webnovel

Sisi Kevan Julio

#Kevan POV#

Hari ini adalah hari yang aku takutkan. Aku takut menyakiti Tania, gadis yang aku cintai. Tapi pada akhirnya aku justru menyakiti dirinya. Menjadi laki-laki tidak bertanggungjawab, memutuskan sepihak hubungan yang kita bina selama hampir satu setengah tahun lamanya. Aku tahu ini akan menyakitkan bagi Tania, tapi diriku pun jauh lebih terluka! Andai saja kakek tak pernah menjodohkan aku dengan Tara, sahabatku sejak kecil tak akan seperti ini jadinya.

Menolak keinginan kakek rasanya tak mungkin setelah apa yang kakek lakukan untukku! Andai saja aku bisa jujur dengan kakek dan juga Tania, aku tidak akan seperti ini. Sayangnya aku terlalu takut menyakiti keduanya, nyatanya aku justru menyakiti salah satu diantaranya. Maaf kan aku Tania ... Maafkan aku!

Flashback on ...

"Van, kakek mau ngomong sama kamu penting. Kamu tahu usia kakek tidak lama lagi, kakek mau punya cicit dari kamu tapi secepat ini kakek rasa kamu akan keberatan dan tidak siap. Untuk itu ... kakek cuma mau melihat kamu sama Tara menikah agar kakek lega saat meninggalkan kalian semua."

Ucapan kakek yang merubah hubunganku dengan Tania. Membuat aku harus mengorbankan kebahagiaanku bersama Tania. Meski aku menolak, kakek tidak akan keberatan. Tapi ... aku yakin kakek akan sedih, dan itu akan mempengaruhi kondisi kesehatan kakek. Untuk itu aku menuruti semua keinginan beliau, meski aku sadar aku akan menyakiti hati Tania juga hariku sendiri.

Kakek memintaku mengajak Tara makan malam romantis. Semua dipersiapkan kakek dengan bantuan asistennya. Begitu bahagianya kakek membuatku ada sedikit harapan agar kesehatannya kembali pulih. Dan aku akan segera mengatakan jika dalam hidupku dan hatiku cuma ada Tania. Sayangnya itu terlalu cepat, kakek masih belum juga membaik.

Malam dimana aku dan Tara melakukan dinner, aku bertemu dengan Rio dan Dea sahabat Tania! Aku yakin mereka akan memberi tahu Tania. Tapi aku tahu ini akan membuat Tania lega dan tidak akan bertanya-tanya lagi mengapa aku memutuskan dia secara sepihak. Aku sudah cukup mengenal Tania seperti apa. Dia adalah seorang gadis penasaran dan ambisius. Semua harus ada penjelasan yang logis. Mungkin menjadi pria brengsek di mata Tania lebih baik.

Tara adalah sahabat kecilku, dia seorang model terkenal. Parasnya yang cantik dan memiliki bentuk tubuh sintal dan tinggi membuat dirinya gampang meraih popularitas di dunia modeling. Meskipun begitu, aku tak pernah memiliki perasaan apapun kepadanya. Bahkan sampai saat ini dia bertanya kepadaku apakah aku mencintai dirinya, aku selalu mengalihkan pembicaraan. Aku tahu Tara bukan gadis bodoh, tapi ia cukup memahami diriku. Dan saat bertemu dengan Rio juga Dea, Tara beratnya kepadaku siapa mereka dan siapa Tania. Jujur aku takut Tara menceritakan kepada kakek, untuk itu aku berbohong dan mengatakan mereka semua teman SMA ku di Indonesia. Untungnya Tara percaya dan tidak penasaran.

Semua akun sosial media milikku yang Tania tahu sengaja ku hapus, bahkan nomor telepon pun sudah aku ganti. Aku tidak ingin Tara tahu kebenarannya. Aku tahu bagaimana Tara, dia bisa melakukan berbagai cara jika dirinya menginginkan sesuatu. Semua aku lakukan demi kakek dan kamu, Tania. Meski kamu menganggap diriku brengsek, suatu saat nanti aku akan menjelaskan semuanya sama kamu. Aku berharap kamu selalu baik-baik saja dan tetap menjadi Tania ku.

"Aku mencintaimu Tania ...."

Aku memang pria lemah yang tidak bisa melawan keinginan kakek. Bukan karena aku tidak menganggap kamu penting dalam hidupku. Tapi karena kondisi kakek yang lebih penting untukku sekarang. Mencintai kamu adalah hal terindah dalam hidupku. Kamu adalah gadis yang baik, unik, mandiri, juga multitalenta. Aku yakin kamu bisa meraih impian kamu meski tanpa aku disamping kamu, seperti ucapan ku dulu sebelum kita berpisah.

Semuanya sudah berubah, tapi perasaanku sama kamu tidak akan pernah berubah sedikitpun. Aku hanya punya kamu dan akan selalu menjadi milik kamu sampai kapanpun. Meski aku tahu kamu sekarang membenciku. Semua hal indah yang pernah kita lewati adalah kenangan terindah yang akan aku ingat selalu. Setiap aku mengingat semua kebersamaan kita, ada sedikit ketenangan dalam hatiku. Aku cukup mengingat kamu tersenyum itu sudah membuat semua hal yang tidak baik menjadi sebaliknya.

Aku memilih setia tanpa berkata, tapi justru memberikan luka nyata. Terimakasih sudah hadir dalam hidupku Tania Jovanka. Gadis energik, pemberani, mandiri dan unik yang mampu menyihir aku untuk jatuh hati sejak pertama kali aku melihatmu. Aku akan mewujudkan keinginan kamu untuk meraih cita-citaku sesuai dengan apa yang aku katakan. Agar kelak saat Tuhan mempertemukan kita dengan caranya, aku ingin kamu tahu bahwa aku pergi bukan hanya sekedar untuk menuruti keinginan kakek, tapi juga sebagai pembuktian diriku sama kamu mesti tidak akan penting lagi untuk kamu tahu seperti apa nantinya diriku.

Jujur aku rindu ceritamu yang penuh bersemangat saat menceritakan film Bollywood favoritmu, aku rindu curhatan kamu tentang bik Ijah dan juga pak Ujang yang begitu menyayangi kamu. Aku juga rindu kamu membicarakan impian juga harapan untuk kita berdua. Semua begitu cepat berlalu, baru kemarin kita bercerita tentang apa yang ingin kita wujudkan untuk masa depan kita berdua, saling memberi dukungan untuk tetap fokus pada tujuan. Tapi sekarang semua itu sudah berubah dengan sekejap, dan itu karena aku.

Mungkin sekarang ragaku milik Tara, namun hati ini akan selalu menjadi milikmu Tania Jovanka. Aku akan tetap menjaga cinta ini sampai kapanpun. Jarak dan waktu tak akan merubah segala perasaan ini. Semua kenangan kita tersimpan rapi di dalam hati ini.

Sulit rasanya untuk menahan diri untuk segera bertemu denganmu dan menjelaskan segalanya, tapi aku tahu semua pengorbanan yang aku lakukan sekarang adalah demi kebaikan kita bersama. Lebih tepatnya kebaikan kakek.

Berbahagialah selalu kamu disana, aku yakin kelak kamu akan menemukan pengganti ku yang jauh lebih baik. Siapapun itu, aku yakin jika dia memang berhasil bersanding denganmu, itu artinya dia adalah pria yang hebat. Namun aku tak akan pernah menyerah untuk mendapatkan mu lagi jika waktunya tepat. Tak akan aku biarkan pria manapun mampu merebut mu dariku, Tania. Itu adalah janjiku padamu dan pada cinta kita. Sekarang biarlah aku menjadi apa yang kakek inginkan, selama aku bisa melakukannya tak akan bisa aku menolak walaupun bertentangan dengan hati ini.

Mungkin banyak orang mengatakan bahwa cinta tak selamanya harus bersama, namun bagiku jika saling mencintai maka mereka harus bersama. Dan aku yakin, meskipun kini kamu telah membenciku, tapi jauh di dalam hati kami masih begitu mencintaiku. Karena hati ini tak pernah ragu akan hal itu.