"Dia tidak mau melakukannya. Usai kami meninggalkan klub telanjang dan pergi ke sebuah kedai kopi. Aku memintanya untuk menandatangani afidavit, tapi aku merasa kalau diriku sedang berbicara dengan sebatang pohon."
"Apa alasan dia?"
"Mamanya, Eijun. Mamanya dan keluarganya. Dia tidak sanggup membayangkan dirinya mengaku karena telah melakukan saksi palsu. Aku berupaya sebisaku, tapi anak itu tetap tidak mau mendatangani afidavit itu."
Eijun meneguk segelas air keran dan membasuh mulutnya dengan bajunya. "Apa kau merekamnya?"
"Tentu saja. Aku telah mendengarkan hasilnya satu kali, aku mau mengulanginya sekali lagi. Suara agak sedikit berisik, di latar belakangnya. Kau pernah berkunjung ke klub telanjang?"
"Tidak usah tanya."
"Musiknya begitu keras, banyak irama rap dan semacamnya . Tapi suara Hiro ada di sana. Kau dapat memahami perkataannya. Tapi kita tetap harus menjernihkannya."
"Tidak ada waktu untuk itu."
"Oke. Apa rencanamu?"
"Berapa lama perjalananmu?"
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com