webnovel

Saran Sang Ibu

Luna merebahkan tubuhnya ke atas kasur, sudah berjam-jam berlalu setelah kepergian Theo dan juga Michella. Sekarang Luna baru bisa bersantai, tokonya juga masih dia tutup. Sialnya setelah dua orang itu pergi, tak ada lagi niat dalam benaknya untuk membuka toko.

Luna menatap langit-langit kamarnya dengan perasaan yang berkelana, Luna masih terngiang-ngiang akan apa yang Michella katakan tadi. Mendengar kabar Evans lagi membuat jantung Luna berdebar kencang tanpa bisa ditahan, hatinya seperti menemukan kembali alasan untuk bergetar.

"Luna," panggil Mery dari luar, membuyarkan lamunan Luna. Luna melirik ke arah pintu kamarnya yang dia tutup rapat.

"Yaaaa," balasnya kencang agar suaranya terdengar sampai keluar.

"Ibu beli martabak, ayo makan bersama," ajak Mery.

Kala itu Mery sibuk membuka bungkusan martabak yang dia beli di jalan pulang tadi, jarak antar kamar Luna dan ruang tengah tidak terlalu jauh membuat Mery tak perlu repot-repot untuk mengetuk pintu kamar putrinya.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com