webnovel

Ciuman Pertama Aruna

Bagaimanakah rasanya menjadi pengganti kakak sendiri untuk menikahi seorang lelaki tak dikenal hanya demi sebuah perjanjian? Itulah yang dirasakan Aruna, gadis 20 tahun mahasiswi jurusan desain ini. Ia harus menikahi Hendra, seorang CEO muda, pemilik mega bisnis di seantaro negeri! Hanya pernikahan kontrak Tak masalah tapi rumornya Hendra memiliki kekasih?? Kekasihnya malah seorang artis! Namun...apa yang akan terjadi ketika sang CEO tiba-tiba saja mulai menunjukkan bibit-bibit cinta padanya? Tak hanya itu, seorang pemuda sahabat terbaik, Damar namanya juga mendekatinya! "Apa bedanya tanggal 28 sama 29 Oktober??". Damar melempar pertanyaan. "Apa? nggak lucu gue jitak". "28 Oktober sumpah pemuda". "29 Oktober.. ". Aruna tak sadar Damar mendekati dirinya. "Sumpah aku sayang kamu". Pemuda Padang benar-benar berbisik tepat ditelinga Aruna. Membuat gadis itu gelagapan dan mendorong tubuh Damar. Siapakah yang akan dipilihnya, sang suami kontrak atau Damar, solois bersajak manis ini? Dapatkah keinginan Aruna untuk menjadi janda dan pulang ke rumahnya kelak terlaksana seiring berjalannya waktu ataukah hatinya akan luluh untuk sang CEO? Nikmati kisah Aruna, CEO Hendra dan Solois Damar dalam 'Ciuman Pertama Aruna' #available in English, title: The Beauty Inside: stealing the first kiss, get a wife. INFO : Instagram bluehadyan, fansbase CPA (Hendra, Aruna, Damar) Nikmati visualisasi, spoiler dan cuplikan seru tokoh-tokoh CPA.

dewisetyaningrat · perkotaan
Peringkat tidak cukup
1020 Chs

III-316. Pendar Kecil Padam

Detik berikutnya ada seberkas wajah yang menggambarkan kesan penuh kekecewaan, dan anehnya kemurungan Thom menciptakan rasa senang secara tiba-tiba bagi Vian. 

"Hah! sepertinya aku sedang kacau," Vian menggelengkan kepalanya. 

Benda itu telah sampai di hadapan Thomas. 

Telapak tangan besar milik lelaki yang ada di hadapannya, disentuh oleh Kihrani. Kemudian dibalik sehingga menengadah. Diletakkannya sebuah jam tangan bermerek dengan lambang insecta yang memiliki 3 garis warna. 

"Mengapa? Kenapa harus dikembalikan?" pandangan Thomas yang awalnya jatuh pada benda di atas telapak tangannya, kini berpindah di wajah gadis yang seolah tak ingin menatapnya. 

"Em, aku sudah merapikan barang-barangmu yang tertinggal di rumah —yang tidak mungkin kamu gunakan lagi," Gadis tersebut masih tak mau menatap lawan bicaranya. 

"Kau rapikan?" Ada anggukan dari pertanyaan Thomas, "Kau membuangnya?" Gadis tersebut mengangguk lagi. 

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com