webnovel

Ciuman Pertama Aruna

Bagaimanakah rasanya menjadi pengganti kakak sendiri untuk menikahi seorang lelaki tak dikenal hanya demi sebuah perjanjian? Itulah yang dirasakan Aruna, gadis 20 tahun mahasiswi jurusan desain ini. Ia harus menikahi Hendra, seorang CEO muda, pemilik mega bisnis di seantaro negeri! Hanya pernikahan kontrak Tak masalah tapi rumornya Hendra memiliki kekasih?? Kekasihnya malah seorang artis! Namun...apa yang akan terjadi ketika sang CEO tiba-tiba saja mulai menunjukkan bibit-bibit cinta padanya? Tak hanya itu, seorang pemuda sahabat terbaik, Damar namanya juga mendekatinya! "Apa bedanya tanggal 28 sama 29 Oktober??". Damar melempar pertanyaan. "Apa? nggak lucu gue jitak". "28 Oktober sumpah pemuda". "29 Oktober.. ". Aruna tak sadar Damar mendekati dirinya. "Sumpah aku sayang kamu". Pemuda Padang benar-benar berbisik tepat ditelinga Aruna. Membuat gadis itu gelagapan dan mendorong tubuh Damar. Siapakah yang akan dipilihnya, sang suami kontrak atau Damar, solois bersajak manis ini? Dapatkah keinginan Aruna untuk menjadi janda dan pulang ke rumahnya kelak terlaksana seiring berjalannya waktu ataukah hatinya akan luluh untuk sang CEO? Nikmati kisah Aruna, CEO Hendra dan Solois Damar dalam 'Ciuman Pertama Aruna' #available in English, title: The Beauty Inside: stealing the first kiss, get a wife. INFO : Instagram bluehadyan, fansbase CPA (Hendra, Aruna, Damar) Nikmati visualisasi, spoiler dan cuplikan seru tokoh-tokoh CPA.

dewisetyaningrat · perkotaan
Peringkat tidak cukup
1020 Chs

IV-116. Ungkapan Permohonan

"Anda tidak mengenal saya?" Mahendra menjawab dengan melempar pertanyaan lagi.

"Saya hanya pernah dengar pewaris tunggal," _yang dibenci setengah mati oleh Rio_ "Berambut coklat dan bermata biru," jawab perempuan tersebut.

Mahendra masih enggan mengiyakan pernyataan lawan bicaranya. Yang dia lakukan detik ini ialah mengamati perempuan berumur tersebut, sampai gendang telinganya mendengar pintu kamar di buka lebar-lebar dan seseorang berdiri di sana. Tampaknya, pemuda—yang membuka pintu—tersebut mencoba untuk memastikan beradaannya dengan tergesah.

Mengalihkan pandangannya, Mahendra menatap sepupunya yang juga menatapnya dengan terheran, "Kau?"

Pemuda yang mengenakan pakaian santai berwarna coklat itu menunduk sedalam-dalamnya. Mengambil nafas sebanyak dia bisa, "Ma, dia—" kalimat ini belum usai ketika Mahendra menyahutnya.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com