"Maksudnya Aku??"
"bukan.." Hendra menatap, mendekati perempuan menggemaskan, "bukan aku, tapi kamu," Hendra masih saja menggodanya. Membopong perempuan dalam dekapan.
"Aku maunya berendam air hangat,"
"Iya,"
"Sama, wangi lavender,"
"Iya,"
"pakai sedikit busa,"
"Iya,"
"Dan tanpa Mahendra,"
"Tidak!"
"Kenapa harus sama kamu?"
"Suka-sukaku,"
"Huuuh nanti pasti minta lagi," si perempuan jengkel, " tadi sudah -kan di mobil?,"
"Yang di mobil pengganti malam sebelumnya," jelas Mahendra, "Dan yang berikutnya milik malam ini,"
"Ada aturan kayak gitu,"
"Ada!" Mendengar jawab singkat Hendra, alis Aruna menyatu.
"Aturan buatan Hendra!" si pria berucap dengan nada serius.
"Besok pagi bangun tidur sudah pasti minta lagi,"
"itu sarapanku, tidak boleh tidak,"
"yang malam ini libur dulu lah.. sekali-kali... saja.."
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com