webnovel

Bree: The Jewel of The Heal

Brianna Sincerity Reinhart, putri seorang Duke yang mengepalai Provinsi Heal di Negeri Savior. Suatu hari, Bree menyelamatkan seorang wanita yang berasal dari negeri Siheyuan, sebuah negeri yang merupakan negara sahabat kerajaan Savior. Bree membawa wanita tersebut ke kediaman keluarga Reinhart dan malangnya wanita itu mengalami amnesia dan hanya mengingat kalau dia biasa dipanggil Han-Han. Ternyata wanita tersebut memiliki kemampuan pengobatan tradisional yang sangat mumpuni, sehingga Duke Reinhart memintanya untuk menjadi tabib muda di Kastil Heal. Sejak kehadiran Han-Han Bree mulai semangat menekuni dunia obat-obatan dan menjadi lebih terarah. Bree menjadi rajin untuk memperbaiki diri karena ingin mendapatkan keanggunan seperti Han-Han. Di saat Kaisar Abraham, pimpinan negara Savior, mengadakan kerjasama dengan Siheyuan, mereka menerima delegasi yang dikirimkan. Rombongan tersebut dipimpin oleh Tuan Muda Lacey, seorang jenderal perang yang masih muda, tampan, tangguh namun minim ekspresi. Bree langsung menyukai pria tersebut saat pertama kali mencuri pandang pada Tuan Muda Lacey tersebut. Bree yang mempunyai perangai terbuka dengan terang-terangan menunjukkan ketertarikannya pada Yue Lacey namun penolakan adalah yang menjadi santapannya. Puncaknya adalah saat Yue Lacey bertemu si anggun dan cerdas Han-Han. Tuan Muda tersebut tidak menutupi ketertarikannya dan itu membuat Bree sangat tersakiti. Haruskah Bree mengalah demi Han-Han yang menjadi sumber inspirasinya? Haruskah dia melepaskan pria idamannya, Yue Lacey? Kisah berawal di provinsi Heal. Apakah nama provinsi ini akan sesuai dengan pengharapannya, penyembuh. Ini kisah lika-liku Bree dalam mencari peraduan cintanya. Kisah ini bukan hanya mengajarkan mengenai mengejar dan mempertahankan cinta karena tingkat tertinggi dalam mencintai adalah mengikhlaskan. Siapakah yang akan mengikhlaskan, Bree atau Han-Han?

Pena_Bulat · Sejarah
Peringkat tidak cukup
48 Chs

Plans

Kak Yue dan Kak Li Ho menatapku penuh selidik karena ucapanku tadi.

"Kemarin saat aku kembali ke Paviliun Heal saat masih belum terlalu malam, seorang wanita datang menemui Daddy. Aku tidak melihat jelas wajahnya. Namun, dari logat bicaranya aku yakin kalau dia wanita Siheyuan." Kak Yue dan Kak Li Ho kulihat saling melirik. "Wanita itu mengenakan jubah abu-abu, memiliki rambut hitam panjang khas wanita Siheyuan. Dia meminta Daddy untuk menyerahkan Kak Han-Han padanya. Dia mengatakan kalau Kak Han-Han adalah seorang penyihir." Aku berjalan mendekati Kak Yue dan menatapnya. "Apa yang dikatakan wanita itu tidak benar, kan Kak Yue?" Nada bicaraku sangat terdengar menuntut dan aku sangat berharap Kak Yue akan menggelengkan kepala sebagai penanda aku memikirkan hal yang benar. Tak berapa lama menunggu, Kak Yue menggeleng pelan dan Kak Li Ho kulihat tersenyum simpul. Aku paham maksud senyumannya, pasti mengarah pada diriku yang dengan terang-terangan menyatakan perasaanku pada Kak Yue.

"Aku sudah mengetahui hal itu. Azlan sudah memberitahuku. Lupakan apa yang pernah kukatakan padamu. Anggap saja itu bagian dari rasa kagumku dan aku memang benar-benar mengagumi kalian berdua."

"Kita harus membahas ini lebih lanjut, Adik Yue." Kak Yue mengangguki ucapan Kak Li Ho.

"Sebaiknya kita kembali ke Gravor Silk dulu!"

"Kau benar, Kak Yue. Kalian kembalilah lebih dulu! Aku akan mengurusi urusan mengenai perawatanmu, Kak Yue."

"Kami akan begitu banyak merepotkanmu, Nona Bree." Aku hanya mengangguk singkat. Aku sedang malas untuk mendebat Kak Yue atas sikap kakunya itu.

Setelah mereka berdua keluar dari ruang rawat, aku menuju bagian kantor Paviliun Obat guna memberitahu bahwa Kak Yue sudah keluar ruang perawatan. Tidak butuh waktu lama untuk melakukan itu semua dan aku langsung bisa menyusul ke Paviliun Gravor Silk tidak berapa lama kemudian.

Seorang pelayan menunjukkan arah padaku untuk menemui Kak Yue dan Kak Li Ho. Sesampai di tuan ruangan Kak Yue, samar kudengar mereka berbincang di dalam sana.

"Tuan Muda, saya sangat senang Anda sudah kembali." Aku mengenali suara itu. Paman Lee Huang, bagian dari delegasi Siheyuan yang bertanggung jawab atas pembiakan ulat sutra.

"Ada sesuatu yang ingin Paman sampaikan?"

"Tuan Muda, ini mengenai lahan Green Meadow, saya sudah melihat lokasinya dan memang banyak tanaman obat yang dibiakkan di sana tapi..."

"Ada apa Paman Huang?"

Mereka membicarakan mengenai Green Meadow. Ayah pernah mengatakan kalau Kak Yue waktu itu pernah meminta izin untuk menggunakan lembah tersebut untuk lokasi penanaman tumbuhan murbei, pakan utama ulat sutra. Namun, setahuku itu adalah salah satu lahan yang paling dijaga oleh Paman Will. Tidak sembarang orang yang diizinkan untuk memasuki wilayah itu.

"Kebanyakan yang ditanam adalah tanaman herbal beracun, tapi keberadaan tanaman ini ditutupi semak - semak yang ditumbuhi tanaman herbal obat."

"Tanaman apa yang Paman temukan?" Nada suara Kak Yue sepertinya terkejut, aku pun juga sebenarnya. Aku tidak mengetahui kalau di sana ditumbuhi tanaman beracun.

"Monkshood, Eupatorium, belladona, tanaman cicuta. Semuanya termasuk tanaman pembunuh yang berbahaya. Siapapun yang melakukan ini, seperti ada niat melakukan pemberontakan atau semacam pembunuhan terencana."

Apa? Tanaman semematikan itu! Dan kami tidak menyadari itu. Apa rencana Paman Will?

"Terima kasih, Paman Huang. Fokuskan saja dulu pada budidaya dalam ruangan! Sebaiknya kita tidak perlu menyinggung terlalu banyak orang."

"Baik, Tuan Muda."

Aku sedikit menjauh dari pintu masuk supaya Paman Huang tidak menduga-duga aku mencuri dengar atau tidak. Aku berpapasan dengan Paman Huang sekitar sepuluh depa arah ruang Kak Yue.

Saat aku kembali berdiri di balik pintu ruangan Kak Yue, Kak Li Ho sedang menceritakan bagaimana dia bertemu dengan Kak Han-Han. Dan ternyata benar, Kak Li Ho mempersuasi Kak Han-Han untuk mengalirkan tenaga panasnya.

"Awalnya Adik Han-Han sempat curiga saat Xian'er dan aku memintanya untuk mengalirkan tenaga panasnya. Dia curiga mengapa kami begitu yakin kalau dia mampu."

"Xia'er..." Ucap Kak Yue saat aku membuka pintu. Pria itu terlihat menatap kedua tangannya.

"Kak Yue, Bree boleh masuk?" Kedua pria itu menatap ke arahku dan kemudian menganggukan kepala mereka. "Bree mendengar semua perbincangan kalian tadi. Maaf jika dianggap lancang."

Kak Yue hanya mengangguk sekilas sebagai responnya.

"Mengenai wanita yang menemui Daddy malam kemarin."

"Seorang penyihir."

"Maksud, Kak Yue?"

"Dia wanita penyihir yang berada di balik perang saudara di Siheyuan. Dan dia tiba di Heal pasti dengan melacak melalui kaum bangsa ular yang berada di bawah kendalinya."

"Tadi malam Bree diam-diam mengikuti wanita itu. Aku merasa penasaran karena dia dengan tegas menginginkan Kak Han-Han. Dan dengan Kak Han-Han diculik, aku merasa mengkhawatirkan kondisinya. Terlebih setelah membuntuti wanita itu." Aku memperhatikan sekitar ruangan, memastikan tak ada yang mencuri dengar. "Wanita itu bekerja sama dengan Paman Will."

Kak Yue dan Kak Li Ho terkejut mendengar penuturanku.

"Nona Bree yakin?"

"Aku mungkin tidak mengenali wanita itu. Tapi Bree sangat mengenal ciri-ciri dan suara Paman Will. Ditambah dengan fakta yang ditemukan Paman Huang."

"Apa kaitan itu semua, Nona Bree?" Kak Li Ho terlihat mengernyitkan dahinya.

"Paman Will merupakan kakak tertua Mommy dan belasan tahun yang lalu mendapat kesempatan untuk mendapatkan status The Duke of the Heal bersama Daddy. Namun, Paman Ab dengan segala pertimbangannya akhirnya memilih Daddy untuk memjadi The Duke of the Heal. Paman Will sangat kecewa saat mengetahui ini. Dia sempat mendiamkan Daddy dan kami semua. Dia menganggap Paman Ab memilih Daddy karena mereka masih memiliki hubungan darah."

"Itu semua terdengar masuk akal, Adik Yue. Beberapa hari ini para Pengawal Lacey telah melakukan berbagai penyelidikan dan memang ditemukan wanita penyihir itu sering mendatangi kediaman Tabib Will."

"Paman Will juga akhir-akhir jarang terlihat di Paviliun Obat." Kak Yue terlihat berpikir.

"Kalau sudah begini, kalian penghuni Paviliun Heal juga harus berhati-hati. Jangan lengah terhadap siapapun. Perhatikan makanan dan minuman kalian juga."

"Kalau begitu, Bree akan membawa beberapa ekor tikus dari Paviliun Obat untuk mencicipi makanan."

"Itu terdengar bijak. Kita mesti berhati-hati. Namun, tetap bersikap biasa-biasa saja. Jangan terlihat kalau kita sudah waspada. Jangan sampai membuat mereka menyadari kewaspadaan kita."

"Bree yakin kalau mereka menahan Kak Han-Han di gua tempat pertemuan mereka tadi malam."

"Para Pengawal Lacey akan memastikan itu lagi."

"Kak Li Ho benar, Nona Bree. Sebaiknya sekarang peringatkan Duke Reinhart untuk meningkatkan kewaspadaan."

"Baik, Kak Yue. Bree akan memperhatikan itu. Aku akan segera kembali sekarang." Kak Yue hanya menanggapi dengan anggukan singkat. Sangat khas pria kaku itu.

"Kita pasti bisa menyelamatkan, Kak Han-Han. Dan ini akan menjadi perpisahan terakhir kalian."

Kak Yue terlihat tertegun mendengar ucapanku. Aku hanya melanjutkan langkahku keluar ruangan tersebut. Semua harus lebih waspada sekarang. Mommy dan Daddy harus segera mengetahui ini.

"Terima kasih, Nona Bree." Aku masih mendengar ucapan Kak Yue meskipun samar.

Aku terus melangkahkan kakiku tanpa menoleh. Ternyata begini rasanya mengikhlaskan, membuat lega meskipun rasa sakit itu masih terasa.