"Kau benar-benar masih hidup, Malvin? Tapi bagaimana bisa?" Ahmed balas berjabat tangan.
"Karena aku sejak awal tidak naik ke pesawat tersebut. Bisa dikatakan aku sangat beruntung karena aku mengetahuinya tepat sebelum aku naik ke pesawat tersebut. Dan akhirnya aku masih bisa selamat dan hidup hingga detik ini." Malvin tersenyum, kemudian dia duduk di samping Ahmed.
"Lalu kenapa kau tak kembali saat itu juga dan malah membiarkan kami menganggapmu telah tiada, Malvin? Apa kau tidak memikirkan perasaan Biserka sedikitpun?"
"Tentu saja aku sangat memikirkannya, Ahmed. Hanya saja saat itu, dengan aku dianggap tiada adalah hal yang terbaik untuk kita semua." Malvin tersenyum kecil. Dia kemudian melanjutkan ucapannya, "Kau tahu kan, kalau keluargaku memiliki banyak sekali musuh. Dari dulu hingga sekarang, aku kira para musuh tersebut akan menyerah seiring berjalannya waktu. Ternyata aku salah. Mereka hanya berhenti sebentar, lalu mencari waktu yang tepat untuk menyerang kembali."
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com