webnovel

Ciuman Pertama Aruna

Bagaimanakah rasanya menjadi pengganti kakak sendiri untuk menikahi seorang lelaki tak dikenal hanya demi sebuah perjanjian? Itulah yang dirasakan Aruna, gadis 20 tahun mahasiswi jurusan desain ini. Ia harus menikahi Hendra, seorang CEO muda, pemilik mega bisnis di seantaro negeri! Hanya pernikahan kontrak Tak masalah tapi rumornya Hendra memiliki kekasih?? Kekasihnya malah seorang artis! Namun...apa yang akan terjadi ketika sang CEO tiba-tiba saja mulai menunjukkan bibit-bibit cinta padanya? Tak hanya itu, seorang pemuda sahabat terbaik, Damar namanya juga mendekatinya! "Apa bedanya tanggal 28 sama 29 Oktober??". Damar melempar pertanyaan. "Apa? nggak lucu gue jitak". "28 Oktober sumpah pemuda". "29 Oktober.. ". Aruna tak sadar Damar mendekati dirinya. "Sumpah aku sayang kamu". Pemuda Padang benar-benar berbisik tepat ditelinga Aruna. Membuat gadis itu gelagapan dan mendorong tubuh Damar. Siapakah yang akan dipilihnya, sang suami kontrak atau Damar, solois bersajak manis ini? Dapatkah keinginan Aruna untuk menjadi janda dan pulang ke rumahnya kelak terlaksana seiring berjalannya waktu ataukah hatinya akan luluh untuk sang CEO? Nikmati kisah Aruna, CEO Hendra dan Solois Damar dalam 'Ciuman Pertama Aruna' #available in English, title: The Beauty Inside: stealing the first kiss, get a wife. INFO : Instagram bluehadyan, fansbase CPA (Hendra, Aruna, Damar) Nikmati visualisasi, spoiler dan cuplikan seru tokoh-tokoh CPA.

dewisetyaningrat · perkotaan
Peringkat tidak cukup
1020 Chs

IV-113. Dia Semakin Cantik

"Oh' aku baik," balas Kihrani. Menatap sejenak pria berambut platinum tersebut, lalu memilih untuk mengalihkan pandangannya dan mundur beberapa langkah. Dia menyibukan diri membersihkan segala yang tersisa dari peralatan masak.

"Tinggalkan itu. Duduklah di sini, kita makan bersama-sama," Aruna menepuk kursi dan Kihrani sekedar tersenyum.

"Silahkan duluan," ujarnya, sembari menggeleng.

"Ayolah! Aku akan marah kalau kau seperti ini, bukankah kita sepakat bahwa kita sahabat," Aruna menggerutu dan hampir turun dari duduknya.

Desakan yang membuatnya tak bisa mengelak, menjadikan gadis itu meraih dan mengisi piringnya. Anehnya, dia masih berdiri bukan duduk. Aruna mengamatinya dengan jeli. "Jangan bilang kau tak bisa duduk bersama dengan kami disini,"

"Senior Susi bilang-,"

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com