webnovel

Tidak Bisa

Suasana menjadi semakin kental dengan kebahagiaan pasangan yang sedang bertunangan malam ini, Aileen tak lagi mampu mengangkat kepalanya untuk melihat mereka semua.

"Leen"

Heru menyentuh bahu Aileen, tak ada respon apa pun, Heru merasa ada getaran di tubuh Aileen.

Heru mengernyit, kenapa wanita ini malah menangis, bukankah mereka diundang untuk bermusik sekarang.

"Aileen, kita harus memulainya"

Aileen menggeleng, tanpa melepaskan tangan yang menutupi mulutnya.

Heru mundur dan terdiam bingung, sempat melirik teman disisinya, yang hanya mampu mengangkat bahunya sekilas.

Heru berbalik melirik sahabat Aileen disana.

"Kenapa ?"

Tanya Nadya tanpa suara, Heru pasti mengerti dengan gerakan bibir Nadya.

Heru mengisyaratkan kalau Aileen tengah menangis saat ini, jawaban Heru membuat Nadya melirik mereka yang ada didekatnya.

"Ada masalah apa sih sebenarnya ?"

Indri tak mengerti dengan Aileen saat ini, tapi bukan itu yang harus dilakukan mereka.

Rasya berjalan menghampiri Aileen, menangkup kedua pipinya untuk menghadap padanya.

"Kenapa ?"

Aileen memejamkan matanya dan memeluk Rasya begitu saja, posisi Aileen yang memang duduk dan Rasya yang berdiri di hadapannya, membuat Aileen hanya mampu meraih pinggang Rasya.

Aileen semakin terisak disana, Rasya menatap teman bermusik Aileen secara bergantian.

"Entahlah"

Ucap Heru yang memang tidak mengerti sama sekali dengan apa yang dirasakan Aileen.

"Lalu akan seperti apa ini ?"

Tanya Rasya seraya mengusap kepala Aileen, bagaimana bisa Aileen bernyanyi jika dalam keadaan seperti ini.

"Kembalikan uangnya"

Rasya menunduk melihat Aileen ketika mendengar ucapannya.

"Apa maksudnya"

"Aku mau pulang, kembalikan saja uangnya, akan ku ganti uang jatah mereka nanti"

Rasya melirik mereka yang di belakang Aileen, sepertinya mereka bingung dengan apa yang diucapkan Aileen.

"Kenapa ?"

"Kembalikan saja uangnya, kita pulang saja sekarang"

Heru mengernyit, bagaimana bisa seperti itu.

Akan seperti apa nanti tanggapan mereka terhadap team bermusik Aileen.

"Lakukan saja, kita akan bahas nanti kejelasannya"

Ucap Rasya, tak ada yang bisa dilakukan lagi, selain mengikuti apa yang diinginkan Aileen.

Mereka mendengar jika MC mulai meminta pemusik untuk menunjukan kemampuannya, Rasya kembali melirik Aileen.

"Tidak mau"

Ucapnya pelan, Rasya mengangguk dan kembali meminta mereka untuk berbicara dengan sebaik mungkin pada mereka yang telah mengundangnya.

Tak ada kata apa pun, Heru hanya mengangguk saja untuk menjawab ucapan Rasya.

"Kita pulang ya"

"Aku tidak mau mereka melihat ku"

Rasya terdiam, tidak bisa dielakkan lagi, mereka memang masa lalu Aileen.

Bukankah sudah jelas dengan sikap Aileen sekarang, mereka pasti masa lalu Aileen yang bahkan sahabatnya sendiri tidak tahu.

"Aku mau pulang"

"Iya, ayo pulang"

Rasya membantu Aileen bangkit, dan berjalan meninggalkan tempatnya.

Aileen tidak menjauhkan diri dari tubuh Rasya, Aileen menyembunyikan wajahnya disana.

Semua tampak melihat kearah Aileen, kenapa malah pergi bukankah seharusnya mereka menghibur tamu undangan.

"Mau kemana ih ?"

Marsya bingung dengan dua orang yang berjalan melewatinya begitu saja, tak hanya Marsya karena sahabat yang lain juga menunjukan ekspresi yang sama.

"Aileen sakit ya ?"

"Perasaan tadi baik-baik aja deh"

"Makanya, kok sekarang kaya gitu"

"Udahlah, ayo pulang, ngapain disini kalau Aileen juga pergi"

"Sayang banget padahal kita udah tampil sempurna malam ini"

"Simpan saja buat lain waktu kan bisa"

Sahabat Aileen terdengar berceloteh karena kepergian Aileen yang tak diketahui alasanna itu.

Setelah merasa cukup dengan ocehannya, mereka lantas pergi menyusul Aileen dan juga Rasya.

Heru masih berusaha berbicara dengan yang bersangkutan, mereka keberatan dengan apa yang disampaikan Heru.

Bagaimana bisa seperti itu, bukan masalah dana yang memang telah dikembalikan, tapi ini tentang kekecewaan mereka dengan keputusan sepihak Heru.

Mereka sudah setuju sejak awal, tapi saat setelah seperti ini, mereka membatalkannya begitu saja.

"Udahlah, gak apa-apa, kasihan juga kan kalau memang lagi sakit"

"Ya gak bisa gitulah Ra, mereka udah sepakat, lagian kalau pun memang mereka gak bisa ya harusnya bisa mencarikan pengganti"

"Ya udahlah mah, ngapain sih, biarin aja lagian tamu undangan juga gak maksa buat penampilan mereka"

Heru terdiam mendengar perdebatan orang di hadapannya, Heru sadar kalau semua itu adalah salahnya, tapi mau bagaimana lagi Aileen juga tidak mau bernyanyi saat ini.

"Sekarang yang nyanyi itu kemana ?"

"Sudah pulang"

Herus menjawab dengan cepat pertanyaan Arsenio.

"Oh udah pulang, ya udahlah mau bagaimana lagi, udah harusnya batal, biar saja dulu"

Mereka juga tidak bisa apa-ala, kalau memang sudah harus batal ya mau bagaimana lagi.

Unruk kesekian kalinya Heru meminta maaf atas keputusannya yang pasti mengecewakan, Aileen memang tidak mau mengatakan alasannya jadi Heru juga tidak bisa mengatakan apa pun selain dari pada meminta maaf.

"Kalau gitu saya permisi"

"Ya udah silahkan, lekas sehat buat temannya"

"Terimakasih"

Heru berbalik dan pergi meninggalkan mereka, Herus melirik temannya dan mengajak mereka juga untuk pergi.

Aileen dan mereka semua masih ada di halaman gedung, tidak langsung pulang karena memang sahabat Aileen tetap ingin agar Aileen bercerita terlebih dahulu.

Meminta Aileen untuk berhenti menangis, dan agar bercerita saja pada mereka semua.

Tidak akan ada artinya jika hanya menangis seperti itu, tak ada yang bisa memberi Aileen solusi karena Aileen memang tidak menceritakan masalahnya saat ini.

"Kita gak pulang ya sampai kamu mau cerita"

Rasya hanya diam memperhatikan Aileen, Rasya juga merasa penasaran dengan semua itu, dan merasa kalau Aileen memang harus cerita saja saat ini.

"Ayo bicara dong, apa yang jadi masalahnya ?"

"Enggak, lagian dia aneh sih, kenapa tiba-tiba seperti ini, siapa dia mantan kamu"

Aileen mengernyit mendengarnya, mantan apa maksudnya, bukankah Aileen sudah sering bilang kalau Aileen tidak pernah berpacaran.

"Mantan itu, gak selalu harus tentang pacar Aileen, kalau memanf bukan mantan pacar kamu mungjin ada alasan lain lagi, mantan lain lagi"

Jelas Rasa, Aileen menoleh dan terdiam tanpa berkata apa pun.

"Bisa aja kan itu mantan gebetan kamu, gagal karena keduluan cewek itu, bisa aja kan ?"

"Aku mau pulang"

Semua terdiam mendengar ucapan Aileen, jauh dari apa yang mereka harapkan.

Jelas sudah, ternyata Aileen tidak berterus terang tentang semuanya.

Karena ternyata masih ada saja yang membuat mereka heran dan bingung, contohnya adalah keadaan saat ini.

"Udahlah, kita pulang aja, nanti besok atau lusa atau kapan juga pasti akan terjawab dengan sendirinya"

Sepertinya ucapan Rasya cukup membuat mereka semua kesal, kenapa malah membela Aileen seperti itu.

Harusnya Rasya mendukung mereka untuk membuat Aileen mau bercerita tentang masalah saat ini.

"Udah ayo pulang, besok masih bisa ketemu lagi kan ?"

Aileen tak bekata, Aileen memilih lebih dulu memasuki mobil.