webnovel

Bagaikan Rama & Sinta

Versi 01 : Cinta yang Hilang dan Ditemukan Novel ini menceritakan kisah cinta abadi antara Titah dan Kamil, dua sahabat masa kecil yang dipisahkan oleh waktu dan nasib selama 17 tahun. Mereka bertemu kembali dan jatuh cinta, namun sebelum mereka dapat menikah, masa lalu Titah yang kelam muncul kembali dalam bentuk Kevin, mantan kekasih yang jahat dan posesif. Kevin, meski sudah menikah, masih menginginkan Titah dan merencanakan untuk menculiknya. Dia berhasil menculik Titah dan memintanya untuk menjadi istrinya, tetapi Titah menolak dan memilih untuk setia pada Kamil. Kamil, yang mengetahui tentang penculikan ini, berusaha menyelamatkan Titah dan berhasil membunuh Kevin. Versi 02 : Perjuangan dan Pengorbanan Namun, kebahagiaan mereka tidak berlangsung lama. Titah dituduh oleh warga desa telah berselingkuh dan diusir. Titah memilih untuk pergi dan meninggalkan Kamil, tanpa memberi tahu bahwa dia sedang mengandung anak mereka. Titah melahirkan dua anak kembar, Dzaka dan Dzaki. Sepuluh tahun kemudian, mereka mengetahui tentang ayah mereka dan berniat untuk mempersatukan kembali orang tua mereka. Namun, mereka harus menghadapi tantangan dari warga desa dan adik Kevin yang ingin membalas dendam. Dengan bantuan paman mereka, Fitra, dan sahabat ayah mereka, Rivan, Dzaka dan Dzaki berhasil meyakinkan warga desa dan menemui Kamil. Mereka menceritakan kisah mereka kepada Kamil, yang kemudian meminta mereka untuk membawanya kepada Titah. Akhirnya, Titah dan Kamil bertemu kembali dan Kamil membawa Titah pulang bersama anak-anak mereka. Mereka hidup bahagia bersama, menunjukkan bahwa cinta sejati dapat mengatasi segala rintangan. Novel ini adalah kisah cinta yang penuh dengan drama, konflik, dan emosi, yang akan membuat pembaca terpaku dari awal hingga akhir.

Titah_Kw · Fantasi
Peringkat tidak cukup
20 Chs

Bab 04

[Kamil : Assalamu'alaikum.]

[Titah : Wa'alaikumussalam.]

[Kamil : Kamu lagi apa sekarang, sudah keluar kelas belum?]

[Titah : Aku lagi di depan kelas kamu, sudah kok..]

[Kamil : Ha.. Di depan kelas, beneran?]

[Titah : Iya beneran..]

[Kamil : Perasaan baru tadi deh ketemu, sudah kangen daja kamu sama aku nya hehe..]

[Titah : Haduh.., bukan kangen kali.. Kan mata kuliahku selanjutnya di kelasmu..]

[Kamil : Oh kirain kangen, aku saja kangen kamu terus hehe..]

[Titah : Haduh..]

[Kamil : Ya sudah, sebentar lagi kan aku keluar kelas dan gak ada pelajaran lagi ku tunggu kamu pulang ya.]

[Titah : Iya..]

Lima Menit Kemudian..

Di Luar Kelas Kamil..

"Tah.."

"Iya.."

"Yuk masuk ke kelas." kata Dini.

"Tunggu kakak senior keluar kelas dulu dong, kan mereka belum keluar dari kelas." sambung Titah.

"Oh Iya, ya.." seru Dini.

"Do, yo, habis darimana?" tanya Titah.

"Biasa hehe.." jawab Aldo.

"Games tah.." jawab Aryo juga.

"Oh.." seru Titah.

"Sudah keluar semua tuh, yuk masuk." ajak Dini.

"Yuk.." sambung Titah.

"Tah.."

"Iya mil.."

"Nanti keluar jam berapa?" tanya Kamil.

"Jam dua, kenapa?" tanya Titah juga.

"Tidak apa-apa." jawab Kamil.

"Oh.." seru Titah.

"Cie.." Bagus masih meledek Kamil dan Titah.

"Jangan lupa pj nya ya." kata Lili mengingatkan Kamil.

"Ya sudah tenang saja, em nanti ajak teman kamu sekalian ya." sambung Kamil.

"Emangnya mau kemana?" tanya Titah lagi.

"Ada deh.." jawab Kamil lagi.

"Ya sudah.." kata Titah.

"Tah.." Dini memanggil Titah.

"Ya, aku masuk ya." kata Titah.

"Iya, aku tunggu di sini ya." sambung Kamil.

"Iya.." seru Titah.

Satu Setengah Jam Kemudian..

Di Kelas Titah..

"Akhirnya selesai juga mata kuliah hari ini." kata Titah.

"Tah.." Aldo memanggil Titah.

"Iya do, kenapa?" tanya Titah.

"Jadi gak?" tanya Aldo juga.

"Jadi apa ya?"

"Kita ke bioskop, gue mau nonton film yang baru itu loh.."

"Ya sudah, tapi gue ada janji sama Kamil dan teman-temannya, gimana dong?"

"Ya sudah bilang saja ke kak Kamil nanti habis nonton." kata Aryo.

"s ya udah deh, nanti ku bilang ke Kamil.." sambung Kamil.

Di Luar Kelas Titah..

"Tah.."

"Iya mil.."

"yuk.." ajak Kamil.

"Kemana?" tanya Titah.

"Nonton." jawab Kamil.

"Nah pas tuh kak." kata Aldo.

"Maksudnya?" tanya Kamil.

"Maksudnya pas karena dia ngajakin aku nonton, gitu kan do?" tanya Titah juga.

"Iya.." jawab Aldo.

"Oh, ha.. ngajak kamu nonton hmm.." kata Kamil yang cemburu.

"Jangan cemburu gitu dong nanti gantengnya hilang loh, senyum dong, senyum, mana senyumnya." kata Titah yang merayu Kamil karena salah paham dan agar Kamil tidak cemburu.

"Hi.." Kamil meringis.

"Nah gitu dong." kata Titah lagi.

"Mil.." sapa Anggia.

"Iya gia, kenapa?" tanya Kamil lagi.

"Teman-teman sudah pada ngumpul tuh di depan kampus, jadi kan?" tanya Anggia juga.

"Jadi gia.." jawab Kamil.

"Ya sudah gue dan teman-temannya cewek elu tunggu didepan kampus saja ya." kata Anggia.

"Iya.." seru Kamil.

"Tapi jangan lama ya." kata Anggia dan Lili bersamaan.

"Iya Anggi, Lili.." sambung Kamil.

"Oke.." seru Anggia dan Lili bersamaan.

"Teman-teman kammu yang mana saja tah?" tanya Lili.

"Aldo, Aryo, Doni, Dini." jawab Titah.

"Sudah itu doang?" tanya Anggia memastikan.

"Iya kak.." jawab Titah lagi.

"Oke.." seru Anggia dan Lili bersamaan.

Di Depan Kampus..

"Kak, kok kak Kamil sama Titah lama ya?" tanya Doni.

"Gak tahu pacarannya lama banget." jawab Anggia.

"Emangnya Titah sama kak Kamil pacaran ya kak?" tanya Dini.

"Iya, loh memangnya kalian berempat gak tahu?" tanya Ridwan.

"Enggak kak.." jawab Aryo.

"Kapan kak, kok kita gak tahu sih kalau kak Kamil sama Titah pacaran?" tanya Aldo.

"Tadi pagi, yang aku panggil Titah untuk ke taman." jawab Lili.

"Oh.." seru Aldo, Aryo, Doni dan Dini.

"Tapi kok Titah gak cerita ya ke kami.." kata Dini.

"Mungkin Titah mau cerita ke kaliannya nanti kali.." sambung Bagus.

"Oh.." seru Dini.

"Iya.." sambung Ridwan.

"Assalamu'alaikum." Titah dan Kamil memberikan salam pada teman-temannya.

"Wa'alaikumussalam." teman-temannya menjawab salam dari Titah dan Kamil.

"Nah memang jodoh ya kalian berdua baru di omongin eh sudah nongol saja." kata Bagus.

"Ya sudah ayo jalan." kata Kamil.

"Mil motor elu, elu mau tinggal di kampus gitu?" tanya Ridwan.

"Ya enggak lah." jawab Kamil.

"Ya sudah buru sana ambil.." kata Bagus.

"Ini baru mau gue ambil gus.." sambung Kamil.

"Ya sudah sana." kata Bagus lagi.

"Iya, iya.. Eh titip ya kesayangan gue nih.. jangan elu pada apa-apain." sambung Kamil lagi.

"Iya kaga, sudah sana." kata Lili.

"Iya, dah sayang.." sambung Kamil lagi.

"Tah.." sapa Dini.

"Iya Din.." jawab Titah.

"Lu kok gak cerita sih ke kita berempat kalau elu sama kak Kamil itu pacaran." kata Dini.

"Baru mau cerita tadi di kelas ke kalian berempat tapi kalian tahu kan tadi yang ngajar siapa?" tanya Titah.

"Pak Indra.."jawab Aryo.

"Kalian diajar pak Indra tadi?" tanya Lili.

"Iya kak Lili, kenapa?" tanya Doni juga.

"Itu kan dosen kilernya luar biasa." kata Ridwan.

"Emang kak Ridwan.." sambung Aryo.

"Nah tadinya juga mau cerita, eh kalian udah keburu di bawa ke sini dan Kamil juga keburu nyamperin aku." kata Titah.

"Ayo.." kata Kamil.

"Sudah mil?" tanya Ridwan.

"Nurutkeun anjeun?" tanya Kamil.

"Geus da mil.." jawab Ridwan.

"Tah eta anjeun teurang wan.." kata Kamil.

"Enggal pisan sinarieun." kata Lili heran.

"Heueuh atuh, kedah eta margi Titah abdi deudeuh teu kenging nungguan lami teuing hehe.." kata Kamil lagi.

"Giliran aya Titah jalanna enggal pisan, giliran teu aya di alon-alon geus jegud keong.." keluh Ridwan.

"Eta pan kanggo anjeun wan,benten lamun kanggo Titah abdi deudeuh lah.." kata Kamil.

"Nya geus hayuk.." Ridwan naik ke motor Kamil.

"Eh wan keur naon?" tanya Kamil.

"Nya tumpak motor anjeun lah.. Sepertos biasana pan abdi sok di bonceng anjeun mil." jawab Ridwan.

"Raos wae emangnya  abdi tukang ojek anjeun naon.." keluh Kamil.

"Turun wan, motor ieu ayeuna kanggo bonceng Titah sanes anjeun deui." kata Kamil.

"Tuh kuping naon sanggem Bagus, geus turun ditu noh tumpak mobilna Anggia wae." Kamil memaksa Ridwan turun dari motornya Kamil.

"Nanging mil.." kata Ridwan.

"Teu aya nanging-nangingan." sambung Kamil.

"Teurang, lagian Kamil salaki, Ridwan salaki mios saban dinten boncengan mulu teu rempan di katain hombreng naon?" tanya Bagus.

"Ih amit-amit.." kata Ridwan dan Kamil bersamaan.

"Nya heunteu gus, ulah nyarios sepertos eta gus.." kata Kamil.

"Teurang omonganmu eta teh dua anjeun gus.." sambung Ridwan.

"Nya geus ditu neda na,Titah abdi deudeuh." kata Kamil.

"Iya mil.." sambung Titah.

"Sini boncengan sama aku."

"Iya.."

"Jagain anak orang loh mil." kata Lili.

"Iya.." sambung Kamil.

Di Mall..

"Mau nonton apa nih?" tanya Titah.

"Film yang kamu bilang itu tah." jawab Aldo.

"Oh.." seru Titah.

"Film apa?" tanya Kamil.

"Bollywood mil." jawab Titah.

"Oh ya sudah gak apa-apa, yang lain?" tanya Kamil.

"Horor.." jawab Bagus.

"Ya sudah kalau gitu horor Ridwan, Bagus, Lili, Dian dan Anggi (berlima) ya, yang Bollywood Titah, saya, Dini, Doni, Aldo dan Aryo (berenam) ya." kata Kamil.

"Gak enak ah mil, masa kita nontonnya pisah." keluh Ridwan.

"Terus?" tanya Kamil.

"Kita ikut elu saja mil." jawab Ridwan.

"Oh gitu, ya sudah berarti sebelas ya." kata Kamil.

"Iya.." seru Ridwan.

"Nih wan uangnya." kata Kamil memberikan uangnya pada Ridwan.

"Oh iya mil gak enak dong masa nonton bioskop gak ada popcron dan minumannya." keluh Bagus.

"Ya sudah nih.." kata Kamil memberikan uang pada Bagus.

"Lah elu mau kemana?" tanya Anggia.

"Nunggu di dalam sama Titah." jawab Kamil.

"Ih kok gitu sih mil.." kata Titah yang merasa tidak enak hati oleh teman-temannya.

"Ya sudah tah gak apa-apa kok, nunggu di dalam saja sama Kamil." kata Lili.

"Tapi.." seru Titah.

"Iya tah benar gak Apa-apa, ya sudah mil ajak gih ke dalam." kata Anggia.

"Oke, yuk beb.." sambung Kamil.