Mengetahui timnya sebesar ini membuat para mahasiswa baru merasa tertekan, seakan mereka tak hanya dituntut oleh Coach Alex, namun seluruh pendukungnya yang rela datang jauh-jauh hanya untuk mendukung Universitas Mandara. Marlon sendiri sampai kebingungan apakah ia harus senang atau tidak ketika ada orang lain membicarakan timnya sekaligus membuat pertaruhan. Namun yang jelas tubuh mereka semua mendadak merinding, termasuk Arya.
Beberapa menit kemudian, para peserta turnamen nasional telah berkumpul di stadion tersebut. Walau semua tim tersebut berjumlah hingga ratusan orang, bahkan ribuan, tetap bisa menampung para pemain. Di hadapan mereka semua terdapat panggung serta mimbar yang sangat sederhana guna untuk memberi sambutan-sambutan dari ketua panitia hingga perwakilan dari menteri olahraga.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com