webnovel

Ciuman Pertama Aruna

Bagaimanakah rasanya menjadi pengganti kakak sendiri untuk menikahi seorang lelaki tak dikenal hanya demi sebuah perjanjian? Itulah yang dirasakan Aruna, gadis 20 tahun mahasiswi jurusan desain ini. Ia harus menikahi Hendra, seorang CEO muda, pemilik mega bisnis di seantaro negeri! Hanya pernikahan kontrak Tak masalah tapi rumornya Hendra memiliki kekasih?? Kekasihnya malah seorang artis! Namun...apa yang akan terjadi ketika sang CEO tiba-tiba saja mulai menunjukkan bibit-bibit cinta padanya? Tak hanya itu, seorang pemuda sahabat terbaik, Damar namanya juga mendekatinya! "Apa bedanya tanggal 28 sama 29 Oktober??". Damar melempar pertanyaan. "Apa? nggak lucu gue jitak". "28 Oktober sumpah pemuda". "29 Oktober.. ". Aruna tak sadar Damar mendekati dirinya. "Sumpah aku sayang kamu". Pemuda Padang benar-benar berbisik tepat ditelinga Aruna. Membuat gadis itu gelagapan dan mendorong tubuh Damar. Siapakah yang akan dipilihnya, sang suami kontrak atau Damar, solois bersajak manis ini? Dapatkah keinginan Aruna untuk menjadi janda dan pulang ke rumahnya kelak terlaksana seiring berjalannya waktu ataukah hatinya akan luluh untuk sang CEO? Nikmati kisah Aruna, CEO Hendra dan Solois Damar dalam 'Ciuman Pertama Aruna' #available in English, title: The Beauty Inside: stealing the first kiss, get a wife. INFO : Instagram bluehadyan, fansbase CPA (Hendra, Aruna, Damar) Nikmati visualisasi, spoiler dan cuplikan seru tokoh-tokoh CPA.

dewisetyaningrat · perkotaan
Peringkat tidak cukup
1020 Chs

IV-238. "Bukan begitu, Sayang,"

"Apa USG 4D bisa mendeteksi warna mata?" tanya Aruna sekali lagi.

.

"kamu menggodaku ya?" tawa renyah Mahendra mengiyakan tuduhan istrinya, "kenapa aku begitu mudah kau bodohi?" mulut Aruna ditekuk, dia tidak senang dengan situasi ini. Walaupun Hendra seolah sedang menikmati caranya menjahili sang istri.

"Tidak ada yang membodohi istriku, mana mungkin aku berani?" Hendra mengusir tangan Susi dari pegangan kursi roda istrinya.

Dan Aruna menoleh ke belakang, "biar Susi yang membawaku,"

"Oh' marah sungguhan rupanya," Hendra mundur selangkah dan membiarkan Susi mengambil alih. Lelaki bermata biru tersebut akhirnya memilih berjalan di sisi istrinya yang konsisten menatap sengit padanya.

"Aku rasa ada sesuatu yang perlu aku pastikan selain warna matanya," Aruna enggan memberi jawaban sebab ia tahu kemungkinan kalimat berikutnya adalah cara Mahendra menggodanya untuk kesekian kali, "Benar, kamu tidak ingin tahu?"

"Tidak..."

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com