Terik mentari bersinar terang, awan cerah berwarna biru mengiasi langit, matahari mengsilaukan, siang ini terasa panas, dan melelahkan.
"Ma ..." panggil Azka yang sudah memakai pakaian rapi.
"Ya Azka, sudah siap pergi?" tanya Mami Sofia menarik kursi di ruang makan.
"Iya, harus cepat bertindak, sebelum terlambat, Ma," jelas Azka.
"Kamu sudah mengurus semuanya Paspor atau Visa?" Suara lembut Sofia menatap putranya.
"Sudah Ma, minta nomernya Anaya." Azka memberikan ponselnya.
"Nih ... kamu harus bujuk dia, dia sedikit keras kepala," bujuk Sofia.
"Siap bos berlian, Ma sehat terus ya, semua titip mami ya." Azka mencium tangan Maminya.
"Siap Den."
"Hati-hati Azka ..." Maminya berdiri mengantar Azka ke teras.
"Muahc," cium Azka ke Maminya, Maminya tersenyum.
"Sekian lama, peluk Mami," suruh Sofia, Azka memeluk Maminya.
"Maafkan mami ya?" Haru membawa tangis Mami Sofia.
"Ma ... jangan menangis." Azka mengusap air mata maminya.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com