Tapi Rafan bukannya segera melepaskan tangannya, dia malah semakin mengeratkan pelukannya pada pinggangku bahkan mulai mengendus-endus ke lehernya.
"Saya kangen kamu" bisik Rafan parau.
Berapa hari mereka tidak melakukannya ? Entahlah, tapi aku merasa sudah berhari-hari. Aku pikir karena aku menunggu Laras mual-mual, maka dari itu aku sengaja tidak melakukannya lagi, tapi sekarang aku tidak peduli, bahkan sudah menunggu berhari-hari tapi istrinya tetap tida terdengar mual-mual, mungkin usahaku masih belum membuahkan hasil. Tapi terlepas dari itu semua, saat ini aku benar-benar merindukannya, apalagi semalaman dia membuatku begadang memikirkannya, membuatku takut karena berpikir mungkin dia tidak akan kembali lagi. Anggap saja ini hukuman karena dia membuatku khawatir, sekaligus pengobat rasa rinduku padanya.
"Harusnya tadi saya gak usah pakai baju ya" gumamku tepat di celah lehernya.
"Apa ?!"
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com