Arya menutup pintu ruangan pribadi Mr. Steve dari luar dengan kepala yang menunduk. Kemudian ia menghela napas panjang sambil menutup matanya, seakan apa yang terjadi belakangan ini sangat mengganggunya. Padahal ia mengambil waktu cuti libur untuk kebaikannya sendiri walau memang harus diakui jika waktu yang ditentukan sangat tidak tepat.
Namun Arya merasa belakangan ini memang membutuhkan refreshing. Sudah berbulan-bulan ia tak absen dari latihan basket baik bersama UKM Basket kampusnya maupun Karesso. Apa yang Arya telah kerahkan selama ini apakah masih belum cukup di mata mereka? Arya selalu berlatih untuk impian dan tak lupa juga agar ia tak ingin dipandang sebelah mata oleh atasannya. Meski begitu mereka tetap saja mengekang Arya seakan ia tak boleh satu hari pun berhenti bermain basket.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com