Sudah beberapa hari ini Delima selalu hadir lebih cepat di tepi danau sisi barat itu, duduk menunggu kedatangan Keisha di bangku yang sama, seperti pagi ini.
Delima duduk melamun dengan lebih banyak tersenyum menatap bunga-bunga liar di tepi danau di hadapannya. Sesekali, pandangannya tertuju pada rumpun semak belukar yang ada di sisi kiri, atau pada rapat pepohonan di sana.
Beberapa hari ini, Keisha terasa lebih mesra, pikir Delima. Apakah kepergiannya kemarin itu ke Jakarta telah mengubah pemuda tersebut?
Tapi… Delima tersenyum lagi dengan dua pipi yang memerah. Diakui atau tidak, perlakuan mesra dari Keisha itu sungguh sesuatu yang menjadi candu bagi Delima sendiri. Meskipun, bila rasa itu sudah tak terbendung lagi, dan Keisha menginginkan lebih dari tubuhnya, Delima selalu menolak.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com