"Siapa bilang? Itu kebiasaan Surya, bukan kebiasaanku. Aku mau mengelap bibirku sendiri. Lihat!" Mahendra dengan nada congkaknya yang khas.
"Apa kau lupa? Aku punya kebiasaan itu karena hidup dibawah pengaruhmu selama bertahun-tahun?" Surya melempar tisu begitu saja di atas meja.
"Jadi kau merasa hal-hal buruk yang menjadi kebiasaanmu, kau dapatkan dariku?" matanya memicing berbahaya.
"Ya, semua orang tahu itu," Tangan Surya bergerak terangkat. Dan hal tersebut menjadikan suasana permusuhan kian kentara.
"Hah! Bisa-bisanya kau berkata seperti itu? Aku datang dengan baik-baik dan menjadikan kehidupan sekolahmu lebih mudah. Kau tak boleh melupakan sisi itu," kalimat balasan Mahendra mulai bernada kesal.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com