"Oh' aku baik," balas Kihrani. Menatap sejenak pria berambut platinum tersebut, lalu memilih untuk mengalihkan pandangannya dan mundur beberapa langkah. Dia menyibukan diri membersihkan segala yang tersisa dari peralatan masak.
"Tinggalkan itu. Duduklah di sini, kita makan bersama-sama," Aruna menepuk kursi dan Kihrani sekedar tersenyum.
"Silahkan duluan," ujarnya, sembari menggeleng.
"Ayolah! Aku akan marah kalau kau seperti ini, bukankah kita sepakat bahwa kita sahabat," Aruna menggerutu dan hampir turun dari duduknya.
Desakan yang membuatnya tak bisa mengelak, menjadikan gadis itu meraih dan mengisi piringnya. Anehnya, dia masih berdiri bukan duduk. Aruna mengamatinya dengan jeli. "Jangan bilang kau tak bisa duduk bersama dengan kami disini,"
"Senior Susi bilang-,"
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com