webnovel

Ciuman Pertama Aruna

Bagaimanakah rasanya menjadi pengganti kakak sendiri untuk menikahi seorang lelaki tak dikenal hanya demi sebuah perjanjian? Itulah yang dirasakan Aruna, gadis 20 tahun mahasiswi jurusan desain ini. Ia harus menikahi Hendra, seorang CEO muda, pemilik mega bisnis di seantaro negeri! Hanya pernikahan kontrak Tak masalah tapi rumornya Hendra memiliki kekasih?? Kekasihnya malah seorang artis! Namun...apa yang akan terjadi ketika sang CEO tiba-tiba saja mulai menunjukkan bibit-bibit cinta padanya? Tak hanya itu, seorang pemuda sahabat terbaik, Damar namanya juga mendekatinya! "Apa bedanya tanggal 28 sama 29 Oktober??". Damar melempar pertanyaan. "Apa? nggak lucu gue jitak". "28 Oktober sumpah pemuda". "29 Oktober.. ". Aruna tak sadar Damar mendekati dirinya. "Sumpah aku sayang kamu". Pemuda Padang benar-benar berbisik tepat ditelinga Aruna. Membuat gadis itu gelagapan dan mendorong tubuh Damar. Siapakah yang akan dipilihnya, sang suami kontrak atau Damar, solois bersajak manis ini? Dapatkah keinginan Aruna untuk menjadi janda dan pulang ke rumahnya kelak terlaksana seiring berjalannya waktu ataukah hatinya akan luluh untuk sang CEO? Nikmati kisah Aruna, CEO Hendra dan Solois Damar dalam 'Ciuman Pertama Aruna' #available in English, title: The Beauty Inside: stealing the first kiss, get a wife. INFO : Instagram bluehadyan, fansbase CPA (Hendra, Aruna, Damar) Nikmati visualisasi, spoiler dan cuplikan seru tokoh-tokoh CPA.

dewisetyaningrat · perkotaan
Peringkat tidak cukup
1020 Chs

IV-188. Singularitas

"Aku rasa hari ini artisnya adalah istriku, jadi biarkan aku duduk damai," balas Hendra mencairkan suasana. Kru di hadapannya bahkan Tania tampak tegang saat ini. Anehnya Aruna yang awalnya terlihat keberatan tak menunjukan ekspresi apapun kecuali aura perempuan hamil yang menawan hari ini.

"Sebelum aku bertanya lebih jauh. Bolehkah saya di beritahu, apa konsep kamar ini?" kameramen kedua berkeliling menyorot pajangan dinding, lampu yang menggantung bahkan lonceng bambu unik yang menggantung di luar jendela, menjulang pada beberapa sisi ruangan.

"Hehe," Aruna tak bisa menahan gelinya sendiri, dia tidak menyiapkan jawaban untuk pertanyaan satu ini,  "Ibu mertuaku yang menyiapkannya. Tapi kalau boleh memberi nama, kurasa 'Singularitas Aruna' adalah istilah yang tepat untuk menggambarkan kamar ini." Mata si gadis yang mempelajari banyak hal tentang desain, hampir tak dapat diduga Mahendra bahwa dia bisa mengusung kata 'Singularitas' untuk menamai ruangan ini.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com