webnovel

Bab 2 Kesan Pertama!

"Hah....." Dara menghela nafas, entah sudah ke berapa kali helaan nafas yang dia keluarkan. Rasanya pantat dia kepengen kentut, belum lagi perut dia yang mules liat rumus-rumus yang begitu membuat matanya siwer. Langsung hilang minat mengisi pas liat angka-angka di foto yang dikirimkan oleh ketua murid kelasnya.

Mending Dara liat muka datar Ayu yang sedatar jalanan pegunungan, daripada harus melihat rumus togel--- eh rumus matematika yang begitu membuat perutnya melilit ingin muntaber.

Baru juga melihat soal yang dikirimkan udah bikin burung berkeliling di kepalanya. Gimana nanti kalo dia mencoba buat mengisi soal? Bisa muntah berak langsung. Malam ini ceritanya dia kepengen ngerjain soal matematika yang dijadikan pekerjaan rumah. Bukannya fokus ngerjain Dara malah lagi ngebayangin muka Ayu. Otaknya terlalu gak cukup kapasitas buat mengisi soal. Mending dia minta contekan aja sama Mira. Kan satu sahabat Dara itu pinternya gak ketulungan. Walaupun galak macem macan tutul. Tapi gituh-gituh Dara sayang sama mereka semua.

Kalo semisal nanti Mira gak kasih? Tenang Dara punya Silverqueen buat nyogok Disti. Sahabat Dara tuh rata-rata pada pinter dan cerdas. Cuman gak tau kenapa malah dia yang o2n dibandingkan sahabatnya yang lain. Terkadang kalo berkumpul sama mereka Dara merasa orang paling dungu. Kadang Dara suka heran sama dirinya sendiri. Kenapa dia gak sepintar Kiyla, adiknya. Dan bang Alex kakaknya. Dimana kedua saudara dia memang pada jago-jago banget soal akademik.

Nah cuman dia aja yang agak lola dan suka ngelag. Gak tau kenapa! Mungkin Maminya pas mengidam dia ngidam biji kacang kedelai. Jadi kenapa otak Dara tuh sebesar biji kacang kedelai.

Tapi tenang aja! Walaupun Dara ini gak pinter. Dia masih punya tubuh mulusnya yang bakalan dia banggakan ke seluruh dunia. Karena memang ia dilahirkan dari keluarga yang serba kecukupan dan dengan body perfect.

Dara yang males mengisi soal memilih buat terjun kedalam dunia sosmed. Menekan aplikasi berwarna merah itu yang sudah menjadi kesukaannya buat menghilangkan boring. Dia berseluncur ria didalam sana sampe terbawa arus.

Julian : Hai Dara, lagi apa?

Vermont : Malam Dara

Justin : Dara sibuk gak malam ini? Kalo ada waktu boleh jalan gak?

Dara menghela nafas bosan! Rasanya cuman begitu doang chat dari cowok-cowok itu. Terkadang cowok yang mendekati Dara tidak pernah direspon sedikitpun. Malah Dara suka ngejar-ngejar orang yang gak suka sama dia. Gak tau kenapa rasanya lebih menantang dan rasanya lebih ngena kalo orang yang awalnya gak suka. Jadi suka dan membalas perasaannya. Mungkin karena itu kenapa Dara lebih suka mengejar dibanding dikejar.

Dia masih asik melihat isi DM dan biasanya ia bakalan racauin Aldi. Tapi melihat pesannya tak pernah dibalas oleh Aldi. Adakalanya Dara juga ingin cari yang baru-- eh.

Otaknya langsung terkoneksi kepada satu nama yang bikin dia penasaran. Dara mengetikkan nama orang yang lagi dia pikirkan malam ini dipapan pencarian.

Nathania Ayu Albert.....

Sedikit menunggu lingkaran di ponselnya berputar. Baru setelah beberapa detik banyak nama yang disebutkan oleh Dara. Sedikit pusing dia melihat nama yang ditampilkan dipapan pencarian ternyata banyak juga. Mana ini ribuan bahkan jutaan.

Dara yang udah penasaran sampe kepalanya beruban. Berjalan kearah kasur. Dia tadi emang lagi duduk didepan balkon kamar sambil maskeran. Sekarang berganti menjadi duduk dan rebahan diatas ranjang. Jarinya terus lihai melihat satu nama demi nama. Sampai bertemu sama profil yang gak ada fotonya. Malah cuman gambar hitam aja. Dia menekan salah satu profil yang tidak ada foto profilnya.

Dara dibuat tercengang sampe menutup mulut pake tangan melihat followingnya, 4.7 juta! Sebanyak itu? Padahal cuman foto profil hitam aja bisa sebanyak itu.

Mata brown itu mengarah pada setiap unggahan yang di posting. Sedikit memicingkan mata melihat sosok yang tak asing di penglihatannya. Pernah dia temui dan benar saja. Itu orang yang dia cari. Ngapain dia gak pasang mukanya? Orang muka Ayu aja cantik BGT, Pikir Dara.

Masa bodo sama urusan foto profil. Dara lebih kepo ke isi profil dan foto-fotonya. Ternyata ini akun Instagram pribadi milik Ayu. Dia sedikit tersenyum membaca bio dari manusia dingin itu.

Masih hidup!

Apa coba maksudnya masih hidup? Emang Ayu udah mati apa! Terkekeh Dara dibuatnya.

"Dasar gerandong saraf!" Ucap Dara tiba-tiba saja mulutnya ceplos mengatakan itu bahkan tanpa disadari sama sekali.

Ini kenapa dia jadi penasaran sampe ke DNA sama ini gerandong saraf. Gak tau kenapa deh pas pertama ngeliat Ayu. Dara bener-bener terpikat oleh pesonanya yang memang jelita nan indah.

Dara cengengesan sendiri melihat setiap postingan foto cantik di Instagram Ayu. Ternyata akun Instagram milik gadis dingin itu tidak di kunci melainkan setiap orang bisa melihat foto cantiknya. Belum lagi setiap unggahan selalu mendapatkan like bejibun udah kayak artis sosmed aja. Belum dengan komentarnya banjir pujian yang memuji Ayu.

Walaupun setiap postingan yang diunggah beberapa abad lalu. Karena sekarang gadis kutub itu tidak aktif sama sekali di sosmed. Dan sekarang yang tersisa hanya foto-foto masa lalu. Dengan rambut coklat terang serta sedikit kemerahan itu membuat Dara kagum melihat kesempurnaan fisik Ayu. Ternyata dulu Ayu pernah cat rambutnya, pikir Dara yang asik mengstalking.

Jari Dara semakin bergerak kebawah melihat setiap unggahan yang di post Ayu. Ternyata dia benar-benar kepincut sama tuh manusia kutub. Padahal jarang senyum bahkan ngomong aja gak pernah. Tapi kenapa malah Dara menyukainya? Belum lagi sama gender mereka yang sama-sama perempuan. Apa Dara tidak mempermasalahkannya? Tentu saja tidak! Kalo Dara udah suka, pokoknya sampai ke segitiga bermuda sekalipun Ayu bakalan dia kejar. Sampai nanti Ayu halal jadi miliknya.

Gak perduli soal kelamin mereka berdua. Dara juga gak tau sama apa yang terjadi ke dirinya. Pas pertama ngeliat Ayu kesan pertama mereka berdua bener-bener menarik sekali di ingatannya. Tatapan dinginnya.... Muka datarnya.... Mata elang yang intens dan tajam. Itu sungguh membuat Dara menggila seperti kesurupan.

Mau sejenis! Segender! Bahkan mau beda pulau sekalipun. Dara harus bisa dapetin itu manusia gerandong. Walaupun agak sedikit kasar Ayu pas tadi siang di kantin nampar Dara. Tapi gapapa! Anggap aja itu ucapan sambutan Ayu sama Dara.

"Pokoknya Dara harus bisa dapetin Ayu!" Ucap Dara menyemangati dirinya sendiri. Gimana gak makin terpesona kalo Ayu aja secantik itu.

Dia semakin penasaran dengan kehidupan masa lalu Ayu. Kenapa dia sekarang jarang bahkan gak pernah sama sekali posting foto malahan instagramnya kayak udah gak berpenghuni. Foto profilnya aja warna hitam! Kalo orang-orang pasti berpikiran akun Ayu cuma akun fake atau akun yang punya muka burik. Karena gak pasang mukanya sendiri di foto profil akun instagram. Padahal kalo di buka akunnya, ya ampun! Kalian bakalan keleyengan melihat kesempurnaan fisik dari Nona Albert.

Dulu Ayu aktif banget sosmed tapi kenapa sekarang kok jadi jarang posting unggahan? Heran Dara.

Kayaknya Ayu juga bukan asli orang Indonesia. Pas Dara buka kolom komentar emang bule semua yang komen. Belum lagi dengan latar belakang foto yang Ayu unggah bukan dari Indonesia. Gedung-gedungnya beda dari Jakarta atau kota Indonesia lainnya. Ternyata Ayu suka sekali membuat vlog dan terkadang memposting setiap foto yang menjadi aktivitasnya. Kalo dilihat-lihat dari postingan instagramnya sih, Ayu orang yang cukup berekspresi. Tapi kenapa sekarang jadi tertutup banget? Mana dingin pula. Gak suka senyum padahal dilihat dari foto Ayu, gadis kutub itu kalo senyum bikin hati Dara langsung berpelangi.

Padahal udah cantik rambut Ayu warna coklat kenapa malah diubah lagi ke warna hitam? Keliatan banget mempesona saat warna rambut Ayu coklat, pikir Dara.

"Kalo Dara simpan foto Ayu gapapa kan? Iya gapapa lah, kan cuma Dara simpen aja. Gak Dara apa-apain kok paling nanti Dara liatin kalo mau tidur sekalian biar bobo Dara nyenyak." Gumam Dara dan screenshot foto Ayu yang menarik perhatiannya.

Mungkin hampir menyeluruh Dara ambilnya dan disimpan digaleri hapenya. Setelah itu dia jadiin wallpaper. Setelah terpasang menjadi wallpaper Dara cium dan peluk ponselnya. Baru juga dapetin fotonya gimana kalo nanti orangnya? Uh, pasti Dara bakalan loncat dari Monas.

Ih sumpah! Kenapa Dara jadi bucin banget sama tuh manusia triplek. Padahalkan gak ada eskpresi sama sekali, lurus aja mukanya. Tapi gak taulah! Cinta emang gak bisa ditebak belum lagi sama hatinya yang malah berdegup kencang pas pertama kali melihat Ayu. Betapa bahagianya, karena Ayu tidak memiliki pacar. Pas Dara stalking ternyata Ayu masih jomblo alias masih sendiri belum ada buntutnya. Masih banyak cara untuk Dara mendapatkan hati Ayu.

Dara tersenyum melihat langit kamarnya masih dengan memeluk ponselnya. Seolah-olah yang dia peluk adalah orang yang dijadikan wallpaper hapenya. Dia sedang membayangkan kejadian saat pertama kali bertemu sama Ayu dan pada saat awal pertemuan mereka.

*Flashback on*

Dara berjalan sambil memegang kotak bekal di tangannya. Dia celingukan mencari seseorang, kata teman-temannya orang itu sedang berada di taman belakang. Jadi dia inisiatif untuk menyusulnya ke taman belakang sekolah.

Dara pun tersenyum melihat keberadaan seseorang yang sedang dia cari ternyata sedang duduk sendirian sambil memakai headset.

Haduhh.... Meleleh tau hati Dara liatnya. Batin Dara sambil senyum-senyum gak jelas.

"Haii...." Sapa Dara saat sudah didepan orang tersebut. Tapi kayaknya orang itu gak sadar bahwa Dara menyapanya. Dia malah asik manggut-manggut gituh, kayaknya joget tapi cuma kepalanya aja.

Tanpa permisi Dara duduk dan langsung memakaikan sebelah headset ke telinganya. Dia langsung tersadar dan menatap malas pada Dara. Saat tahu ternyata Dara si pelaku yang mengganggu acara santainya. Dara yang sadar bahwa dirinya dipandang, balik memandang orang tersebut sambil tersenyum manis.

"Haiii Aldi...." Sapa Dara ramah, tapi orang yang dipanggil Aldi itu malah menatap datar melihat gadis cantik yang duduk disebelahnya.

"Pengganggu!" Ucap Aldi dengan sinis, Dara hanya tersenyum simpul. Sudah biasa Aldi seperti itu.

"Aldi, Dara kesini mau ngasih Aldi sarapan seperti biasa." Senyum Dara dan menyodorkan kotak bekal kepada Aldi.

Aldi hanya menatap kotak bekal tersebut tanpa ada niatan untuk mengambil apalagi menerimanya dari tangan Dara. Kelamaan nungguin Aldi menerima kotak bekalnya, Dara pun menaruh kotak yang berisi sarapan untuk pangerannya di paha Aldi yang sedang duduk bersebelahan sama dia.

Dara senyum saat Aldi kembali melihat kedalam retina matanya, "Aldi makan ya sarapannya."

Gadis imut itu masih mempertahankan senyuman manisnya untuk sang pangeran. Eh! Aldi dengan tega sekali membuang kotak bekal yang Dara masak itu khusus banget untuknya ke tong sampah sebelah kursi. Dara sampai rela bangun pagi-pagi banget buat masakin sarapan untuk Aldi. Dengan tega sekali Aldi membuangnya begitu saja. Dara yang melihat kotak bekalnya di buang, mata dia sudah mulai berkaca-kaca. Sakit banget rasanya!

"Aldi kok di buang makanannya? Kata Mami Dara gak baik buang-buang makanan. Aldi tau gak sih, masih banyak orang di luaran sana yang kelaparan dan sulit mendapatkan makanan."

"Lo kasih aja makanan sampah itu ke orang yang kelaparan. Gue masih kebeli buat beli makanan yang enak daripada harus makan, makanan yang Lo kasih. Yang ada nanti perut gue bisa sakit karena mules gara-gara makan, makanan dari Lo." Ucap Aldi dengan santainya dan sama sekali tidak memikirkan perasaan gadis disebelahnya yang begitu tertusuk oleh perkataan dia barusan.

Sebegitu gak pentingnya Dara buat Aldi, padahal Dara bener-bener cinta sama Aldi. Dan Aldi gak pernah anggap Dara ada, jujur Dara sakit Aldi. Aldi gini'in. Batin Dara sambil terus memandang Aldi sendu.

"Kenapa Lo gak suka makanan itu gue buang? Udah gue bilang! Gue gak suka sama Lo. Dasar cewek murahan! Udah tau gue gak suka sama Lo. Tapi masih aja Lo ngejar-ngejar gue. Emang Lo gak punya malu? Atau emang urat malu Lo udah putus, hah?" Ucap Aldi dengan tajam, sinis dan dingin.

Dan untuk pertama kalinya Dara merasakan sakit yang teramat dalam, seperti ditusuk-tusuk seribu pisau yang menancap di ulu hatinya. Perkataan Aldi benar-benar menyakitkan. Tak terasa cairan bening itu keluar dari pelupuk mata Dara.

"Dara kesini cuma mau ngasih sarapan buat Aldi, karena Dara tau. Gak ada yang perhatiin Aldi, gak ada yang nyuruh Aldi buat makan teratur. Apalagi kedua orang tua Aldi yang sibuk banget dan jarang ada dirumah. Pasti mereka juga jarang memperhatikan Aldi."

"Tau apa Lo soal orang tua gue!" Sentak Aldi marah dan membuat Dara terlonjak kaget mendengar bentakan dari cowok yang ada didepannya.

"Dara..."

"Udah deh! Sekali lagi gue bilang sama Lo. Berhenti buat ngejar dan gangguin gue! Karena kehadiran Lo di hidup gue gak lebih dari sampah yang gak berguna."

Deg!

Dara tersentak! Kali ini benar-benar tertusuk dan sakit banget rasanya pas orang yang dia cintai mengatakan itu terhadapnya. Dara menghapus air matanya, sambil terus melihat wajah laki-laki didepannya.

"Maaf kalo selama ini Dara selalu ganggu hidup Aldi, Dara kayak gituh karena emang sayang sama Aldi. Perlu Aldi tau, kalo Dara emang beneran cinta sama Aldi. Terserah Aldi mau anggap Dara ini cewek murahan, cewek gak tau malu yang terus menerus mengejar cowok dan gak ada harga dirinya. Dara cuma mau jujur! Kalo Dara emang beneran tulus cinta sama Aldi. Tapi Aldi gak usah khawatir, mulai besok dan seterusnya Dara gak bakalan ganggu hidup Aldi lagi. Dara janji!"

Dara bangkit dari duduknya, sebentar melihat Aldi yang masih diam ditempatnya.

"Ini terakhir kali buat Dara menemui Aldi, setelah ini hidup Aldi akan bebas dari gadis cengeng, bawel dan gadis murahan yang gak tahu malu seperti Dara. Dan semoga Aldi gak ngelupain orang yang tulus mencintai Aldi." Ucap Dara setelah itu langsung pergi tanpa melihat lagi kebelakang.

Dara emang gadis yang ekspresif, jadi dia bakalan mudah banget mengekpresikan apapun yang dia rasakan. Termasuk mencintai Aldi dan mengejar laki-laki itu. Dara memang menyukai Aldi sejak pertemuan mereka di lapangan saat masa orientasi siswa waktu itu. Dan betapa bahagianya, saat naik ke kelas XII. Ternyata Dara bisa satu kelas bersama dengan sang pangeran impiannya.

Tapi Aldi tidak pernah melihat apalagi memperdulikan Dara yang terang-terangan mencintai dan mengejarnya. Dara menghapus air mata yang terus bercucuran di pelupuk matanya sambil berlari menjauhi taman belakang.

Dara menjatuhkan dirinya ke lantai setelah jauh dari taman dan menangis sesenggukan. Sungguh! Perkataan Aldi barusan menggoreskan luka paling dalam dihatinya. Emang salah kalo Dara mengejar cinta dari orang yang dia cintai? Dia kan hanya ingin membuktikan rasa cintanya. Apa dia kelewatan atau emang Dara terlalu berlebihan sampai-sampai membuat Aldi risih dan terganggu? Tapi kenapa Aldi tidak pernah melihat betapa tulusnya cinta Dara. Bahkan dia sampai rela merendahkan dirinya hanya demi mengejar cowok yang jelas-jelas, notabenenya cewek harus dikejar bukan mengejar. Tapi Dara mematahkan perkataan itu demi mendapatkan cinta dari sang pangeran impiannya.

Saat Dara sedang menangis sambil membenamkan wajahnya di lipatan tangan, dia mendengar suara musik melantun indah di pendengarannya. Dia mendongakkan kepala dan melihat sekeliling, siapa yang memainkan piano semerdu ini? Pikir Dara.

Dara beranjak dari duduknya dan menyeka air mata serta ingusnya yang bercucuran barusan akibat menangis. Setelah selesai dia mencari sumber suara berjalan mendekati mengikuti alunan musik yang terdengar. Ternyata Dara baru sadar! Kalo dia lagi didepan ruang musik. Barusan ia berlari sambil menangis sampai kearah ruang musik. Sampai tidak sadar saking sakitnya mendengar perkataan Aldi yang menyayat hatinya.

Dia membuka pintu ruang musik secara perlahan-lahan. Karena takut mengganggu orang yang sedang memainkan alunan piano merdu ini. Bahkan menenangkan jiwa Dara saat mendengar alunan nada yang dimainkan oleh setiap not yang dimainkan. Seperti waktu melambat saat Dara melihat punggung wanita yang sedang membelakanginya sambil terus memainkan piano yang membuat Dara terpesona melihat rambut panjang sepinggang berwarna hitam itu. Belum lagi dengan tangan lentik nan cantik yang memainkan setiap not membuat Dara ikutan berirama masuk kedalam permainan musiknya. Bagaimana bisa Dara ikutan terbawa oleh permainan musik yang dimainkan oleh gadis asing itu, pikir Dara.

Dara berjalan secara perlahan mendekati gadis asing yang masih asik bermain piano dan masih membelakanginya. Permainannya memang sangat indah dan menyentuh hati, setiap permainannya dimainkan begitu sempurna. Setiap nada menyatu dan bermain disetiap musik. Terdengar pilu namun indah. Terdengar sedih namun bahagia. Terdengar sakit namun menyenangkan yang membuat kita ikutan merasa ceria mendengar alunan musik yang dimainkannya.

Prok! Prok! Prok!

Dara bertepuk tangan setelah gadis itu menyelesaikan permainannya. Mendengar tepuk tangan seseorang dibelakangnya. Membuat gadis pianis barusan menengok kebelakang melihat Dara yang sudah berdiri dibelakangnya. Bagaimana dia tidak menyadari bahwa ada orang asing masuk, pikirnya.

Mata tajamnya menangkap sosok gadis yang lagi tersenyum menatapnya. Dia sedikit memperhatikan gadis itu. Walaupun dia tidak banyak bergaul dan berbaur sama siapapun. Tapi bukan berarti dia kudet! Dia tau kalo orang yang ada didepannya kini adalah sosok ratu sekolah. Yang menjadi incaran cowok-cowok.

"Hai....." Senyum Dara menyapa.

Bukannya membalas sapaan Dara. Gadis pianis itu malah beranjak dari duduknya dan berjalan keluar melaluinya. Membuat Dara spontan langsung mengejar dan mensejajarkan langkahnya bersama gadis asing yang baru dia temui di ruang musik. Gadis pianis yang jago sekali memainkan piano.

Mungkin asing bagi Dara tapi tidak untuk semua anak sekolah. Karena semuanya mengenal siapa gadis pianis yang lagi Dara kejar.

"Hei tunggu!" Dara menghalangi langkah gadis pianis barusan. Dia merentangkan kedua tangan dan berdiri didepannya.

"Kita belum kenalan kan? Jadi biarkan ketua bidadari dunia mengenalkan diri." Ucap Dara tersenyum dan mendekati gadis yang sedang menatapnya datar.

"Kenalin Pelangi Aldara Silvana, anak kelas XII-D. Duduk di kursi pojok dekat jendela. Barisan pertama dan jajaran kedua." Senyum Dara mengulurkan tangan.

Gadis yang belum mengeluarkan suaranya sedikitpun heran sama gadis aneh yang ada didepannya. Kenapa sekarang banyak sekali manusia aneh yang dia temui. Belum sahabatnya, ini juga manusia alien yang tiba-tiba ngajak kenalan, dumelnya.

"Tangan Dara bersih kok. Iya, walaupun tadi abis nangis dan lap ingus pake tangan. Tapi tenang aja, udah Dara elap. Jadi udah bersih." Kata Dara yang melihat gadis yang gak berekspresi itu tak kunjung membalas uluran tangannya.

Terdengar helaan nafas dari mulutnya, mungkin dia sedikit tertekan melihat tingkah manusia cilik didepannya. Daripada menghadapi Dara yang freak mending dia pergi dan tidak perduli sama Dara yang udah mengulurkan tangan dari tadi.

"Lho, kok tangan Dara gak diterima dengan baik! Tau gak sih, banyak orang yang kepengen berjabatan tangan sama tangan cantik Dara. Kok.... Gak tau siapa namanya! Main pergi gituh aja." Cerocos Dara mensejajarkan langkah dengan manusia jangkung disampingnya berjalan.

"Kayaknya bisu ya? Atau bolot?" Tanya Dara melihat gadis yang masih enggan untuk mengeluarkan suaranya.

"Walaupun bolot dan bisu tapi si tanpa nama, Dara cuma mau bilang hebat deh permainan pianonya. Bagus banget Dara suka! Pasti si tanpa nama suka ya main piano? Atau gak suka main alat musik." Nyerocos Dara masih tidak dipedulikan oleh gadis itu.

"Oh iya, tanpa nama punya korek gak?" Tanya Dara dan masih diam gadis disampingnya.

"Pasti gak punya kan? Kalo gituh nama pasti punya dong."

Masih enggan menjawab gadis itu masih asik berjalan tanpa memperdulikan Dara yang selalu mancing supaya dia ngomong dan memberitahu namanya. Dara yakin kok, pasti gadis si tanpa nama gak bolot apalagi bisu. Melainkan emang dia lagi sariawan aja makanya puasa ngomong, pikir Dara.

"Kalo tanpa nama gak mau kasih tau namanya sama Dara, kalo gituh inget-inget nama Dara. Pelangi Aldara Silvana, anak kelas XII-D, duduk di kursi pojok dekat jendela. Jajaran pertama barisan kedua, setelah Disti dan Mira." Senyum Dara merekah melihat gadis yang masih bungkam.

Saat Dara lagi senyum menatap gadis itu sampai gak ngeh dengan pintu ruang kelas yang terbuka. Sedangkan gadis disebelahnya sudah menghindar dan tidak memberitahu Dara jika ada pintu didepannya.

Bruk!!

"Awhhh....." Jerit Dara waktu tubuhnya kejedot pintu dan jatuh duduk sampai pantatnya harus mencium lantai.

Orang yang membuka pintu celingukan mencari sumber suara. Dia emang tadi lagi buka pintu dan ingin keluar dari kelas. Tapi pas dia buka pintu kok ada suara tak kasat mata, pikirnya.

"Aduh, gak liat apa! Ada bidadari lewat." Sebal Dara mengelus bokongnya yang kesakitan belum lagi sama jidatnya yang kejedot. Udah terjedot jatuh duduk pula! Nikmat mana lagi yang Dara dustakan.

"Ya ampun Dara, gapapa kan?" Tanya orang yang membuka pintu membantu Dara untuk bangun.

"Gapapa dari mananya! Sakit tau." Ringis Dara, orang yang barusan membuka pintu cuma bisa cekikikan.

Sedangkan gadis yang disebelah Dara sudah tidak ada. Lho, cepet banget ilangnya, pikir Dara.

Dara melihat gadis itu yang udah berjalan lumayan jauh dari tempatnya jatuh. Bener-bener tuh manusia, seenggaknya bantuin Dara yang jatuh kek. Padahal jatuhnya didepan mata dia lho! Tapi main pergi gituh aja gak ngomong apa-apa lagi. Bikin jengkel aja, Dumel Dara.

"Tunggu! Jangan pergi dulu! Heii.... Bantuin dulu ihhh kaki Dara sakit nih!!! Bukannya tanggung jawab udah bikin sakit malah ninggalin pas sayang-sayangnya--- eh." Dara malah menutup mulutnya sendiri.

Masa bodo sama orang freak itu, dia masih melanjutkan jalannya tidak perduli dan tidak menolong Dara yang menabrak pintu. Sedangkan cowok yang barusan membuka pintu juga ikutan melihat gadis yang memang udah terkenal dengan julukan manusia kutub.

Dara cuma mendengus melihat gadis itu yang malah pergi dan tidak menengok kebelakang dimana Dara yang udah mengepalkan tangan kesal.

"Lo deket sama dia, Ra?" Tanya cowok itu menatap Dara.

"Emang itu siapa?" Tanya Dara melihat cowok yang barusan membuka pintu.

"Nathania Ayu Albert!"

Dara mengerutkan kening, kok cowok ini tau kenapa Dara gak bisa tau? Pikirnya...

"Masa Lo gak kenal sama dia? Dia udah terkenal banget sama julukan ice girl dan susah buat didekati. Bahkan buat berkawan aja kayaknya mikir seribu kali deh. Katanya sih dia emang gak mudah bergaul sama kita-kita. Maklum sultan." Cekikikan cowok itu saat menceritakan Ayu.

Dara cuma mengangguk mengerti dan dia melihat punggung gadis yang katanya ice girl dan sulit untuk didekati. Kenapa rasanya Dara jadi tertantang sama cewek itu? Penasaran dia sama itu manusia tanpa nama. Tapi sekarang dia udah tau namanya Nathania Ayu Albert!

"Makasih udah ngasih tau Dara." Ucap Dara tersenyum dan berlari mengejar gadis dingin itu.

Berlari sekencang-kencangnya agar bisa menyusul dan tanpa aba-aba dia main loncat aja.

1

2

3

Hap!!!

Ayu sedikit oleng ketika Dara loncat ke punggung dia dan langsung beralih ke depan tubuh Ayu saat gadis dingin itu lagi sempoyongan akibat loncatan Dara yang tiba-tiba. Sekarang Dara malah nemplok ditubuhnya macem koala langsung menggigit pucuk kepalanya saja.

"Aduhhh..... Lo ngapain gigit gue!!!" Kesalnya.

Orang yang berada didalam kelas spontan melihat kearah Ayu dan Dara. Mereka cekikikan dan tertawa melihat dua gadis most wanted sekolah sedang--- entah lagi ngapain. Tapi yang pasti mereka tidak melewatkan kejadian itu untuk mengabadikan momen dimana Nathania Ayu Albert si sultan SMA Nusa Bangsa. Sedang di gigit kepalanya oleh Pelangi Aldara Silvana primadona sekolah.

"Dara ya ampun! Eh atuh tolong pisahin!" Cetus Bu guru yang lewat melihat Dara menggigit kepala Ayu dan jangan lupa dia nemplok di tubuh jangkung proposional tinggi semampai macem model. Sekarang ditempeli sama manusia yang sedang menggigitnya.

Kedua kaki Dara melingkar di pinggang ramping Ayu dan tangannya menjambak rambut panjang hitam lebat macem iklan shampo. Dan jangan lupa pucuk kepalanya masih di gigit oleh Dara, macem zombie aja nih Dara.

"Lepasin gue!!!" Sentak Ayu menatap tajam.

"Nggak! Siapa suruh ninggalin Dara!!!"

Dara kembali menggigit hidung mancung Ayu.

"ARRRHHH SAKIIIT!!!" Jerit Ayu.

"Lo gila yaaa!!!" Marah Ayu menatap tajam. Bukannya takut Dara malah semakin keras menggigit.

"Pembalasan karena tadi gak nolongin Dara jatuh!"

"Turun!"

"Gak mau!" Ucap Dara menggeleng imut dan makin erat meluk leher Ayu. Sampe sesak nafas Ayu dibuatnya.

Dara benar-benar susah dilepaskan, bahkan orang-orang dikelas saja sampai kesusahan untuk melepaskan Dara dari tubuh Ayu. Udah kayak lempok aja nempel bet.

Saat Dara menggigit hidung mancung Ayu yang kayak serodotan anak TK. Tak sengaja kedua iris mata berbeda warna itu bertemu. Sontak kedua gadis cantik itu saling memandang.

Deg!!

Deg!!!

Dan disitulah jantung Dara mulai berpacu dan berirama sangat cepat. Hati dan jantungnya mengalun keras saat gadis dingin nan datar itu menatapnya. Seluruh tubuh Dara membeku, darah disetiap tubuh dia berdesir begitu cepat. Hati dan jantungnya seperti berlomba-lomba siapa yang paling cepat berdebar.

Dara bisa melihat wajah gadis asing didepannya yang begitu datar, tidak memiliki ekspresi sedikitpun. Sorot matanya begitu dingin dan datar. Alisnya hitam lebat seperti jajaran rumput yang ada dihalaman rumahnya. Hidungnya begitu mancung, pipinya tirus dan memiliki rahang yang tajam. Bibir lovely pink miliknya begitu mungil dan retina hazel hitam yang begitu cantik nan indah.

Dara sampai mematung, membeku dan terpaku dengan keanehan yang terjadi didalam dirinya. Retina mata brown Dara sepertinya begitu nyaman melihat retina hazel hitam pekat yang begitu dingin menatapnya.

Tatapan itu dan kenapa jantung Dara jadi dag dig dug ser kek gini. Masa iya Dara suka sama cewek kan gak mungkin. Tapi.... Dara suka sama manusia dingin. Batin Dara tersenyum manis.

Ayu yang melihat Dara tersenyum jadi heran. Aneh banget melihat Dara tersenyum. Pasalnya tadi gadis itu kek kucing kelaparan yang main gigit hidung dia aja. Kok sekarang malah tersenyum, Pikir Ayu heran.

Ayu mencoba melepaskan Dara dari tubuhnya. Bukannya lepas Dara malah melingkarkan tangan dilehernya. Sambil menatap wajah datar nan dingin didepannya masih dengan senyuman manis dibibir pinkynya. Kakinya pun masih melingkar indah di pinggang ramping Ayu.

"Dingin banget deh kayak es lemon! Dara jadi suka liatnya."

"Lepas!" Dingin Ayu menatap sinis dan masih stay sama tatapan menusuknya.

Ya Tuhan, suaranya langsung menggemparkan seluruh dunia Dara dan beralih kepadanya. Apa ini yang dinamakan cinta setelah cinta? Setelah Dara tersakiti oleh Aldi. Sekarang muncul pula bidadari cantik yang ada didepannya.

"Haii.... Nathania Ayu Albert ya? Kenalin Pelangi Aldara Silvana. Jodoh dari masa depan Ayu. Seneng deh bisa ketemu jodoh disekolah. Jauh-jauh nyari taunya ketemu disini."

"Apa sih gak jelas Lo!"

"Ayu tau kalau Ayu itu terlalu indah untuk dicap hanya jadi seorang bidadari." Ucap Dara sambil terus tersenyum dan matanya tak bisa jauh dari mata tajam Ayu.

"Cie uhuy!!!"

"Ayu di gombalin tuh sama Dara!!!"

"Woah bentar lagi kayaknya ada yang official nih!!"

"Tembak udah!!!"

"Mati nyet! Kalo ditembak mah."

"Bukan ditembak mati asu!!"

"Cangcimen cangcimen!!"

"Kalo mau jualan jangan disini, nyet!!!"

"Jadi heboh Lo pada!!!"

Suasana jadi heboh dan ricuh gara-gara Dara. Dan itu membuat kejengkelan yang haqiqi buat Ayu mendengar suara kebisingan disekitarnya.

"Turun sekarang dari tubuh gue!"

Bukannya turun Dara malah makin erat memeluk tubuh Ayu, manaan wajahnya pake segala ditenggelamkan diceruk leher jenjang milik Ayu.

Deg!!!

Ayu tertegun saat hembusan nafas Dara mengenai kulit lehernya, apalagi dia paling sensitif di area tersebut.

"Dara suka sama.... Sama.... Sama kamu." Ucap Dara malu-malu sambil membisik ke telinga Ayu.

Ini pertama kalinya Dara bilang kamu dan untuk pertama kali Dara tidak menyebut nama orang. Dara memang sering menyebut dirinya sendiri dengan nama, serta menyebutkan nama orang lain jika sedang mengobrol atau menyapa. Pokoknya Dara itu tipikal manusia yang tidak menyebutkan, Aku-kamu, Gue-Lo, ataupun yang lainnya.

"Apa sih!" Aneh Ayu melihat gadis yang nemplok ditubuhnya udah kek monyet.

"Emm... Ayu gak ngerti bahasa Indonesia? Kan, Dara bilang Dara suka sama Ayu." Ujar Dara masih berbisik-bisik ke telinga Ayu.

"Terserah Lo!"

Karena Dara gak mau lepas dari tubuhnya dengan sendiri. Oke fine, Ayu punya seribu macam cara untuk melepaskan tubuh bocil edan ini yang nemplok ditubuhnya. Dia berjalan masih membawa tubuh Dara yang melingkarkan kakinya di pinggang dia dan menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Ayu.

Ayu membuka tutup tong sampah dan....

Bruk!!!

Ayu melemparkan tubuh Dara ke tong sampah yang besar, cukuplah untuk satu orang. Setelah itu Ayu tutup tong sampahnya dengan rapat-rapat. Agar Dara sulit untuk membukanya.

Orang-orang langsung tercengang melihat Ayu yang begitu kejam memasukkan primadona sekolah ke tong sampah.

Sebelum pergi, Ayu menatap tajam orang-orang yang melihat, ingat! Ayu adalah gadis arogan, angkuh yang paling ditakuti oleh seantero sekolah karena kesombongannya.

"Ada yang berani buka! Gue potong leher kalian semua!" Ancam Ayu membuat semua orang merinding.

Setelah itu Ayu pergi, tidak perduli dengan Dara yang berteriak-teriak didalam tong sampah.

*Flashback end*

Dara sampai ketiduran saat membayangkan pada awal pertemuannya dengan Ayu dan masih memeluk ponselnya sambil tersenyum manis. Gak nyangka sosok Ayu mampu membuat Dara beralih. Yang awalnya kebucinan banget sama Aldi, kini teralihkan kepadanya.

Apakah Ayu adalah pemilik hati Dara sesungguhnya? Seseorang yang mampu memberikan kebahagiaan dan warna-warna indah disetiap harinya. Siapapun Ayu! Dan bagaimanapun nanti mereka yang pasti sekarang Dara akan tetap mempertahankan cintanya untuk Ayu. Walaupun dunia tidak akan pernah menerima tentang perasaan Dara terhadap Ayu. Tapi dia yakin! Bahwa cinta tidak pernah salah.

"I love you Ayu..." Gumam Dara di alam mimpinya.