Trian hanya tersenyum mengikuti perintah Cheery yang sudah memasuki peran sebagai sekretaris Ceo yang baik. Trian bangkit dari kursi kebesarannya dan berjalan mendekati Cheery yang lebih dulu duduk di sofa, tempat duduknya semula.
Tapi langkah Trian terlihat aneh karena saat ini bukannya ia seharusnya berjalan ke sofa di seberang Cheery, tapi Trian malah terlihat mendekati Cheery dan mengurung Cheery hingga tersudut bersandarkan kepala sofa dengan tidak nyaman.
"Untuk nyali seorang perempuan, kau benar-benar berani memerintahku! Apa kau sedang menyesuaikan sikapmu dengan penampilanmu saat ini, huh?" ucap Trian setengah berbisik tepat di depan wajah Cheery yang memerah.
"Tolong jaga sikapmu, Tuan! Jika Ceo sampai melihatmu seperti ini, bukan kau yang akan kesusahan, tapi aku. Mungkin saja aku akan dipecat di hari pertamaku bekerja. Jadi tolong menyingkir dariku atau aku tidak akan segan bertindak kasar padamu!" Cheery memperingatkan Trian dengan berani.
Trian semakin tertarik untuk menggoda sekretaris barunya ini meski ia tidak tahu kenapa, rasanya ingin sekali terus mengusili wanita berpenampilan aneh di hadapannya itu.
"Tapi, bukannya kau yang menggodaku saat kita di lift tadi? Apa kau sedang memainkan trik tarik ulur padaku, huh?" Trian kembali berucap sembari menjauhkan wajahnya dan kungkungan tangan Trian dari Cheery. Trian menjauh dan duduk di seberang meja sofa itu.
"Dan bukankah aku sudah mengatakan padamu bahwa aku tidak sengaja dan menyuruhmu agar melupakan kejadian itu?" Cheery menjawab dengan pertanyaan juga, "Ketahuilah, Tuan! Bukan seorang pria yang baik jika segala sesuatu yang kau terima tanpa sengaja kau anggap menjadi milikmu. Sikapmu yang barusan bukan sifat pria yang baik!" celetuk Cheery lagi.
"Lalu pria seperti apa yang baik menurutmu? Apa pria jadi-jadian sepertimu ini, hah?" Trian membalikkan pertanyaan.
"Aku tidak berkewajiban menjawab urusan pribadiku pada orang asing. Aku memiliki alasan untuk berpenampilan seperti ini!" jawab Cheery serius menatap Trian.
"Hmm, lumayan! Kepribadianmu cukup menarik dan sikap lugasmu membuatku sedikit setuju dengan pilihan Mona. Meski aku tidak tahu alasan Mona menerimamu untuk menjadi sekretarisku!" ucap Trian dengan santai menilai Cheery sembari melipat tangannya di bawah dada.
"Melihat penampilanmu yang seperti ini-, ah tapi sudahlah! Aku tidak akan mempermasalahkan itu lagi asalkan pekerjaanmu memang professional!" lanjut Trian lagi, "Kau kuterima menjadi sekretarisku mulai hari ini. Selamat bekerja dan semoga masa kerjamu akan lama karena kali ini bukanlah Mona yang akan memecat sekretarisku, tapi aku sendiri jika kau tidak serius dalam bekerja!"
Cheery tidak mengerti apa yang Trian katakan. Wajah Cheery terlihat kaku saat mendengar Trian berucap seakan-akan dialah Ceo di sini. Tapi melihat kelagat dan auranya, Cheery sedikit yain kalau Trian adalah atasannya. Tapi Cheery masih harus memastikannya lagi.
"A-apa kau Ceo di sini? Kau adalah atasanku?" tanya Cheey gugup dan langsung dijawab anggukan dan senyuman dari Trian.
"Astaga!" gumam Cheery yang malu sembari menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Saat ini Cheery merasa ingin sekali mengubur wajahnya ke lubang terdalam. Bagaimana dia dengan berani memprotes tindakan Ceo-nya sendiri?
'Tuhan, aku benar-benar sudah gila!' gumam Cheery dalam hati.
"Maaf, Tuan Ceo! Aku benar-benar tidak mengenali wajahmu. Ini adalah hari pertamaku bekerja. Dan aku belum sempat memeriksa detail bosku sendiri. Maafkan aku!" ucap Cheery sembari membungkuk setengah badan kepada Trian karena melakukan kesalahan yang fatal di hari pertamanya bekerja.
"Tapi aku janji, aku akan menjadi sekretarismu yang bisa kau andalkan!" lanjutnya berucap setelah kembali berdiri tegak.
"Ya sudah! Lanjutkan saja pekerjaanmu! Lupakan apa yang kukatakan sebelumnya, aku hanya menguji ekspresimu saja!" jawab Trian yang sudah malas melanjutkan keusilannya pada Cheery. Ia terlihat mengambil berkas yang sudah di pilah Cheery di atas meja kecil di tengah mereka.
Cheery melihat ekspresi wajah Trian yang terlihat tekun saat bekerja. Sangat berbeda dengan sikap nakalnya beberapa saat tadi.
"Hmm, pekerjaan awalmu cukup baik!" ucap Trian sembari menutup berkas dan meletakkannya di meja, "Hubungi Annastasia untuk serah terima jabatan sekretaris baru dan tanya padanya apa yang harus kau lakukan saat kau menjadi sekretarisku!" lanjut Trian berucap.
Cheery serasa ingin melompat kegirangan saat ini. Akhirnya ia benar-benar diterima di perusahaan besar seperti Heldana Corporations.
***
"Keanu? Mama pulang, Sayang!" sapa cheery saat baru saja tiba di rumahnya.
Keanu datang menghampiri sang mama dengan sebuah buket bunga kecil di tangannya.
"Ini untuk Mama!" ucap si kecil sembari memberikan buket bunga di tangannya.
"Hmm, bunga? Untuk apa, Sayang?" tanya Cheery heran, "Apa kau sudah tahu kalau hari ini mama diterima di kantor yang mama datangi hari ini?" sambung Cheery bertanya.
Keanu mengangguk dan tersenyum.
"Aku sudah menduga sebelumnya. Bukankah mamaku seorang yang sangat pintar dan hebat? Kenapa mamaku tidak bisa mendapatkan pekerjaan itu?" jawab Keanu menurut pemikirannya, "Lagipula, Mama pulang sore hari begini dengan wajah ceria, sudah pasti mamaku mengalami hal yang menyenangkan di luar sana, bukan?" sambung Keanu.
Cheery mengusap ujung rambut putera kecilnya itu lalu dikecup dahi Keanu hingga lama.
"Anak mama anak yang cerdas! Mama sayang sekali padamu, Keanu!" ucap sayang Cheery pada Keanu sembari memeluknya.
"Mulai hari ini, tolong jadilah anak baik seperti biasa. Mama akan bekerja lebih giat lagi, agar kau bisa bersekolah di tempat yang bagus dan nenek akan segera sehat seperti sebelumnya," ucap Cheery bahagia, "Mama juga berencana membuatkan toko bunga kecil untuk nenek agar ia tidak merasa bosan dan memiliki kegiatan. Apa kau setuju dengan ide mama, Sayang?" tanya Cheery.
"Ide yang bagus, Ma! Mama memang yang terbaik! Aku sayang Mama!" jawab Keanu sembari tersenyum bahagia.
"Permisi!"
Suara seorang wanita muda terdengar memanggil dari depan pintu rumah Cheery, hingga Cheery dan Keanu menoleh bersamaan.
"Sania? Kau sudah datang?" sapa Cheery saat mengetahui Sanialah yang baru saja datang.
"Tentu saja! Aku tidak ingin melewatkan traktiran makan malam gratis dari sekretaris Ceo, bukan? Hahaha!" ucap Sania sembari tertawa, "Aku juga merindukan bibi Lisa. Aku membawa beberapa suplemen dan vitamin untuk bibi. Lalu di mana dia?" ucap Sania yang diakhiri dengan pertanyaan keberadaan bibinya.
"Nenek ada di halaman belakang, Bibi! Nenek sedang menyirami bunga yang ditanamnya!" jawab Keanu menjelaskan pada Sania.
"Wah, bukankah ini Keanu?" sapa Sania, "Maafkan bibi, Sayang. Waktu menjemputmu kemarin, bibi lupa bicara denganmu karena kamu langsung beristirahat dengan nenekmu, bukan? Dan aku malah melupakanmu. Aku benar-benar bodoh telah melupakan kalau ada malaikat kecil yang tampan dan pintar sepertimu, Sayang!" puji Sania yang kini setengah berjongkok untuk menyetarakan posisinya setinggi Keanu.
"Jangan teralu memujiku, Bi. Aku takut Bibi Sania akan jatuh cinta padaku nanti!" jawab Keanu menggoda bibinya sembari tersenyum menggemaskan.
Sania yang terpesona langsung memeluk Keanu erat.
"Ya Tuhan, kenapa ada anak setampan dan sepintar ini di hadapanku? Bagaimana ini? Aku sudah benar-benar jatuh cinta padanya!" gumam Sania hingga membuat semuanya tertawa.
'Demi melihat senyum bahagiamu, Nak. Mama akan bertahan demi dirimu sampai kapan pun!' ucap Cheery dalam hati.