webnovel

Ciuman Pertama Aruna

Bagaimanakah rasanya menjadi pengganti kakak sendiri untuk menikahi seorang lelaki tak dikenal hanya demi sebuah perjanjian? Itulah yang dirasakan Aruna, gadis 20 tahun mahasiswi jurusan desain ini. Ia harus menikahi Hendra, seorang CEO muda, pemilik mega bisnis di seantaro negeri! Hanya pernikahan kontrak Tak masalah tapi rumornya Hendra memiliki kekasih?? Kekasihnya malah seorang artis! Namun...apa yang akan terjadi ketika sang CEO tiba-tiba saja mulai menunjukkan bibit-bibit cinta padanya? Tak hanya itu, seorang pemuda sahabat terbaik, Damar namanya juga mendekatinya! "Apa bedanya tanggal 28 sama 29 Oktober??". Damar melempar pertanyaan. "Apa? nggak lucu gue jitak". "28 Oktober sumpah pemuda". "29 Oktober.. ". Aruna tak sadar Damar mendekati dirinya. "Sumpah aku sayang kamu". Pemuda Padang benar-benar berbisik tepat ditelinga Aruna. Membuat gadis itu gelagapan dan mendorong tubuh Damar. Siapakah yang akan dipilihnya, sang suami kontrak atau Damar, solois bersajak manis ini? Dapatkah keinginan Aruna untuk menjadi janda dan pulang ke rumahnya kelak terlaksana seiring berjalannya waktu ataukah hatinya akan luluh untuk sang CEO? Nikmati kisah Aruna, CEO Hendra dan Solois Damar dalam 'Ciuman Pertama Aruna' #available in English, title: The Beauty Inside: stealing the first kiss, get a wife. INFO : Instagram bluehadyan, fansbase CPA (Hendra, Aruna, Damar) Nikmati visualisasi, spoiler dan cuplikan seru tokoh-tokoh CPA.

dewisetyaningrat · perkotaan
Peringkat tidak cukup
1020 Chs

III-32. Tepian Pelupuk Mata

"Kenapa kau tertawa, Nggak ada yang lucu!!" sentak Aruan.

"Kalau marah begini, istriku makin lucu,"

"Jadi aku badut??"

"Bukan begitu, ya tuhan.. salah lagi,"

Mendengar ungkapan ini Aruna melirik Hendra sesaat lalu mencoba menyisir rambut se-kenanya. Dengan bara api yang masih berkobar di dada, perempuan ini meraih kuncit rambut kemudian membuat gerakan meng-kucir segenggam rambutnya.

Genggaman rambut yang tertali itu lebih naik ke atas dari pada biasanya, menyajikan leher jenjang Aruna.

"Aku sudah bilang aku tidak suka kamu mengikat rambutmu ke belakang," Hendra protes dengan nada hati-hati.

"Kau juga tampil sempurna tiap saat, mengapa aku tidak boleh?!" intonasinya masih intonasi kekesalan, "Ini sempurna versiku!," hanya desahan yang diterbitkan Mahendra mendengar kata-kata istrinya.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com