"Apa tidak ada satu pun yang bisa membantu ku mendapatkan baju?!". Aruna membuat permohonan sekali lagi.
"terima saja yang ada..". Hendra menurunkan dasinya disusul jasnya.
"Kau dulu saja". Gelisah Aruna, dia juga perlu menemukan benda tertinggal.
Tangkas pria ini bangkit, dia masih sempat mencuri pipi Aruna sebelum melenggang pergi.
Tahu Hendra sudah masuk ke kamar mandi, gadis ini segera menyelinap keluar dan memutuskan berlari secepat mungkin untuk memperpendek waktu tempuh.
Aruna membuka pintu menjulang tinggi yang tadi menjadi tempat dirinya dan Damar berjumpa. Seolah sedang mengais-ngais sesuatu gadis ini mencari kado ulang tahun dari Damar yang tak lagi berada ditempatnya. Kadonya tidak ada. Kemana? Apa ada yang mengambilnya?.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com