Mobil Frans memasuki halaman parkir di depan lobby apartment di mana Clara tinggal. Setelah memarkir mobilnya, dia turun dari mobil dan berjalan menuju lobby.
Dari kejauhan terlihat seorang gadis mungil melambaikan tangannya dengan senyuman yang merekah ke arah Frans, gadis itu berbalut dress casual warna merah dengan motif bunga-bunga warna hitam putih setinggi lutut tanpa lengan.
Ketika berjalan semakin mendekat, mata Frans sempat terpesona melihat penampilan Clara siang ini yang berbeda dari biasanya.
" Kamu sudah siap?"
Sapa Frans begitu sampai di hadapan Clara.
" Siap apanya...?" jawab Clara sambil meraih tangan kiri Frans dan bergelayut di sana.
Frans dengan canggung berusaha melepaskan tangan gadis itu..
" Clara.. Jangan begini, nanti di lihat orang. Katanya kamu mau makan siang, sudah siap kan?"
" Tentu saja sudah, ayuk kita naik." terdengar tawa kecil dari mulut Clara.
Frans dengan heran mengernyitkan dahinya memandangi wajah Clara.
" Naik? Mobilnya kan terparkir agak jauh di sana, jalan dulu baru naik Tuan Putri "
" Maksudku naik ke apartmentku, di lantai atas..." tangan Clara menunjuk ke atas sambil masih tertawa kecil yang membuat Frans lebih keheranan.
" Loh bukannya kamu tadi mau makan siang di luar ?"
" Memangnya aku tadi bilang mau makan di luar..? Aku sudah memesannya tadi, tapi aku tidak mau makan sendirian hari ini, temani aku..."
Clara menunjukkan wajah memohon sambil menarik pelan lengan baju Frans sekilas.
" Saya rasa tidak baik jika kita naik bersama di saat kamu hanya sendirian di apartmentmu Clara..."
" Aahhh tidak baik apa'an sih, siang bolong begini. Lagian pak Fransku kan bukan criminal dan ada tanda pengenal yang jelas kan.. Ayukkk.."
Kini Clara menarik tangan Frans, bukan lengan baju yang dia tarik.
Frans seperti di hadapkan pada sesuatu yang harus dia putuskan lagi secepatnya, berbagai hal yang tidak biasanya terjadi beberapa kali sejak pagi membuat otaknya tidak bisa berpikir cepat saat ini. Dia akhirnya menurut saja ketika Clara mengajaknya melewati prosedur rutin di bagian keamanan gedung lalu memasuki lift dan naik ke lantai sembilan di mana Clara tinggal.
Mereka berhenti di salah satu pintu apartment dan Clara membukanya mempersilahkan Frans masuk.
Sebuah ruang tamu yang luas yang menjadi satu dengan ruang makan dan ada pintu keluar menuju balkon setelah ruang makan.
Frans berdiri melihat sekeliling ruangan, terlihat perabot dan penataan ruang serba exclusive, Frans baru menyadari jika gadis yang belakangan ini menjadi sangat dekat dengannya itu tergolong mempunyai kehidupan kelas atas.
" Ayo cucilah tanganmu dulu, lalu kita makan. Aku sudah memesan banyak macam makanan hari ini..."
Clara menarik tangan Frans berjalan ke arah meja makan yang memang sudah di penuhi berbagai makanan dan buah segar, bahkan dua piring makanpun sudah siap di sana, seakan memang sudah benar benar di siapkan untuk makan berdua.
Setelah mencuci tangan di wastafel yang ada di sudut sebelah pintu, Frans duduk di seberang Clara, matanya jatuh pada sebotol redwine yang ada di ujung meja makan.
" Hmm dari mana kamu mendapatkan itu, apa kamu biasa meminum minuman seperti itu..." tanya Frans sambil menunjuk ke arah botol di sana.
Dengan ringan Clara menanggapi sambil menuangkan makanan ke piring mereka berdua.
" Memang kenapa, kan itu hal biasa untuk merayakan sesuatu.."
Franspun memakhumi dengan kehidupan yang dimiliki Clara saat ini, minuman seperti itu bukanlah hal yang aneh. Namun dia seperti di ingatkan akan sesuatu.
" Oh iya, aku lupa mengucapkan Happy Birthday, dan maaf aku tidak menyiapkan hadiah apapun, karena undanganmu juga terlalu mendadak..."
Sambil menunduk menyendok makanannya, Clara tersenyum.
" Soal itu... Eng... Sebenarnya hari ini bukan ulang tahunku..." katanya pelan.
" Lalu..? Kenapa tadi kamu bilang hari ini hari ulang tahunmu?
Frans agak bengong melihat ke arah Clara.
" Aku hanya ingin kamu menemani aku di hari minggu, bukankah kita tidak pernah bertemu di hari minggu..."
Frans menggelengkan kepalanya seraya bertanya.
" Nah botol itu untuk merayakan apa?"
" Tentu saja untuk merayakan pertama kali kita bertemu di hari minggu. Aku bahagia sekali, tentu saja ini harus di rayakan..."
Kini mata Clara menatap langsung ke mata Frans dengan tatapan berbinar bahagia.
Frans balik menatap mata Clara, di temuinya senyuman yang merekah penuh kebahagian di wajah cantik itu. Pesona gadis dihadapannya itu membuat Frans menjadi sangat tidak tega untuk memprotes lebih jauh lagi. Pria itu hanya melanjutkan makan siangnya dalam diam.