webnovel

Kunjungan Bisnis

Axton dan Xinxin menatap Barra dan Jiao begitu dekat merasa sangat bahagia. Setidaknya dia kini ada yang menjaga dan merawatnya. Meski begitu, Jiao hanya menemani Barra dan Daisy, Abri juga masih memberikan pelayang khusus yang dia tugaskan untuk memenuhi kebutuhan ketiga orang terdekatnya itu.

"Barra, apakah yang akan kamu minta kepada Daddy sebagai hadiah ulang tahunmu?"

tanya Abri pada Barra yang kini tersenyum kepada Daddynya, sementara dia hanya tersenyum bahagia sambil duduk manis dipangkuan Jiao.

"Daddy, Aku tidak meminta apapun lagi karena Miss Jiao akan menemaniku sepanjang hari. Terima kasih, Daddy..."

ucap Barra sambil memeluk erat tubuh Jiao. Acara ulang tahun bara akhirnya selesai. Axton dan Xinxin segera kembali ke rumah karena Ava sudah mengantuk. Begitu juga dengan Barra dan Daisy yang sudah mulai mengantuk.

"Tuan Abri, kita kembali sekarang. Anak-anak sudah mengantuk dan bukankah besok anda akan melakukan perjalanan bisnis ke Mesir?"

tanya Jiao kepada Abri yang langsung menganggukkan kepalanya.

"Baiklah, kita kembali sekarang."

Ucap Abri yang menggendong Daisy sementara Jiao menggendong Barra. Mereka segera meninggalkan restoran dan segera menuju ke rumah Abri. Sesampainya di rumah, Barra sudah terlelap di pelukan Jiao, begitu juga dengan Jiao sendiri yang kini tertidur. Dia sangat lelah karena mengemudi dari desa han Xiang menuju Shanghai karena Abri pura-pura pingsan tadi. Dia sangat kelelahan karena begitu sampai, Jiao langsung memasak dan segera menghadiri pesta ulang tahun Barra.

Abri menggendong Barra dan memindahkannya ke dalam kamarnya, sementara Daisy mengikuti Daddynya dari belakang juga dengan mata yang sudah mengantuk. Abri kemudian membaringkan Barra di dalam kamarnya dan mengantar Daisy juga ke dalam kamarnya. Setelah itu dia kembali ke garasi dan akan membangunkan Jiao yang belum juga terbangun sampai saat ini.

"Jiao, bangunlah! kita sudah sampai. Apakah kamu mau tidur di mobil?"

ucap Abri seraya menggoncangkan bahu Jiao tetapi gadis itu hanya menggeliyat dan kembali tertidur pulas. Abri hanya bisa menggelengkan kepalanya.

Dia merasa sangat bersalah karena telah mengerjai Jiao dengan berpura-pura pingsan tadi. Kini Abri membungkukkan tubuhnya yang tinggi dan segera menggendong Jiao lalu membawanya ke dalam kamar baru Jiao disamping kamar anak-anaknya agar Jiao bisa mendengar kalau anak-anak membutuhkan sesuatu.

Abri kemudian meletakkan tubuh Jiao di tempat tidur, dia juga melepaskan sepatu Jiao dan menyelimutinya lalu Abri segera meninggalkan kamar Jiao dan mengepak barang-barang yang akan dibawanya ke Mesir besok. Saat tengah malam pekerjaannya baru selesai dan Abri segera menaiki tempat tidurnya dan segera memejamkan matanya karena dia saat ini juga sudah sangat mengantuk.

Malam semakin larut dan seisi rumah Abri sudah terlelap saat ini. Mereka semua benar-benar kelelahan malam ini. Keesokan harinya Jiao terbangun dan merasa sangat terkejut karena dia sudah berada dalam kamar barunya, padahal seingatnya dia semalam masih berada di dalam mobil.

"Bagaimana aku bisa berada disini? Apakah aku berjalan sendiri atau Tuan Abri yang memindahkan aku kesini?"

tanya Jiao dalam hati, dia kembali memukul kepalanya dan segera turun dari tempat tidur. Jiao segera menuju ke dalam kamar mandi untuk menggosok gigi dan mencuci mukanya.

Saat ini di China sedang musim dingin dan cuaca sampai pada titik minus dua derajat celcius. Saat seperti ini Jiao akan mandi satu minggu sekali tetapi karena saat ini dia berada di rumah Abri, tentu saja setiap hari dia akan mandi meski hanya sekali saja.

Setelah mencuci muka, Jiao segera keluar dari dalam kamarnya untuk memeriksa keadaan Barra dan juga Daisy. Karena keduanya belum bangun, Jiao segera menuju ke dapur untuk membuat sarapan. Jiao tidak langsung membuat sarapan karena dia saat ini sedang bingung mau memasak apa. Setelah berpikir beberapa saat Jiao segera menuju ke kulkas dan memilih bahan yang tersedia.

Dia akan membuat Huoguo atau Hotpot, huoguo terdiri dari makanan yang dididihkan langsung di panci logam yang biasanya dietakkan di tengah meja makan. Makanan yang dididihkan terdiri dari sayuran, potongan daging sapi, ayam dan lain-lain sesuai selera. Biasanya makanan ini sering dimakan pada saat musim dingin seperti ini dan sebenarnya daging favorit Jiao adalah daging babi.

Jiao mengetahui kalau Abri dan keluarganya seorang muslim maka dia mengganti daging babi menjadi daging sapi dan ayam. Jiao juga menambah beberapa bahan seafood seperti udang dan gurita karena itu sangat bagus untuk anak-anak seperti Barra dan juga Daisy. Jiao mulai meracik bahan-bahan dan mencucinya. Setelah itu dia letakkan bahan-bahan itu diatas piring dan meletakkannya di meja makan.

Jiao juga menambah beberapa macam jamur apabila ada yang menyukainya nanti. Dia teringat suatu hari dia pernah tinggal di tempat kelahiran Mamanya di provinsi Liaoning. Jiao masih mengingat disana terdapat hidangan khas yaitu sup ayam dan jamur. Sup ini juga dihidangkan bersama dengan mie kentang yang teksturnya empuk. Karena mampu menghangatkan badan, sup ini biasa digunakan sebagai makanan untuk menyambut musim dingin di Cina bagian utara.

Jiao kini sudah menyiapkan semuanya, dia segera mengambil panci khusus hotpot dan memberi air lalu menaruhnya ditengan meja makan yang memang sudah dirancang khusus untuk membuat hotpot. Jiao saat ini sudah menyalakan kompor itu dan menyiapakan alat makan juga membuatkan susu untuk anak-anak dan membuatkan kopi untu Abri.