204
Dua hari sudah menjadi tawanan Mas Denis. Aku tahu ini masih di kawasan ibukota, karena deretan gedung yang ada di depan mata itu sudah tidak asing bagiku. Rasa lapar mulai melanda perut tapi aku masih enggan untuk makan. Tidak ada yang ingin aku lakukan, selain tidur dan setelah bangun melamun duduk di kursi. Lalu kembali tidur lagi, kegiatan yang sama terus berulang selama dua hari ini.
Bosan, tentu saja jangan ditanya. Aku mulai bosan dengan keadaan ini. Tapi, aku sendiri tidak punya tujuan. Mas Denis datang ketika dia sedang jam makan siang, begitu juga ketika malam tiba sebelum pulang ke rumahnya, dia pasti akan datang ke sini dulu. Untuk memastikan keberadaanku yang masih jadi tahanannya.
Setiap pagi siang dan malam, ada seorang staf yang akan membawa makanan, tapi aku sama sekali tidak mau menyentuhnya. Dibalik makanan itu ada sepucuk surat manis dari Mas Denis yang menyemangatiku untuk menjaga kesehatan. Selalu kuremas surat tersebut dan menumpukkannya diatas makanan.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com