Dia celingukan mencari keberadaan Ayu yang tidak ada dikelasnya. Kemana manusia kutub itu? Pikir Dara.

Saat Dara akan bertanya kepada anak kelas tapi tidak jadi mengingat awal pertemuan mereka. Pagi itu Ayu juga ada di ruang musik. Siapa tau sekarang dia juga berada disana, Pikir Dara.

Tanpa pake lama lagi, Dara berlari menuju ke ruang musik. Dia yakin pasti bidadarinya ada disana! Karena saat bertemu sama Ayu. Pagi itu dia melihat Ayu yang lagi memainkan piano dengan nada-nada indah. Dan sekarang Dara juga yakin kalo Ayu berada disana.

Baru juga akan membuka pintu ruang musik seketika langkahnya terhenti. Matanya memicing melihat sosok yang berjalan membelakanginya. Perawakannya sih sama persis kayak tuh manusia gerandong saraf. Apa itu Ayu? Karena mungkin dia baru selesai dari ruang musik. Dan sekarang berjalan kearah kelasnya. Tapi langkah kaki Ayu bukan kearah kelas. Mau kemana gadis ajaib itu? Pikir Dara.

Dara yang penasaran mengikuti langkah kaki Ayu yang entah dia ingin kemana. Tak lama dia sampai di taman dan gadis ajaib itu lagi berdiri sepertinya lagi mengamati taman. Kenapa ya? Baru ngeliat punggungnya aja Dara udah seneng banget. Kayak bahagia aja gituh.

Saat Dara akan melangkah mendekati ternyata Ayu kembali melanjutkan jalannya dan berhenti di kursi panjang. Dara masih memperhatikan gadis jangkung itu dari belakang. Yang duduk di kursi sambil membuka buku. Kayaknya dia mau baca buku.

Dara tersenyum entah apa yang ngebuatnya tersenyum. Tapi yang pasti hatinya bergembira melihat sosok Ayu. Yang sangat lain dari yang lain. Dia itu kalem, pendiam dan tenang sekali. Gak banyak bicara. Bahkan saat duduk di kursi sendirian pun. Dia terlihat biasa aja! Gak ada kecemasan apalagi dia takut akan kesendirian.

Ayu.....

Dara menyukai sosok Ayu. Satu nama yang mampu menggetarkan hatinya hanya dengan lewat nama. Seseorang yang mampu menarik perhatiannya hanya karena kedinginan dan kedatarannya. Sosok yang mampu membuat Dara terjerat hanya karena permainan musiknya.

Nathania Ayu Albert.....

Andai kalo Dara punya kesempatan dia ingin menjadi seseorang yang menjadi alasan Ayu tersenyum. Jadi alasan Ayu tertawa. Dara ingin menjadi alasan kebahagiaan Ayu. Jika kesempatan itu ada! Dara tidak akan pernah menyia-nyiakan itu.

Dear Ayu...

Dara mencintainya pada pandangan pertama.

Dia mengambil benda pipih apel digigit sebelah itu dari saku roknya. Sebentar melihat Ayu yang masih duduk diam dan membaca buku.

"Dara minta izin buat foto Ayu." Ucap Dara tapi tak terdengar sama Ayu. Karena jarak mereka berdua yang memang jauh sangat.

Dara sedikit zoom Ayu yang lagi duduk sendirian. Membaca buku dan menikmati udara di pagi hari.

Cklik!

Sudah berhasil mengambil foto Ayu secara diam-diam, dia tersenyum. Setelah itu memasukkan kembali ponselnya dan berjalan mendekati Ayu. Sedikit mengendap-endap saat dia sudah berada dibelakang tubuhnya. Dara main menutup mata Ayu saja dari belakang dan itu sukses bikin sang empunya terlonjak kaget ketika ada yang menutup matanya.

"Tebak siapa Dara!!!!"

Hah?!!

Ayu langsung memutarkan bola mata mendengar suara nyaring dan sangat ceria itu dari belakang tubuhnya. Masih dengan menutup mata Ayu. Jelas dia tau siapa orang itu. Dasar cewek freak, umpat Ayu.

"Lepas!" Dingin Ayu.

"Tebak dulu siapa Dara?"

"Lepas gak!!!" Sentak Ayu suaranya sudah mulai meninggi.

"Galak banget sih! Gak bisa apa itu suara alusan dikit." Sebal Dara memanyunkan bibirnya. Niatnya kan cuman mau bermain-main. Tapi kayaknya salah memilih rekan. Ini gerandong saraf yang gak bisa bercanda dan apa-apa harus lurus aja.

Dara melepaskan tangannya dan berjalan kearah depan Ayu yang udah pasang muka tak bersahabat. Datar bet pokoknya muka dia. Udah kayak siap-siap buat jadiin Dara sarapannya pagi ini.

"Morning sweetheart....." Sapa Dara tersenyum.

"Dara kesini mau ajakin sarapan berdua! Dara punya roti sandwich." Ucap Dara duduk disebelah Ayu.

"Gak tertarik!" Cetus Ayu dingin dan ingin beranjak berdiri tapi tangannya ditarik oleh Dara membuat dia kembali duduk.

"Tapi seratus persen Dara tertarik sama Ayu!"

"Gak perduli!" Ayu ingin kembali berdiri tapi lagi-lagi tangannya ditarik dan membuat dia kembali duduk.

"Tapi Dara perduli! Karena Dara mencintai Ayu. Jadi Dara ingin pastiin Ayu baik-baik aja."

"Gak perlu!" Ayu ingin kembali berdiri dan berakhir tangannya ditarik lagi membuat Ayu mendengus.

"Perlu! Karena Dara ini calon istri Ayu."

"Gila!" Sinis Ayu menatap datar sama cewek disampingnya.

"Emang! Dan itu karena Ayu." Ucap Dara mendekati mukanya.

"Jauhin muka Lo! Nafas Lo bau selokan." Ayu mendorong kening Dara agar sedikit menjauh dari mukanya.

"Enak aja! Dara ini rajin gosok gigi tau. Bisa sampe 10 kali Dara gosok." Cetus Dara tak terima. Iya jelas saja! Nafasnya wangi strawberry kok.

"Emangnya gue perduli?"

"Harus! Because Ayu is Dara's future candidate." Senyum Dara sambil mengangkat kedua alisnya menggoda.

Ayu cuma natap datar sama itu manusia yang lagi memainkan alisnya. Dia ingin kembali beranjak pergi tapi lagi-lagi ditahan sama tangan Dara. Kali ini menggenggam tangan kiri Ayu yang berdiri.

"Ayu gak mau sarapan dulu sama Dara?"

"Gak!"

"Padahal Dara pengen banget."

"Gue gak!"

"Kalo Dara paksa?"

"Tetep gak!"

"Ya udah Dara kasih aja buat Ayu." Ucap Dara ikutan berdiri dan memberikan sarapannya untuk Ayu langsung ke kedua tangannya.

"Dimakan iya sayang...." Senyum Dara dan sedikit berjinjit agar menyamai tinggi Ayu. Nihil! Tinggi Ayu terlalu setinggi cinta Dara. Jadi gak kesampaian.

"Dara ke kelas dulu, Ayu yang kenyang makan sarapannya." Ucap Dara sedikit mengacak-acak rambut Ayu dan setelah itu dia berlari pergi.

Ayu?

Masih diam ditempat dan melihat kotak bekal yang diberikan Dara barusan.

"Sweetheart....." Panggil Dara yang membuat Ayu menoleh.

Eh!

Kenapa Ayu noleh? Katanya gak mau dan gak suka. Kok noleh:)

"Kalo Ayu itu tanah Dara tau Ayu bisu. Namun tanah pun bermakna, kala dipahat dan diukir cantik. Kalo Ayu itu air, Dara tau Ayu tak tergenggam. Namun, air itu tenang dan damai mampu memberikan kehidupan. Jangan diamkan Dara sesuka Ayu, jangan hindari Dara semau Ayu. Biarkan Dara jadi pengrajin untuk mengukir betapa cantiknya Ayu. Jadikan Dara sebagai manusia yang diberikan kehidupan oleh Ayu." Senyum Dara merekah setelah itu dia memberikan kiss bye. Barulah setelah itu dia benar-benar pergi dengan larian penuh riang gembira dari bibir pinkynya.

Ayu sedikit tersenyum tipis dan memegang kepalanya yang barusan di acak-acak.

"Bintang....." Gumam Ayu.

Biasanya Bintang yang akan melakukan itu terhadapnya. Biasanya dia yang akan mengacak rambutnya. Tersenyum manis didepan Ayu. Memberikan perhatian lembutnya. Perlakuan bocah cilik itu jadi mengingatkan Ayu pada sosok Bintang.

Ayu yang memegang kotak bekal yang barusan dikasih sama tuh bocil. Dia kembali melihatnya.

"Dasar bocil!"

Ayu melangkah pergi menuju tong sampah. Dia ingin membuangnya tapi kegiatan dia terhentikan. Sayang banget kalo di buang pasti bakalan mubajir. Kalo Mommynya tau Ayu suka membuang makanan. Dia yakin! Pasti Mommynya akan marah. Jadi lebih baik Ayu berikan saja kepada orang lain.

Kotak yang Dara berikan bukan kali pertama dia dapatkan. Melainkan sudah banyak sekali orang-orang yang sering memberikan Ayu hadiah serta makanan. Dan berangsur para sahabatnya yang memakan itu semua.

Matanya menangkap sosok seorang gadis berkepang dua dan berkacamata tebal yang berjalan di koridor. Ayu yang ingin kembali ke kelasnya berpapasan dengan gadis itu.

"Buat Lo!" Ucap Ayu memberikan kotak bekal kepada gadis yang tak dikenalinya.

"Buat aku kak?" Kaget cewek itu.

"Hmmm...." Gumam Ayu tanpa pake lama memberikan kotak bekalnya dan main pergi gituh aja.

Cewek itu sedikit bingung sama tingkah tuh manusia. Dia melihat kotak bekal yang entah berisi apa. Tapi untuk apa gadis most wanted seperti Ayu memberikan makanan untuknya? Pikir si gadis kepang dua.

Dia yang penasaran membuka kotak bekal itu dan sedikit mengernyitkan dahi ternyata ada dua potongan roti sandwich. Apa seorang Nathania Ayu Albert memberikan bekal ini kepadanya? Tumben amat.

Bukankah Ayu sosok yang tak perduli sekitar? Apalagi dia tipikal orang yang dingin kepada siapapun. Buat apa ngasih kotak bekal padanya? Apa maksud dari gadis jelmaan kutub Utara itu.

Bukan hanya roti sandwich ternyata ada sebuah secarik kertas. Dia yang penasaran membukanya dan mendapatkan isi dari kertasnya yang menuliskan.....

"I lost my mind when you walk into my sight, the whole world around you get in slow motion. Please tell me if this is love."

Kedua matanya hampir mau loncat membaca isi pesan dari.... Ini seriusan manusia yang terkenal dingin dan kutub itu yang nulis? Maksud dari perkataannya apa. Walaupun dia bukan orang Inggris tapi dia cukup pandai dan mengerti kalo bahasa Inggris ini mengartikan cinta.

Maksudnya Ayu..... Dia spontan menggeleng kepala! Gak mungkin Ayu mencintainya apalagi memiliki perasaan terhadapnya. Dia itu cewek! Dan Ayu pun cewek cantik memiliki kesempurnaan fisik yang membuat siapapun terjatuh dalam pesonanya. Mana mungkin jatuh cinta sama cewek nerd kayak dia. Tapi apa maksud dari Ayu yang memberikannya sarapan dan tulisan ini apa maksudnya? Pikirnya yang masih terheran-heran.