"Apabila bisa bertemu dengan Tuhan, aku akan berkata kepada-Nya bahwa hidup ini adalah secangkir kopi yang tak pernah aku minta." Tulis Tania di buku Diary miliknya.
Hujan kini mengguyur kota London, Tania sudah berada di sebuah coffee shop favoritnya. Alunan musik instrumen klasik menambah syahdu waktu itu. Hangatnya segelas Cappucino dan renyahnya Nachos membuat Tania menikmati suasana hujan sembari menuangkan perasaannya pada sebuah tulisan.
Tania selalu menghabiskan waktu luang di coffee shop ini, dirinya menemukan ketenangan saat duduk di salah satu sudut ruangan cafe itu. Mungkin hanya perasaan Tania saja sebenarnya. Karena terlalu sering ia kesana, semua pegawai disana mengenalnya. Begitu sebaliknya, Tania juga sudah akrab dengan salah satu pegawai cafe itu. Namanya Marco, orang Indonesia yang bekerja dan tinggal di London. Posisinya sebagai Manager cafe membuat Marco memilih untuk menetap di London.
Tania dan Marco berteman baik, keduanya sering menghabiskan waktu untuk jalan-jalan bersama. Tania sendiri nyaman dengan Marco yang begitu sopan dan tidak seperti pria brengsek kebanyakan meskipun tato memenuhi sebagian tubuhnya. Marco dengan senang hati mengajak Tania jalan-jalan ke tempat yang Tania inginkan.
Marco sendiri sudah memiliki kekasih seorang model, Xaviera adalah nama kekasihnya. Tania sudah berkenalan dengan Viera panggilan akrab untuk kekasih Marco itu. Tania sebenarnya canggung jika harus keluar dengan Marco karena merasa tidak enak dengan Viera, tapi Viera begitu baik dan pengertian. Dirinya bahkan mengatakan jika membutuhkan bantuan Marco ataupun dirinya, itu tidak menjadi masalah. Viera juga meminta Tania membuatkan beberapa baju untuk dikenakan di acara pemotretan. Viera merasa senang dengan rancangan Tania, begitu pula dengan Tania yang merasa bahwa Viera adalah client pertamanya. Menuangkan semua ide yang ada dalam pikiran menjadi karya nyata dan dikenakan oleh seorang model terkenal seperti Xaviera adalah suatu kebanggaan tersendiri untuk seorang Tania Jovanka yang notabenenya masih menjadi seorang mahasiswi.
Berkat Viera, Tania kini menjadi seorang Mahasiswi Designer berpenghasilan cukup fantastis. Bagaimana tidak, semua karyanya mendapat apresiasi para model. Tania mendapatkan tawaran membuat beberapa baju untuk para model yang satu management dengan Viera. Satu orang bisa meminta 5 baju sekaligus. Tania sangat menikmati pekerjaannya itu.
***
Dibantu Marco dan Viera, Tania menyewa sebuah ruko untuk dijadikan sebuah butik mini. Semua karya Tania ada di butik mini itu yang memiliki dua lantai. Tania memiliki tiga orang pekerja yang membantunya menyelesaikan design yang ia buat. Tania meminta Marco untuk mencarikan pegawai orang Indonesia karena Tania merasa lebih nyaman jika mempekerjakan orang Indonesia. Dan tiga orang pegawai yang berkebangsaan Indonesia kini berada di butik mininya.
Papa Tania bangga mengetahui putri kecilnya itu bisa sukses tanpa bantuan darinya. Bik Ijah dan pak Ujang lebih bahagia lagi. Hampir satu tahun Tania hidup di London membuat bik Ijah dan pak Ujang rindu. Untuk itu Herman mengajak kedua pembantu setianya pergi mengunjungi Tania bulan depan tanpa sepengetahuan Tania.
Viera memberikan sebuah undangan kepada Tania, rupanya itu adalah undangan khusus untuk melihat pameran fashion show terbesar di London. Akan ada banyak designer terkenal dan model papan atas yang hadir di acara itu. Viera menginginkan Tania untuk datang agar dapat menambah inspirasi untuk karyanya. Tania begitu gembira saat menerima undangan itu. Berulang kali ia mengucapkan terimakasih kepada Viera dan Marco.
"Thank you so much,Vie!" Tania memeluk Viera yang menjadi sahabatnya di London itu.
"You are welcome, Tan. Don't forget, okay?" ucap Viera sebelum meninggalkan Tania karena ada pemotretan.
Tania kini sibuk memilih gaun yang akan ia kenakan di acara malam nanti. Satu isi lemari ia keluarkan namun tak ada yang cocok baginya. Padahal semua terlihat begitu cantik jika ia kenakan, tapi entah Tania menginginkan gaun seperti apa.
Hampir dua jam Tania masih belum menemukan gaun yang pas untuk ia kenakan, sampai pada akhirnya pilihannya jatuh pada sebuah dress berbentuk A-line. Sesuai namanya, jenis dress wanita yang satu ini memang memiliki potongan yang sempit di bagian atas dan melebar di bagian bawah. Dress ini bisa membuat penampilan seseorang tampak lebih anggun. Tania mulai merias wajahnya dengan memulas bibir indahnya dengan lipstik berwarna fuchsia, menata rambutnya dengan model Low Knot b
Bun. Model sanggul yang paling pas untuk dikenakan di acara pesta agar look-nya terlihat simpel dan Chic! Tania mengenakan heels setinggi 7cm berwarna Grey senada dengan tas yang ia kenakan. Penampilan Tania malam ini terlihat begitu sempurna.
Tania menunggu Marco menjemput dirinya. Dan tak begitu lama Marco sudah berada tepat di depan pintu lobi apartemen. Marco tampak terpesona dengan penampilan Tania malam ini. Marco sendiri lebih terlihat gagah dengan setelah tuxedo berwarna Navy dengan rambut ala-ala model. Tania memberikan senyum heran kepada penampilan Marco karena keseharian Marco yang santai dibandingkan malam ini. Mungkin saja bukan kali pertama Marco seperti ini, hanya saja Tania yang baru mengetahuinya sekarang.
Marco membukakan pintu mobil untuk Tania dan kemudian dengan gagah ia duduk di kursi kemudi. Marco menguasai kemudi mobilnya dan melaju dengan cepat menembus keramaian malam kota London. Tania tersenyum tipis tanpa ada kata-kata keluar dari mulutnya. Marco sepertinya tidak menyadari jika Tania sesekali memperhatikan dirinya. justru Marco merasa Tania malam ini lebih cantik dari biasanya. Andai saja dirinya masih single, sudah pasti ia meminta Tania untuk menjadi kekasihnya. Tidak lama kemudian mereka berdua tiba di tempat acara. Mereka berdua segera turun dan mulai berbaris untuk mengantre masuk aula.
Acara London Fashion Week dimulai, semua para undangan menempati kursi masing masing. Tania dan Marco duduk sebelahan. Lagi-lagi Marco takjub dengan penampilan Tania. Tak ada celah sedikitpun dari penampilannya malam ini. Marco dibuat tak bisa berkedip sedikitpun saat melihat Tania.
Ini kali pertama Marco melihat Tania memakai dress terbuka, biasanya Tania berpenampilan santai. Marco tak habis memuji dan memandangi Tania. Hal itu membuat Tania merasa sedikit canggung.
"Udah kali lihatnya ...." ucap Tania protes.
"Salah sendiri kamu terlihat beda hari ini!" seru Marco membela diri.
"Jelek apa cantik?" tanya Tania dengan nada menggoda.
"Ya ... kalau jelek ngapain aku lihat dari tadi, Tan. Sumpah deh, kalau nggak ada Viera dalam hidup aku pasti udah aku pacarin kamu!" Marco balik menggoda.
"Dasar pria!" Tania mengumpat sahabatnya itu lalu tertawa.
Peragaan busana kali ini diadakan oleh seorang desainer terkenal bernama Rebecca Dreakel. Selang beberapa menit kemudian Viera keluar dengan gaun musim semi yang begitu elegan namun tetap menampilkan sisi sexy. Viera berpose di atas catwalk dengan penuh percaya diri. Aura super modelnya benar benar terpancar. Baru kali ini Tania melihat secara langsung Viera berjalan diatas catwalk dan terlihat luar biasa.