webnovel

Cinta Kamu, Titik.

Ketika kekasih hati pergi meninggalkan dunia. Hati Adiba Azzahra hancur. Kesemangatan hidupnya hilang terampas. Keadaannya memburuk. Dia pura-pura tuli, membisu, buta. Hidup seperti tidak hidup. Mati tapi masih bernyawa. Air mata terus berlinang karena keterpurukan. Hingga suatu ketika Adiba harus diinfus karena tidak makan dan minum. Keluarga memikirkan banyak cara agar Adiba bisa kembali semangat menjalani hidup. Dokter Akmal Afqon adalah Psikolog muda. Karena sesuatu dan ingin menolong orang yang berjasa diapun memilih menikahi Adiba yang tidak sadarkan diri. Setelah keluarga Adiba pulang dari Makkah. Barulah Adiba membuka mata dan tahu kalau dia sudah dinikahi Akmal. "Maafkan aku, pernikahan ini hanya rahasia, aku hanya niat menolong. Sama sekali tidak ada dasar cinta," jelas Akmal. "Baik, kalau begitu. Kamu boleh pergi meninggalkanku! Kamu boleh menikahi siapapun! Namun, satu permintaanku. Jangan ceraikan aku. Biar saja aku menjalani hidup dengan status istri. Walau kamu tidak di sampingku!" jelas Adiba kepada Akmal. Akmal pergi dan datanglah pemuda kaya raya dan tampan, yang beralasan ingin menebus kesalahan kepada Adiba. Apakah Adiba akan kembali menjalani kehidupannya? Akankah Akmal bisa mencintai gadis itu? Siapakah pemuda yang hendak menebus kesalahannya? Baca kisah selengkapnya hanya di Cinta Kamu, Titik.

Ririnby · perkotaan
Peringkat tidak cukup
292 Chs

Chattan Dengan Anaya

Terik mentari bersinar terang, awan cerah berwarna biru mengiasi langit, matahari mengsilaukan, siang ini terasa panas, dan melelahkan.

"Ma ..." panggil Azka yang sudah memakai pakaian rapi.

"Ya Azka, sudah siap pergi?" tanya Mami Sofia menarik kursi di ruang makan.

"Iya, harus cepat bertindak, sebelum terlambat, Ma," jelas Azka.

"Kamu sudah mengurus semuanya Paspor atau Visa?" Suara lembut Sofia menatap putranya.

"Sudah Ma, minta nomernya Anaya." Azka memberikan ponselnya.

"Nih ... kamu harus bujuk dia, dia sedikit keras kepala," bujuk Sofia.

"Siap bos berlian, Ma sehat terus ya, semua titip mami ya." Azka mencium tangan Maminya.

"Siap Den."

"Hati-hati Azka ..." Maminya berdiri mengantar Azka ke teras.

"Muahc," cium Azka ke Maminya, Maminya tersenyum.

"Sekian lama, peluk Mami," suruh Sofia, Azka memeluk Maminya.

"Maafkan mami ya?" Haru membawa tangis Mami Sofia.

"Ma ... jangan menangis." Azka mengusap air mata maminya.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com