Mood Sofi tiba-tiba saja menjadi berubah. Pertanyaan dan kalimat menyindir dari sang ibu jelas membuatnya tak suka. Sama sekali tidak ada hubungannya tentang memiliki kekasih dan juga kasus perselingkuhan yang dituduhkan pada ayah tirinya. Lagi pula, sebenarnya ayahnya itu tidak sedang melakukan hal yang aneh-aneh. Semua itu karena candaan Sofi saja pada awalnya untuk mengalihkan perhatian sang ibu.
"Ish, kenapa bawa-bawa pacar, sih? Memangnya apa hebatnya punya pacar? Kayak Mala gitu? Dih, najis! Pacarnya itu … mukanya abstrak sok kegantengan dan menelpon malam-malam. Apa-apaan itu? cih!"
"Oh, lihatlah. Itu adalah perkataan gadis yang tidak bisa memiliki pacar lalu merasa iri."
Ucapan ibu jelas tak bisa diterima oleh Sofi. Ia sama sekali tidak akan merasa iri pada Mala hanya karena seorang kekasih yang tidak dimilikinya. Baginya, pacar bukanlah hal penting yang harus dimiliki. Lagipula, Mala memiliki kekasih dengan tujuan yang sangat jelas—ingin meminta uang.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com