webnovel

Bagaikan Rama & Sinta

Versi 01 : Cinta yang Hilang dan Ditemukan Novel ini menceritakan kisah cinta abadi antara Titah dan Kamil, dua sahabat masa kecil yang dipisahkan oleh waktu dan nasib selama 17 tahun. Mereka bertemu kembali dan jatuh cinta, namun sebelum mereka dapat menikah, masa lalu Titah yang kelam muncul kembali dalam bentuk Kevin, mantan kekasih yang jahat dan posesif. Kevin, meski sudah menikah, masih menginginkan Titah dan merencanakan untuk menculiknya. Dia berhasil menculik Titah dan memintanya untuk menjadi istrinya, tetapi Titah menolak dan memilih untuk setia pada Kamil. Kamil, yang mengetahui tentang penculikan ini, berusaha menyelamatkan Titah dan berhasil membunuh Kevin. Versi 02 : Perjuangan dan Pengorbanan Namun, kebahagiaan mereka tidak berlangsung lama. Titah dituduh oleh warga desa telah berselingkuh dan diusir. Titah memilih untuk pergi dan meninggalkan Kamil, tanpa memberi tahu bahwa dia sedang mengandung anak mereka. Titah melahirkan dua anak kembar, Dzaka dan Dzaki. Sepuluh tahun kemudian, mereka mengetahui tentang ayah mereka dan berniat untuk mempersatukan kembali orang tua mereka. Namun, mereka harus menghadapi tantangan dari warga desa dan adik Kevin yang ingin membalas dendam. Dengan bantuan paman mereka, Fitra, dan sahabat ayah mereka, Rivan, Dzaka dan Dzaki berhasil meyakinkan warga desa dan menemui Kamil. Mereka menceritakan kisah mereka kepada Kamil, yang kemudian meminta mereka untuk membawanya kepada Titah. Akhirnya, Titah dan Kamil bertemu kembali dan Kamil membawa Titah pulang bersama anak-anak mereka. Mereka hidup bahagia bersama, menunjukkan bahwa cinta sejati dapat mengatasi segala rintangan. Novel ini adalah kisah cinta yang penuh dengan drama, konflik, dan emosi, yang akan membuat pembaca terpaku dari awal hingga akhir.

Daoistovzdb20 · Fantasy
Not enough ratings
21 Chs

Bab 03

Di Stasiun Manggarai..

"Makasih ya mil.." kata Titah.

"Iya, kamu hati-hati ya di jalan." sambung Kamil.

"Iya mil.." seru Titah.

"Em tah.."

"Iya.."

"Kabarin ya kalau sudah sampai." pinta Kamil.

"Iya mil, assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam"

DI RUMAH KAMIL

Di Ruang TV..

"Nek, mah tahu gak tadi aku lihat mamang samperin cewek, terus cewek itu di bonceng sama mamang pake motornya di rumah om Rivan."

"Yang benar kamu Arya?" tanya teteh Indriani.

"Iya mah.." jawab Arya.

"Assalamu'alaikum." Kamil memberikan salam pada ibu Prameswari, teteh Indriani dan Arya.

"Wa'alaikumussalam." ibu Prameswari, teteh Indriani dan Arya menjawab salam dari Kamil.

"Cie.. Siapa tuh.." Arya meledek Kamil.

"Apaan sih Arya?" tanya Kamil.

"Gak usah boong deh mang, Arya lihat kok tadi mamang bonceng cewek di depan rumannya om Rivan?" tanya Arya juga.

"Iya emang?" tanya ibu Prameswari yang penasaran.

"Siapa mil namanya?" tanya teteh Indriani yang juga penasaran.

"Pacar baru ya?" tanya ibu Prameswari yang masih penasaran.

"Bukan pacar baru mah tapi gebetan." jawab Kamil.

"Oh.." seru ibu Prameswari.

"Cie mamang.." kata Arya.

"Mamang mu yang satu lagi pulang noh Arya." kata Kamil.

"Assalamu'alaikum." Fitra memberikan salam pada ibu Prameswari, teteh Indriani, Kamil dan Arya.

"Wa'alaikumussalam." ibu Prameswari, teteh Indriani, Kamil dan Arya.

"Cie mamang.." kata Arya yang masih meledek Kamil.

"Sudah ah.. Aku ke kamar dulu ya." kata Kamil yang menghindar dari ibu, kakak dan keponakannya.

"Iya salam buat gebetannya ya mil." kata ibu Prameswari.

"InsyaAllah mah.." sambung Kamil.

"Pamaksudanna?" tanya Fitra.

"Heueuh insyaallah bade barobah kaayaan pamajikan Kamil jaga kitu pamaksudanna Fitra hehe.." jawab teteh Indriani.

"Saha mil, saha?, saha ngaranna pamaksudanna hehe.." kata Fitra lagi.

"A.. Kepo ya..?" tanya Kamil.

"Anu kepo mah sanes mung aa anjeun hungkul mil, nanging nama & teteh tu oge kepo." jawab Fitra.

"Mama kenal naha saha jelemana, anu intina anjeunna nyaeta rerencangan Kamil ti alit sarta.." jawab Kamil.

"Sarta naon mil?" tanya ibu Prameswari penasaran.

"Sarta anjeunna tatangga tiheula di dieu." jawab Kamil lagi.

"Anakna om Nano nya mil?" tanya Fitra juga penasaran.

"Kok.." jawab Kamil di potong oleh Fitra.

"Teurang atuh,pan aa sering chatan sami anjeunna jabi chatan, video callan oge loh.. Anjeunna eta nanyain anjeun teras saban chatan sami aa,cie.. Tresna na henteu bertepuk palebah panangan yeuh ye.." kata Fitra memotong jawaban dari Kamil.

"Ih aa.." pipi Kamil memerah karena malu yang di goda kakaknya.

"Ci.. Ci.. Cie.. Pipi na beureum." teteh Indriani dan Arya menggoda Kamil.

"Atos ah.." kata Kamil.

"Hoyong kamana mil?" tanya Fitra.

"Hoyong ka kamar, hoyong ngerjain pancen kuliah." jawab Kamil.

"Tra.." ibu Prameswari memanggil Fitra.

"Iya mah.." jawab Fitra.

"Siapa sih?, mama penasaran nih.." tanya ibu Prameswari yang masih penasaran.

"Eta loh ma anakna almarhum om Nano." jawab Fitra.

"Nano?" tanya ibu Prameswari lagi.

"Heueuh om Nano anu kantos kantun di dieu, tatangga urang tiheula ,anu ulin na tiluan mulu Kamil, Rivan dan Titah." jawab Fitra lagi.

"Oh heueuh mama emut Titah eta anakna mas Nano.., mil.." kata ibu Prameswari.

"Mah, mah.." teteh Indriani memanggil ibunya.

"Naon teh?" tanya ibu Prameswari.

"Hoyong ke manten?" tanya teteh Indriani juga.

"Ka kamar Kamil, teh lanjutkan masak tiheula nya, awas ulah dugi gosong eta asupkeun na." jawab ibu Prameswari.

"Ha.." kata teteh Indriani.

"Teh.." sambung Fitra.

"Naon Troh?"

"Geremet teu sami naon anu hoyong mama omongin ka Kamil?"

"Heueuh Troh.. Teteh geremet,yuk ka kamar Kamil oge."

"Arya.." teteh Indriani memanggil Arya.

"Murangkalih teu kenging miluan,ditu diajar."

"Mah.."

"Naon Arya?"

"Mamang tuh.."

"Anu di ngomong mamang leres,murangkalih teu kenging miluan,geus gih ditu diajar wae sami aki." pinta teteh Indriani.

"Iya mah.." kata Arya patuh.

Di Kamar Kamil Lagi..

"Akhirnya bisa rebahan juga, eh iya lupa tugas kuliah.." kata Kamil.

"Assalamu'alaikum mil.."

"Wa'alaikumussalam."

"Mil.."

"Iya mah.."

"Mama teh tahu sekarang yang kamu maksud itu siapa." kata ibu Prameswari.

"Siapa mah emangnya?" tanya Kamil.

"Tra.."

"Naon teh?" tanya Fitra.

"Langkahnya pelaminan.." jawab teteh Indriani.

"Iya teh.." kata Fitra.

"Titah kan cinta pertama kamu?" tanya ibu Prameswari memastikan.

"Oh.. Cinta pertamanya." kata teteh Indriani dan Fitra menguping di kamar Kamil.

"Iya kok mama tahu?" tanya Kamil.

"Tahu dong, sudah kejar dia ternyata dia jodohmu mil." jawab ibu Prameswari.

"Mama setuju?"

"Iya mama setuju."

"Cie yang dapat restu dari mama.." kata teteh Indriani dan Fitra keceplosan.

"Teteh, aa.." keluh Kamil.

"Teh kamu di sini, terus yang masak?" tanya ibu Prameswari.

"Ada istrinya Fitra kok mah.." jawab teteh Indriani.

"Sudah cepat di jadiin istri sebelum di rebut orang loh.." kata Fitra.

"Nunggu lagi deh.." kata Kamil.

"Cie.."

"Iya mah.."

"Oh ya kalau sudah jadian bawa ke rumah ya." pinta ibu Prameswari.

"Iya ma.." kata Kamil patuh.

Empat Belas Hari Kemudian..

Di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Di Kelas Kamil..

"Wan.."

"Wa'alaikumussalam."

"Astaghfirullahalazim lupa, assalamu'alaikum wan." kata Kamil.

"Wa'alaikumussalam mil, aya naon, ada apa?" tanya Ridwan.

"Aya naon memang ada apa.., langsung ke intinya saja deh.." jawab Kamil.

"Iya sudah cepat." pinta Ridwan.

"Elu kan bisa ya nyanyi, nah saya sudah menuliskan sebuah lagu untuk junior kita, em.. Maksudnya murid saya yang bernama Titah.." kata Kamil menjelaskan intinya pada Ridwan.

"Oke, tapi kamu yang nyanyi ya." kata Ridwan.

"Iya.." sambung Kamil.

"Kamu yakin ingin menyatakan cinta sekarang?" tanya Bagus.

"Iyalah.. Kapan lagi." jawab Kamil dengan yakin.

"Ya sudah cocokin nadanya dulu." pinta Ridwan.

"Oke.." seru Kamil.

Di Kelas Titah..

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam."

"Disini ada yang bernama Titah?" tanya Lili.

"Saya yang bernama Titah, ada apa ya?" tanya Titah juga.

"Boleh ikut saya sebentar?" tanya Anggia.

"Tentu saja.." jawab Titah.

Di Taman Kampus..

"Di taman, maaf kenapa di taman kampus ya, apa ada yang ingin anda bicarakan?" tanya Titah.

"Ada tetapi bukan saya yang akan menyampaikannya tetapi teman saya yang bernama Kamil.." jawab Anggia.

"Iya teman saya, Kamil.. Anda kenal kan?" tanga Lili.

"Iya saya kenal.." jawab Titah.

"Tunggu sebentar ya, itu dia.. Baik kalau begitu saya tinggal ya, permisi." kata Anggia.

"Iya.." seru Titah.

"Terimakasih temanku." kata Kamil.

"Iya sama-sama apa sih yang tidak untuk kamu." sambung Lili.

"Mil.."

"Naon wan?" tanya Kamil.

"Sudah bisa dimulai belum?" tanya Ridwan juga.

"Sudah.." jawab Kamil.

"Oke.." seru Ridwan.

Sekian lama ku nantikan

Saat-saat yang seperti ini

Detak jantungku semakin kencang

Tekadkan diri nyatakan padamu

Terimalah oh cintaku

'kan ku balas semua cintamu

Aku aku suka kamu

Kamu apa kamu mau

Mau menjadi pacarku

Sekian lama ku nantikan

Saat-saat yang seperti ini

Detak jantungku semakin kencang

Tekadkan diri nyatakan padamu

Terimalah oh cintaku

'kan ku balas semua cintamu

Aku aku suka kamu

Kamu apa kamu mau

Mau menjadi pacarku

Aku aku sayang kamu

Kamu apa kamu mau

Mau menjadi cintaku." Kamil bernyanyi lagu nyatakan cinta untuk menyatakan cintanya pada Titah.

"Titah.."

"Iya mil.."

"Sudah dua minggu kita dekat lagi sebenarnya perasaan itu masih ada, aku sangat mencintaimu dan aku juga masih menunggu kamu hingga saat ini, woud you be my lover?" tanya Kamil.

"Terima, Terima, Terima." sorak teman-teman Kamil.

"Please accept my love and please accept me to be your lover and don't reject my love." kata Kamil.

"You are serious, just like you are still waiting for me and I'm also still waiting for you." sambung Titah.

"Lalu jawabannya?" tanya Kamil lagi.

"The answer is yes, I want to be your lover." jawab Titah.

"Seriously?" tanya Kamil memastikan.

"Yes I am serious.." jawab Titah lagi.

"Cie.." Bagus menggoda keduanya (Titah dan Kamil).

"Yes nanti ada yang dapat pj nih.." kata Lili.

"Wis tenang saja ada kok dari gue." sambung Kamil.

"Wis gue, biasanya juga saya hehe.." kata Ridwan.

"Kali ini mah beda hehe.." sambung Kamil lagi.

"Oh ya kak.. Aku mau masuk ke kelas dulu ya, soalnya mau lanjut mata kuliah selanjutnya." kata Titah.

"Oh iya.." sambung teman-teman Kamil.

"Beb.." Kamil memanggil Titah.

"Cie panggil beb.." Bagus meledek Titah.

"Hati-hati ya." kata Kamil.

"Iya.." sambung Titah.

"Cie.." teman-teman Kamil masih menggoda keduanya (Titah dan Kamil).

Akhirnya aku dan Titah resmi berpacaran, sesuai dengan janjiku sabtu, malam minggu ini aku menepati janjiku pada mama, yaitu mengajak Titah ke rumah dan Jalan-jalan.

Di Kelas Kamil..

"Titah sudah keluar kelas belum ya, mumpung dosen belum dateng whatsapp dia saja.." kata Kamil memikirkan Titah.