Setelah kepergian Elang dari ruangan tersebut mereka baru merasa bisa menarik nafas dengan lega tak seperti tadi terasa sesak dan sangat dingin hampir membekukan mereka. Via berdiri terlebih dahulu dan berjalan keluar dari ruang makan menuju ruang tamu yang dimaksud suaminya. Via berjalan tak seperti biasanya seakan hanya raganya yang ada di sana tetapi rohnya entah lenyap kemana.
Via menduduki dirinya di sofa yang hanya untuk satu orang saja yang letaknya dekat dengan perapian lebih tepatnya menghadap langsung ke tungku perapian. Tatapan matanya begitu kosong saat ini dan menetes bulir-bulir cairan bening disela-sela matanya. Via langsung menepis lelehan air mata yang merembes hingga ke pipinya.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com