"Bagaimana bisa kamu masih minta tolong pada Mahendra? Hah! Jika kakakmu tahu dia pasti kecewa dan sama marahnya denganku. Benar -kan!?" belai di rambut berpindah ke dagu, dia perlahan memaksa Aruna menoleh ke arah kiri, kepadanya. Pada putra kedua keluarga Barga alias pemilik saham terendah Tarantula.
"Jawab pertanyaanku! Kamu memilih menerima perasaanku lalu kita buat semuanya mudah atau kau bunuh perasaanku dan tumbalnya adalah kakakmu?"
Kalimat berakhiran tanda tanya ini sungguh sulit di cerna, Aruna membeku sesaat lebih beku lagi ketika Rey berhasil menolehkan kepalanya ke arah kiri dan bibir pria itu menyentuh pipinya.
"Kenapa kau diam?" Rey terkejut dengan keputusan gadis yang memasang tatapan tajam. Siapa yang akan menduga Aruna tak memakinya dan tak bergerak hebat seperti dugaannya.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com